Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Kinara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin puteranya menikahi gadis dari kalangan miskin. Juga wanita yang menjadi saingan cinta Nara.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas penderitaannya, serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui Mami Angga
"Nada...!!!!" Hanya itu yang terdengar dari mulut Nara memanggil nama Nada dengan lirih.
Nara sendiri terkejut saat wanita paruh baya itu tiba-tiba memeluknya, terlebih memanggil dirinya dengan nama Nada.
Angga mendekati Nara dan mama nya yang sedang berpelukan," Nara....ini mamaku, mama Lily nama nya." Ucap Angga memperkenalkan mama nya supaya sang kekasih tidak bingung.
Nara yang paham pun hanya mengusap punggung mama Lily dan sesekali menepuk-nepuk punggung mama Lily dengan pelan.
Walau dari SMP Nara di tinggal kedua orang tuanya apalagi kehilangan sosok ibu nya, namun kini hanya pelukan dari seorang ibu yang baru dikenalnya sudah membuat hati Nara merasa nyaman.
"Nada, kenapa kamu sekarang jadi kurus nak??" Tanya mama Lily yang menarik bahu Nara pelan dan membawa tubuh Nara ke ruang yang ada televisinya dan mendudukan Nara disofa dekat dengan mama Lily yang juga duduk di samping.
Angga hanya mengikuti langkah mereka dan juga duduk di sofa yang lain secara terpisah, namun masih dekat dengan mereka.
"Nada....nada kamu malah bengong aja, mama tanya kenapa kamu sekarang keliatan kurus nak?? Apakah makanan yang bibi masak dirumah tidak enak??"
Pertanyaan mama Lily membuyarkan lamunan Nara yang masih syok dengan ini semua tanpa Angga memberitahukan semua terlebih dahulu kepadanya sehingga membuat ia tak nyaman.
"Enak...enak koq makanan di rumah, cuma aku lagi banyak tugas kuliah saja. " jawab Nara bingung dan alasan itu yang paling tepat dia lontarkan.
Padahal memang benar sekarang Nara lebih kurus dari sebelumnya yang biasanya memiliki pipi chubby kini terlihat agak tirus, bagaimana tidak kurusan, setiap hari, setiap malam bahkan entahlah ketika ingin, Angga selalu mengajaknya bercumbu tiada henti, Nara sampai menyebut Angga over hormon.
"Mami sudah makan ini mama bawakan roti panggang kesukaan mami" Angga memberikan sekotak tempat makan yang telah terisi banyak roti panggang kesukaan mama nya.
"Angga, kamu juga kesini nak"
"lha mama ini gimana sih, dari tadi kan Angga di sini, mama malah cuekin Aku." Rajuk Angga yang kemudian berlaga jadi anak kecil dengan tingkahnya yang keliatan lucu dan cemberut di depan mami nya.
Mama Lily merentangkan tangan nya didepan putera sulung nya, sang anak yang paham pun mulai mendekati mama Lily dan memeluk erat sang mama yang telah melahirkannya ke dunia ini.
Nara melihatnya dengan terharu dan sedikit menitikan air matanya menyaksikan kedekatan seorang ibu kepada anaknya, namun yang jadi pertanyaan Nara selama ini adalah kenapa mama Lily bisa berada disini?? Apa yang sebenarnya terjadi??
*****
Dikantor Tuan Erlangga sedang merencanakan akan mengenalkan Angga pada putri temen bisnisnya yang bernama Ricky, dan puterinya yang bernama Raline yang akan dijodohkan dengan angga, Raline adalah anak semata wayang Ricky dan ibu nya telah meninggal ketika Raline remaja.
Raline adalah anak yang manja dan setiap keinginan nya harus dipenuhi, Raline sebenarnya yang menginginkan Angga kelak menjadi suaminya, sudah lama Raline menyukai Angga sebelum nada meninggal karena bunuh diri.
Pergaulan Karin terbilang bebas, dia sering berganti teman ranjang untuk memuaskan dirinya, namun dia jika dihadapan ayahnya dia akan menjadi anak yang penurut dan manja. Usia Karin sebenarnya sendiri sama dengan nada adik Angga, mereka sama sama berusia 23 tahun jika kini nada juga masih hidup.
"Ricky nanti malam saya tunggu Kehadiran dirumah kami, bawa juga Raline supaya mereka dekat". Ucap Erlangga ketika mereka telah menyelesaikan pekerjaan nya dan sedikit membicarakan Pertemuan 2 keluarga.
"Oke baiklah, aku akan membicarakan nya dengan Raline." jawab Ricky.
Setelah kepergian Ricky teman nya, Erlangga mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Angga dan mengatakan " malam ini kamu harus datang ke rumah karena ada hal penting. Bawa juga pacarmu".
Seperti itulah bunyi pesan Erlangga yang di kirimkan ke puteranya. Entah apa yang akan di rencanakan erlangga Nanti pada Angga dan Nara ???
*******
Balik lagi di rumah sakit jiwa mama Lily telah tertidur setelah makan siang dan bercanda dengan Angga dan juga Nara. Ponsel Angga bergetar dan Angga pun mengecek notifikasi pesan dari papi nya, setelah membaca nya Angga hanya tersenyum membaca pesan sang papi kepadanya, mungkinkah papi nya kini merestui hubungan nya dengan Nara??
Angga mengajak Nara untuk pulang setelah mama nya telah tertidur pulas Setelah minum obat, sebelum pulang keluar dari gedung Angga membawa Nara ke sebuah tempat duduk dibawah pohon yang teduh, setelah mereka duduk Angga pun menceritakan perihal sang mama yang nasibnya berakhir di rumah sakit jiwa.
"Maaf jika mama memanggilmu dengan sebutan nada, mungkin menurut mama kamu mirip dengan nada adik aku." Ujar Angga dengan menghela nafasnya yang begitu berat setelah menceritakan semua nya.
"Aku gak masalahkan itu kak, cuma aku kasihan sama Tante Lily yang di rawat jauh dari kalian, kenapa tidak merawatnya dirumah saja???" Pertanyaan Nara pun hanya membuat Angga menghembuskan nafas beratnya kembali.
"itu karena papi aku tidak ingin mama tidak ada yang mengawasi karena kesibukan papi yang sering banget keluar negeri untuk mengurus perusahaannya, lagi pula papi juga khawatir depresi mami akan membuatnya mengakhiri hidupnya seperti Nada, yang harus bunuh diri karena frustasi."
Angga pun menoleh ke arah Nara dan menggenggam punggung tangan Nara.
"Maafkan aku kak, kalau pertanyaanku tadi sedikit membuka luka lama kakak." ucap Nara dan membalas genggaman Angga dan mengecup punggung tangannya sekilas.
"Tidak apa- apa sayang" yang kemudian mengecup kening Nara dengan mesra.
Hari itu Nara mengetahui bahwa keluarga Angga telah tidak utuh karena sesuatu hal yang mungkin saja jawabannya adalah takdir. Hanya saja sampai sekarang yang membuat penasaran Angga yaitu siapa mantan pacar Nada yang telah membuat nada sampai frustasi...?? sampai sekarang misteri itu belum bisa dipecahkan.
Sampai sebelum Nada menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit, dia tidak memberi jawaban dan tidak menceritakan detailnya, mungkin karena saat itu nada juga sudah tidak kuat untuk berbicara banyak.
Jika saja Angga mengetahui siapa lelaki yang telah membuat adiknya frustasi, dia pasti akan membuat hidup lelaki itu hancur bahkan tidak bisa melihat dunia lagi. Namun sampai sekarang Angga masih belum punya petunjuk dan hanya menjadi misteri.