Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Demi memuaskan dahaganya yang tidak pernah puas. Amanda menghubungi Dara untuk bertemu, di awal tidak ada jawaban dari perempuan yang dia anggap sebagai ibunya. Namun, beberapa jam kemudian, Dara membalas dan bersedia bertemu di tempat yang ditentukan olehnya.
Elang beberapa hari tidak ke Perusahaan karena keadaannya. Dona sudah tidak peduli dengannya, wanita itu tegas mengatakan kalau tidak akan pernah mengakui Amanda sebagai menantunya.
"Aku akan bertemu dengan Tante Dara. Besok, kamu harus ke Perusahaan. Tidak mungkin aku menghandlenya seorang diri. Banyak hal yang terjadi ketika kamu istirahat di rumah," ucap Amanda dengan tersenyum.
"Mungkin aku tidak bisa menghandlenya, Amanda. Aku..."
"Jangan menyerah secepat itu, aku yakin Tante Dara akan membantuku," balas Amanda.
"Kau tidak tahu bagaimana watak dari Tante Dara. Kita berdua telah menyakiti Alea. Tidak mungkin dia membantu kita lepas dari keterpurukan ini," ujar Elang yang beberapa hari ini selalu dilanda kebimbangan.
"Yang harus kamu lakukan adalah mengurus perusahaan. Kemudian, mempercepat proses perceraian dengan Alea, lalu menikahiku. Aku tidak ingin mengundang lagi, kandunganku sudah 16 Minggu. Tidak mungkin aku menutupinya dari semua orang," ucap Amanda.
Elang tidak memiliki pilihan lagi, janin yang ada dalam kandungan Amanda tentu akan terus berkembang. Bila mereka tidak segera menikah pasti banyak orang yang akan berspekulasi tentang hubungan keduanya. Bersama Alea pun sudah tidak mungkin, satu-satunya cara adalah dia bertahan dalam keadaan ini.
"Ya, coba saja kamu meminta bantuan Tante Dara," ucap Elang.
"Jangan lupa untuk meyakinkan Mama Dona. Aku tidak menyukai mertua yang ketus seperti Mama. Tolong jangan membuatku stress. Aku ini mengandung anakmu," pinta Amanda.
"Aku akan berbicara pada Mama. Mau tidak mau, Mama harus menerimamu karena kau akan segera menjadi istriku," balas Elang.
Beberapa hari bersama Amanda membuat Elang berusaha untuk berpikir jernih. Orang yang paling pantas untuk mengasuh anaknya memanglah Amanda karena dia adalah ibu dari anaknya. Namun, ketika memikirkan kehidupannya yang sekarang sulit, Elang selalu menyesal menduakan Alea dan mendapatkan Amanda.
Bagaikan Elang sudah mendapatkan berlian kemudian menginginkan batu kali. Ketika ingin kembali memiliki berlian kesempatan itu sudah habis. Tiba-tiba dia mengingat Noah yang datang menolong Alea ketika dia hendak melec ehkan Alea.
"Apa Noah memiliki hubungan dengan Alea?" tanya Elang pada Amanda.
"Siapa? Noah mantan kekasihku?" jawab Amanda menatap Elang dengan tatapan penasaran.
"Ya, aku melihatnya ketika mengunjungi Alea saat itu. Mereka terlihat sangat dekat." Bayangan Noah memeluk Alea ketika dia diseret oleh Julian masih sangat jelas dalam ingatannya.
"Kalau memang mereka bersama, pasti itu hanyalah trik untuk membuat kita cemburu. Jangan pedulikan pria itu, dia hanyalah seorang karyawan yang tidak memiliki kekuasaan. Bila Alea memilihnya, tentu saja levelnya sangat jauh di bawahmu," ucap Amanda membayangkan Alea mendapatkan pasangan yang lebih rendah dibandingkan Elang.
"Bisa saja terjadi, kita telah mengkhianati mereka. Mungkin saja mereka merencanakan balas dendam atau hanya ingin membuat kita cemburu." Angan Elang melambung bila memang Alea dan Noah bersama hanya untuk membuatnya cemburu.
Kepercayaan itu membuat Elang tersenyum. Hal yang baru dia lakukan setelah beberapa hari meratapi kesedihan. Alea memiliki pasangan yang jauh dibawah dirinya merupakan kesenangan sendiri bagi Elang. Bagitu pun Amanda yang menertawai Alea yang jatuh dalam pelukan Noah.
***
"Bagaimana kabar, Tante?" tanya Amanda dengan penuh keceriaan.
Dara menatap Amanda dengan tajam. Dia tidak habis pikir dengan Amanda yang masih berani menemuinya setelah semua yang dilakukannya pada Alea.
"Kau bisa lihat sendiri, Manda. Tidak usah berbasa-basi. Apa yang ingin kamu bicarakan pada Tante?" jawab Dara dengan dingin.
Amanda meneguk ludahnya mendengar ucapan Dara yang terkesan sangat dingin. Wanita paruh baya itu selalu menganggap Amanda sebagai anaknya juga karena hubungan Dara dan Bastian membaik walau dibaluri dengan masa lalu yang cukup pelik.
"Aku ingin meminta bantuan Tante. Pasti Tante bisa membantuku untuk mengembalikan beberapa kerja sama dengan Perusahaan Trijaya, bukan? Tolong bantu aku, Tan. Aku bisa jatuh miskin bila Tante tidak membantuku," pinta Dara sambil menggenggam erat tangan Dara.
Mata Dara membelalak, dia tidak menyangka Amanda berani meminta bantuannya untuk meloloskan rencananya. Perempuan yang telah dia sayangi itu ternyata menusuk Alea dari belakang.
Pengkhianatan Amanda dan Elang membuat Luka yang mendalam pada putrinya. Ibu mana yang tidak ikut sakit ketika melihat putrinya menangis. Bahkan, beberapa kali Alea menyalahkan dirinya sendiri dan membandingkan dengan Amanda.
"Apa kau tidak memiliki rasa malu sedikit pun, Amanda? Kau kira aku akan menolong orang yang telah mengkhianati putriku?" tanya Dara dengan suara yang lantang.
Amanda menatap Dara dengan gugup. Dia pikir Dara akan tetap menyayanginya seperti biasanya. Kenyataan ini menamparnya sedemikian rupa tidak berekspektasi dengan pertanyaan Dara.
"Itu semua bukan salahku, Tante. Elang yang merayuku untuk mengkhianati Alea. Aku...."
"Lalu, mengapa kamu mengikuti keinginan Elang. Jangan kita aku bodoh, Manda." Dara menahan amarah ketika Alea tidak mengakui kesalahannya sendiri.
"Salah Alea juga yang tidak dapat memuaskan Elang. Belum lagi, dia tidak bisa hamil setelah beberapa tahun menikah. Tante pikir bagaimana hidup pernikahan tanpa adanya a..."
Plak
Belum selesai Amanda mengucapkan perkataannya. Pipinya telah ditampar oleh Dara. Wanita itu sudah muak dengan semua ucapan Amanda yang memutar balikkan fakta.
"Aku sangat ingin melakukan hal yang lebih. Bahkan, aku ingin menjambak, kemudian menyeretmu ke tiang gantungan Amanda. Aku tidak akan pernah memaafkanmu. Aku yakin hidupmu tidak akan pernah bahagia," balas Dara kemudian wanita itu pergi dari hadapan Amanda.
Amanda menangis setelah mendapatkan tamparan dari Dara. Hati kecilnya tidak terima Dara menatapnya penuh kebencian. Wanita itu berharap kalau Dara akan terus menganggapnya Amanda yang melakukan kesalahan kecil dan akan terus dimaafkan atas segala kekhilafannya.
"Aku.... maafkan aku, Tante. Aku hanya..." Amanda memejamkan mata menahan sesak di dada. Tidak ingin mengakui kalau semuanya terjadi karena perasaan iri dan dengki yang selama ini dia pelihara.
***
Bersambung....
Terima kasih telah membaca. ❣️
Kecuali kalau mereka berulah baru keluargamu bergerak Alea.......
dan sang adik pun g ada ahklak xa daniri hati yg begitu besar mendorong ia menhalal segala cara