NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti

Sebatas Ibu Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Binar di wajah cantik Adhisty pudar ketika ia mendapati bahwa suaminya yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya ternyata memiliki istri lain selain dirinya.

Yang lebih menyakitkan lagi, pernikahan tersebut di lakukan hanya karena untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti yang akan mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn, suaminya, dan juga madunya Salwa, karena Salwa tidak bisa mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn.

Dalam kurun waktu satu tahun, Adhisty harus bisa mmeberikan keturunan untuk Zayn. Dan saat itu ia harus merelakan anaknya dan pergi dari hidup Zayn sesuai dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh ayah Adhisty tanpa sepengetahuan Adhisty.

Adhisty merasa terjebak, ia bahkan rela memutuskan kekasihnya hanya demi menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Karena menurutnya pria pilihan orang tuanya pasti yang terbaik.

Tapi, nyatanya? Ia hanya di jadikan alat sebagai ibu pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Esok hari....

Saat Adhisty bangun, ia sudah tak mendapati suaminya di sampingnya. Dan kali ini pria iut benar-benar sudah pergi dari rumah tersebut.

Di atas nakas, sudah ada segelas susu hangat. Namun, Adhisty tak segera meminumnya. Ia justru penasaran apakah Zayn benar-benar sudah pergi. Ia pun turun ke dapur dimana bi asih sedang memasak.

"Pagi, bi!" sapa Adhisty.

"Eh pagi, non. Sudah bangun?" balas Bi Asih.

Adhisty mengangguk. "Kesiangan aku bangunnya," ucapnya tersenyum.

"Pasti karena nyaman ya ada tuan muda di sini yang menemani," kata Bi Asih.

"Bi Asih bisa aja, masak apa bi?" Adhisty mengalihkan pembicaraan. Takutnya ia keceplosandengan bilang ia kelelahan karena semalam ia dan Zayn bercinta hingga berobde-ronde.

"Ini masak sesuai request tuan muda, katanya non Dhisty lagi pengin makan yang segar-segar kan?" jawab bi asih.

Adhisty mengeryitkan Keningnya, perasaan ia tak mengatakan apapun pada pria itu semalam. Tapi, bagaimana bisa Zayn tahu apa yang ingin ia makan pagi ini.

Ngomong-ngomong soal Zayn, Adhisty celingk celinguk mencari pria itu.

" Tuan muda sudah pergi beberapa saat yang lalu, nona. Setelah beliau membuatkan susu, beliau langsung pamit sama bibi. Katanya nona tidurnya masih sangat pulas, tuan tidak tega untuk membangunkan," ujar bi Asih yang menangkap ekspresi wajah Adhisty yang mencari suaminya.

" Gitu ya, bi? Padahal bangunin aja nggak apa-apa," ucap Adhisty bergumam di akhir kaliamatnya.

Bi asih tersenyum," Tuan buru-buru tadi, katanya ke luar kotanya mendadak jadi hari ini, bukan besok. Non Dhisty beruntung, ya. Tuan sepertinya begitu peduli sama non Dhisty," ujarnya.

" Lebih tepatnya peduli sama anaknya, bi. Bibi kan tahu kalau kami..." Adhisty tak melanjutkan kalimatnya, tentu bi asih tahu maksudnya.

" Tapi, yang bibi lihat beda. Cara tuan menatap dan memperlakukan non Dhisty sangat berbeda," ujar bi Asih.

Adhisty hanya menanggapinya dengn senyuman. Kenapa semuanya yang mengenal Zayn bicara seperti itu, termasuk asisten suaminya tersebut, Aldo. Salahkah jika ia berharap apa yang dikatakan bi Asih benar adanya.

.......... ...

Sudah tiga hari Zayn pergi, menghilang tanpa kabar. Bahkan pria itu sama sekali tak memberi kabar kepada Adhisty, meski hanya sebuah pesan singkat sekalipun.

"Apa sesibuk itu hingga tak ada waktu untuk berkabar?" gumam Adhisty suatu siang setelah ia selesai kuliah dan sedang duduk di bawah pohon yang rindang di area kampusnya sambil menatap layar ponsel miliknya.

Ia menggulir layar ponselnya. Membuka salah satu aplikasi berwarna biru. Di sana ia melihat ada iklan sebuah rumah makan yang memng terkenal enak dan selalu ramai setiap harinya. Ia iseng saja membuat story dengan mengambil gambar itu dan di beri caption 'kayaknya enak banget, bikin ngiler. Sayangnya jauh tempatnya' tulisnya disertai emot sedih.

Ponselnya berdering, telepn dari Lisa masuk "Halo, Lis," sapanya setelah mengangkat panggilan dari sahabat yang jarang bertemu itu.

"Jadi makan siang bareng nggak?" tanya Lisa.

"Jadi, kebetulan aku udah lapar nih. Kita ketemu di cafe biasa aja, ya?" ucap Adhisty.

"Siap, bos! Kalau udah sampai, pesan dulu aja, kasihan anak kamu kalau kelaparan, ntar bapaknya marah lagi," ujar Lisa.

"Aman, bapaknya lagi amnesia kalau punya anak di perutku," tersirat kesedihan di balik candaan yang Adhisty lontarkan.

"Ish, amnesia beneran, tahu rasa loh!" aku otw ke sana sekarang, ya?" sahut Lisa.

Adhisty mengangguk lalu memutus panggilan. Ia bergegas pergi ke cafe tempat mereka janjian bertemu.

.........

Sore harinya, saat Adhisty kembali dari jalan-jalan bersama Lisa. Ia melihat Aldo, Asisten Zayn sedang menunggunya. Pria itu langsung berdiri begitu melihat Adhisty sampai.

"Pak, Aldo?" sapa Adhisty. Berharap pri itu datang bersama bosnya.

"Saya ke sini mengantar ini, untuk nona!" Aldo menyerahkan sebuah paperbag yang entah apa isinya.

Adhisty mengernyit bingung.

"Tuan muda yang menyuruh saya membeli dan mengantarkannya ke sini, kalau begitu saya permisi, nona!" pamit Aldo. Ia ingat pesan atasaannya itu jika dirinya tak boleh berlama-lama berada di rumah tersebut jika bosnya itu sedang tak berada di sana.

"Terima kasih, nggak masuk dulu?" tanya Adhisty.

Aldo menggeleng, "Tidak terima kasih. Permisi!" pamitnya.

Adhisty hanya bengong melihat Aldo masuk ke mobilnya dan pergi. Ia kemudian melihat peper bag di tangannya. Penasaran, ia intip isinya. Ia terkejut karena itu adalah makanan yang ia pengin tadi.

Adhisty segera ke dapur dan membuka makanan itu.

"Apa, itu non?" tanya bi asih yang penasaran.

"oh, ini. Rendang dari warung makan bu TUtik, yang terkenal itu loh, bi!" sahut Adhisty.

"Bu Tutik siapa, bibi nggak kenal," sahut bi asih polos.

"Adalah, bi, pemilik rumah makan terkenal. Rendangnya terkenal enak dan empuk. Bibi mu coba?" tawar Adhisty.

Bi asih menggeleng, "buat nona saja. Itu belinya online ya?" tanya bibi.

Adhisty menggeleng, "Beliau nggak melayani secara online, bi. Cuma ngiklan aja di fesbuk. Kalau mau beli ya datang langsung ke tempatnya karena di sana saja udah ramai harua antre panjang," jelas Adhisty.

Bi asih mengangguk paham, "Dimana sih tempatnya? Kok bibi belum pernah dengar,"

"Jauh bi, nggak tahu kenapa pak Aldo bisa beliin, padahal aku nggak nyuruh," ujar Adhisty.

"Di suruh tuan, kali, non," celetuk bi Asih.

Ah iya, Adhisty baru ingat. Tadi memang Aldo bilang di suruh oleh Zayn. Adhisty langsung mengambil ponselnya. Ia penasaran apa pria itu sempat melihat storinya tadi.

Ternyata benar, beberapa menit setelah Adhisty mengunggah storinya, Zayn melihatnya.

"Ck, lihat setori dan hubungi asistennya sempat, tapi nggak sempat kirim pesan," decak Adhisty sebal.

Ia langsung memfoto makanan yang ternyata bukan hanya rendng, tapi juga beberapa menu lainnya yang terkanal enak dari rumah makan bu Tutik itu lalu mengirimkannya kepada Zayn.

" Makasih Rendangnya, mas," tulisnya menyertai gambar tersebut. Tak lama kemudian, sebuah pesan balasan dari Zayn masuk.

"Saya hanya tidak ingin anak saya ileran karena keinginanmu tidak terpenuhi. Lain kali bilang saja kalau mau apa-apa, jangan hanya di buat story, belum tentu saya melihatnya," Adhisty memanyunkan bibirnya membaca pesan tersebut.

"Gimana mau bilang, kamu saja menghilang tanpa jejak dari kemarin," balas Adhisty dan tak di balas lagi oleh Zayn.

"Ish dasar Zayn!" umpat Adhisty kesal.

"Telingaku sering panas. Kamu pasti sering mengumpat saya, kan? Cepat makan Rendangnya! Biar anak saya tidak ileran," tiba-tiba saja sebuh pesan kembali masuk.

"Mas mau? Ini enak banget loh!" Adhisty sengaja pamer photo hendak menyuap rendang tersebut.

"Saya lebih suka rendang daging mentah milik kamu, lebih mantap rasanya,"

Adhisty mengernyit setelah membaca pesan suaminya, tak paham maksud suaminya tersebut apa.

"Maksudnya?" balas Adhisty.

"Kamu belum cukup umur untuk paham, Shanum," hanya itu balasan dari Zayn.

"Ck, belum cukup umur apanya, kalau belum cukup umur kenapa di perutku bisa ada bayi kamu, mas!"

Setelahnya tak ada balasan lagi dari Zayn.

...----------------...

1
Isma Zafa
bagus
SariRenmaur SariRenmaur
semoga semua kebusukan Salwa terbongkar dan Adisty sudah pergi yang jauh
Anonymous
keren
Moms Raka
pngn ngerujak ni orang
Eva Marlina siboro
mewek thor😥😥😥😥
Moms Raka
bawang bawang
Alang Lisanna
Luar biasa
Ruby Vee
dah mulai ngelawan salwa dia, bagus zein
Ruby Vee
salwa terjebak dalam perangkapnya sendiri.
Ruby Vee
buat dia mengetahui kalo istri pertamanya kembali selingkuh
Ruby Vee
kok makin kesini zein makin gimana thor buat dia nyelidikin salwa yg pura pura
Ruby Vee
ach bumil rindu tah
Ruby Vee
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Anita Nita
kaya sinetron ikan terbang
Anita Nita
kenapa ya semua orang di novel ini bodoh...
Anita Nita
dok bantu disty sembunyikan satu anaknya
Anita Nita
terlalu berbelit2 ceritanya....bosan
Ruby Vee
yu hui bang zein mulai cemburu ini
Anita Nita
sdh sejauh ini zayn blm tau juga kalo salwa tukang selingkuh
Anita Nita
CEO goblok...bagai kerbau dicuccuk hidungnya klo udah ketemu salwa...padahal jelas2 salwa pernah selingkuhin dia najiis
echa purin: /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!