Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Selingkuh
Acara amal masih terus berlanjut sampai ketika tiba-tiba semua orang berfokus ke pintu ruang masuk saat melihat seorang pria bersama asistennya baru saja muncul.
Berlin yang melihat kedatangan Putra temannya pun langsung berlari ke arah pintu masuk.
"Aku tidak menyangka ibumu benar-benar menyuruhmu untuk datang, ini suatu kebanggaan bagiku bisa membuatmu hadir di acaraku," kata Berlin dengan semangat.
Arga menganggukkan kepalanya, dia tidak menatap Berlin, namun saat itu tatapannya terarah mencari seseorang di tempat itu, namun tampaknya tidak mendapati orang yang dicarinya.
"Akhirnya kau datang juga? Bukankah kemarin kau bilang tidak akan datang?" Irman muncul dari sebelah kanan, menghampiri sahabatnya.
"Hm, aku pikir kau yang tidak akan datang," ucap Arga sambil melangkahkan kakinya mengikuti Berlin yang menunjukkan jalan pada mereka.
"Astaga, memang benar seperti itu, tapi tiba-tiba aku berubah pikiran," ucap Irman Seraya duduk di sofa, di sana terdapat sebuah tempat yang sudah disiapkan untuk mereka.
Nyonya Berlin pun memberi kode agar segera membawakan makanan dan minuman untuk kedua pemuda itu sebab dia yakin hari ini kedua pemuda itu pasti akan memberikan sumbangan yang besar untuk acara amal mereka.
"Kau pasti lelah, kalau begitu kalian berbincang-bincanglah bersama, aku masih harus menyambut tamu-tamu yang lainnya. Nanti berkelilinglah ketika kalian sudah merasa lebih baik setelah beristirahat," ucap Berlin dijawab anggukan pelan Irman membuat Berlin langsung pergi dari tempat itu.
Dia tidak ingin mengganggu kebersamaan dua pria tampan itu dengan campuran seorang wanita tua.
Irman dan Arga pun berbincang-bincang, dan kedua pria tampan itu langsung menarik perhatian orang-orang yang ada di sana, beberapa gadis tampak melirik ke arah kedua pria itu dan terutama para selebriti yang bertugas memeriahkan acara tersebut dengan menampilkan bakat mereka di panggung pun berusaha untuk tampil semenarik mungkin di hadapan dua pria itu agar bisa memikat perhatian salah satu pria terkenal tersebut.
Chika yang sedang duduk di kursinya pun juga memperhatikan Irman dan Arga, dia terdiam beberapa saat memperhatikan keduanya sebelum memutuskan untuk berdiri dan menghampiri dua pria itu.
"Kak Arga datang juga, Aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini," ucap Chika membuka pembicaraan dengan dua pria tampan di sana.
"Sepertinya kau sudah selesai meminta maaf pada tante Berlin," kata Irman membuat wajah Chika seketika menjadi tegang.
Tetapi dia dengan cepat tersadar dan memperbaiki ekspresi nya, "Ya, aku tahu itu salahku, jadi Tentu saja aku sudah minta maaf," ucap Chika.
"Tapi bukankah kau harus meminta maaf pada satu orang lagi?" Tanya Irman membuat kuku-kuku Chika sekali lagi menancap ke telapak tangannya.
Kenapa pria di hadapannya ini benar-benar membela Chika mati-matian? Memang apa bagusnya perempuan itu?
"Tentu saja aku akan minta maaf," kata Chika dengan suara yang dipaksakan keluar.
Irman hanya mengangkat sebelah alisnya, dan pada saat itu di sekitar mereka tiba-tiba saja seorang perempuan berbicara cukup keras, "kemana perginya perempuan bernama Astin itu?"
"Ah, aku rasa Dia pergi ke toilet."
"Setelah kembali nanti, dia pasti duduk di sana dan akan ada double date, ah,, sungguh beruntung Chika memiliki kekasih seperti Arga dan Astin mendapatkan Irman. Chika dan Astin tampak dekat, jadi keberuntungan mereka berdua pasti tidak jauh berbeda.
"Mereka berdua juga cukup dekat, Jadi wajar kalau kekasih mereka juga adalah dua pria yang memiliki hubungan dekat."
"Astindan Irman memang tampak serasi, cantik dan tampan untuk disatukan."
"Lihat para selebriti di sana, mereka terus melihat ke arah sana, Aku yakin mereka berharap akan mendapat lirikan, tapi sayang sekali dua pria itu telah memiliki kekasih hati masing-masing."
Chika yang mendengar ucapan orang-orang itu merasa sangat senang, selain dirinya yang dianggap sebagai kekasih Arga, dia juga senang mendengar orang-orang itu membicarakan hubungan Astin dan Irman.
Dengan begitu, Arga yang mendengarnya pasti merasa begitu kesal dan akan salah paham pada Chika.
"Kak Arga, Apa kau tahu kalau Astin juga ada di sini?" Tanya Chika.
Irman yang mendengar pertanyaan itu langsung menatap Arga, dan melihat wajah Arga tampak kaku, "kau juga mengenal Astin?" Tanya Irman.
Arga menatap Irman, tampak matanya sedikit menyipit, "kau dekat dengannya?" Tanya balik Arga.
"Bukan dekat lagi, tapi mereka sangat dekat," kata Chika tanpa diminta menjawab pertanyaan Arga.
Wajah Arga menjadi semakin suram, sementara Irman yang kini berbalik mengambil gelas anggur di atas meja, tidak menyadari perubahan tersebut, dan dia dengan santainya berkata, "ya, Dia perempuan yang tiba-tiba saja mencuri sesuatu yang berusaha kulindungi selama ini."
Ucapan Irman itu semakin membuat wajah Arga terlihat berang.
Beraninya perempuan itu berselingkuh?!
Memang kualifikasi apa yang dia miliki?
Bahkan selingkuh dengan sahabat suaminya!
Sungguh berani!
dasar ular kadot