Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penthouse
Jambi, 16 November 2024
Hades tidak mau membuang kesempatan yang ada didepan mata langsung mengangkat tubuh Olin dengan bridal style yang membuat Olin memekik saking kagetnya.
"Yaaaaa!!!" pekik Olin sambil memeluk leher Hades karena takut terjatuh.
Hades terkekeh melihat Olin langsung memeluk lehernya dan bukan berontak untuk turun. Olin yang sadar jika dirinya dibawa menjauh dari toko, seketika protes sambil berontak minta dilepaskan.
"Lepaskan aku, brengsek! Mau dibawa kemana aku??" teriak Olin dengan kencang.
"Jangan banyak gerak, Baby! Apa kau mau terjatuh karena berontak terus? Cup," ucap Hades memperingatkan Olin dan mencuri kecupan singkat di bibir seksi Olin.
Tubuh Olin seketika mematung dalam gendongan Hades. Jiwanya melayang entah kemana saat benda kenyal pria Bule itu menempel di bibirnya, yang mana terasa hanya meskipun hanya sekejap.
Hades mengulum senyum dalam hatinya melihat reaksi tubuh Olin yang menegang hanya karena kecupan singkat. Wanita cantik itu bahkan tidak sadar jika saat ini dirinya sudah berada dalam mobil Hades dan mobil tersebut sudah berjalan meninggalkan area toko Olin.
"Come on Baby, kita sudah sampai!" ucap Hades sambil menepuk pelan bahu Olin.
"Hah, sudah sampai?" beo Olin dengan muka bodoh.
Dirinya yang masih linglung langsung tersadar jika tempat ini tidak ia kenal dan sekelebat prasangka buruk terbayang di otaknya.
"Kau pria gila! Kemana kau membawaku, hah! Kau bahkan menculik ku dari tokoku sendiri, pulangkan aku!" teriak Olin dengan sangat emosi.
Bukannya marah atau tersinggung, Hades terkekeh mendengar teriakan Olin yang mengatakan jika ia di culik.
"Jangan marah-marah, Baby! Aku hanya membawamu ke tempat yang tenang dan ini adalah gedung milikku yang di lantai atas terdapat penthouse milikku," ucap Hades dengan lembut sambil mengusap pipi Olin yang kemerahan karena emosi.
Deg
Jantung Olin berdetak kencang saat punggung tangan Hades membelai pipinya. Ia yang biasanya tidak suka disentuh sembarangan mendadak beku dan diam saja ketika belaian tangan itu tidak hanya membelai pipinya, tetapi juga bibirnya.
Hades memiringkan tubuhnya yang mana membuat Olin ikut memundurkan tubuhnya dengan jantung bertalu-talu di dalam sana sambil menahan napas.
Cek lek
Seatbelt di tubuhnya terlepas dan Hades langsung kembali ke posisi semula dengan mengulum senyumnya.
"Bernapas, Baby. Aku hanya mau melepaskan seatbelt mu," tegur Hades sambil menahan tawanya melihat ekspresi menegangkan di wajah Olin.
Olin yang tersadar langsung membuang muka karena malu.
"Astaga, Olin! Lu malu-maluin banget sih jadi orang! Lu pikir tuh Bule gila mendekat mau cium lu, nyadar lu Lin! Mana jantung ini murahan lagi, pakai berdebar segala kayak abg yang lagi jatuh cinta pertama kali! Eh, jatuh cinta??" batin Olin dengan pikiran yang kemana-mana.
Ia yang masih melamun sambil menyentuh dadanya tidak merespon panggilan Hades yang mengajaknya untuk turun dari mobil. Karena tidak ada tanggapan, Hades langsung menggendong Olin keluar dari mobil dan menutup pintu mobil dengan sebelah kakinya sehingga menimbulkan bunyi yang lumayan kencang.
"Eh, tu-turunkan aku!" ucap Olin yang akhirnya tersadar akibat suara dentuman pintu mobil.
"Diam lah, Baby! Jangan berontak jika tidak ingin kita sama-sama terjatuh!" sahut Hades dengan melangkah memasuki lift.
Olin diam tidak berkutik, ia yang memeluk leher Hades mengamati paras tampan khas Bule milik pria itu. Rahangnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus membuat tangan Olin gatal ingin menyentuhnya. Aroma maskulin yang menguar dari tubuh atletis itu membuat dirinya nyaman dan ingin bersandar di tubuh kekar itu. Keinginan yang tidak masuk akal itu berusaha ia singkirkan sehingga kepalanya geleng-geleng.
"Tidak! Ini benar-benar gila! Bukan Bule ini yang gila, tetapi aku juga gila! Bagaimana bisa aku menginginkan hal yang tidak masuk akal begitu pada laki-laki yang tidak aku kenal! Namanya saja aku tidak tahu, apalagi statusnya! Jangan sampai aku terjerat dengan suami orang yang mana saat ini istrinya sedang menunggu pria ini di rumah! Sadarlah Olin, sadar! Gunakan akal sehatmu dan jangan sampai terjebak pada kenikmatan sesaat! Kau bukan wanita murahan yang haus belaian laki-laki!" batin Olin men sugestikan dirinya sendiri agar kembali berpikir rasional.
"Aku tahu kalau aku ini tampan! Jadi, kau bisa menatapku sepuasnya begitu kita sampai di penthouse ku!" ledek Hades tanpa menoleh kearah Olin.
Olin memalingkan wajahnya yang timbul semburat malu di ledek Hades.
Ting
Pintu lift terbuka dan Hades melangkahkan kakinya keluar dari kotak besi itu. Ia berjalan lurus hingga sampai ke sebuah pintu yang besar dengan dua daun pintu yang di tengah-tengah salah satu pintu ada kamera pemindai dengan beberapa tombol di bawahnya.
Hades menekan beberapa tombol tersebut sehingga terdengar sebuah suara.
"Silakan lakukan pemindai retina mata!"
"Ayo, Baby! Dekatkan matamu ke arah itu! Jangan berkedip selama beberapa detik sebelum timbul suara!" ucap Hades yang mengeratkan gendongannya dan mencondongkan tubuh Olin ke pintu.
Olin menurut dengan patuh dengan menatap sebuah lubang kecil yang diyakini sebagai kamera kecil.
"Pemindai retina selesai dan akses diterima!"
Begitu suara itu selesai bicara, kedua pintu itupun terbuka. Olin melongo saat melihat penampakan mewah tempat tersebut ketika Hades membawanya masuk lebih dalam lagi ke penthouse.
Hades berjalan menuju ruang santai dan mendudukkan dirinya di sofa yang empuk tanpa melepaskan gendongan Olin sehingga Olin duduk dipangkuan pria Bule itu.
"Lepas! Aku mau duduk sendiri!" pinta Olin dengan tegas karena ia sungguh tidak nyaman diposisi seperti ini.
"No, Baby! Jika aku melepaskan mu, aku tidak bisa leluasa memeluk tubuhmu! Aku janji tidak akan macam-macam asalkan kau tetap duduk dipangkuan ku," tolak Hades dengan wajah penuh permohonan.
Olin menatap tajam mata biru terang pria itu, tidak ada kebohongan dimata seperti air laut itu. Olin membuang kasar napasnya karena pasrah dan berusaha untuk nyaman duduk di paha pria itu.
"Apa yang kau inginkan dariku, Tuan? Aku sama sekali tidak mengenalmu, dan kau seenaknya saja melamar ku waktu itu di depan toilet. Astaga, bagaimana bisa aku dilamar ditempat yang menjijikkan seperti itu! Kau sudah membuat harga diriku menjadi turun terjun bebas, Tuan! Dan sekarang kau juga seenaknya menculik ku dari toko dan membawamu ke penthouse ini," tanya Olin sembari berkeluh kesah tanpa ia sadari.
"Jadi, jika lamarannya ditempat yang romantis kau mau menerimanya, Baby?" tanya balik Hades dengan mata menggoda.
"Eh, apa??" pekik Olin tertahan saat menyadari kesalahannya.
"Kenapa? Bukannya tadi kau protes karena aku melamar mu bukan ditempat elit?" tanya Hades lagi dengan memasang wajah sok polos.
"Hei, bukan itu maksudku!" teriak Olin dengan pipi memerah salah tingkah.
Melihat semburat merah di pipi Olin membuat Hades menahan tawa karena ekspresi Olin saat ini benar-benar lucu dimatanya.
"Ya Tuhan, tolong gue! Bisa-bisa nya gue bertingkah kayak abg remaja yang salah tingkah hanya karena digoda dengan godaan receh begitu! Duh, mau tau dimana muka gue! Kelihatan banget kalau gue gak pernah digodain laki-laki termasuk Kenji Daddy nya Hiro!" batin Olin dengan sangat malu.
Bersambung...