Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obat Penenang Khusus
Setelah memandikan Nola dan memakaikan pakaian, Halbert juga membersihkan diri. Lalu dia memandang Nola yang masih belum sadarkan diri saat ini. Setelah memastikan tidak ada yang salah, dia meminta pelayan untuk menjaganya.
Halbert pergi ke ruang belajar kakeknya. Ada Dokter Arnold yang juga sudah menunggu di sana. Melihat Halbert masuk, Dokter Arnold langsung keluar. Dia tahu jika keduanya memiliki pembicaraan yang serius saat ini.
Halbert duduk di seberang kakeknya yang tengah serius memikirkan sesuatu. "Kakek," ujarnya.
"Apakah kamu sudah menebak alasan kenapa gadis itu tidak bisa marah?" tanya Kakek Jefford langsung ke intinya.
"Apakah karena dia akan hilang kendali?"
"Ya. Ketika dia kehilangan ketenangannya, pikirannya akan dikuasai oleh sosok kejamnya. Ini juga merupakan salah satu kelemahan orang-orang seperti Nola," jelas Kakek Jefford sedikit pelan. "Sejak kecil, orang-orang seperti dirinya akan dilatih mengenai emosi. Dan mereka dilarang untuk marah. Ketika mereka marah ... kamu juga telah melihatnya sendiri."
Kejam, berdarah dingin dan tidak masuk akal. Orang-orang dengan kemampuan seperti Nola terlihat lemah dan mudah diganggu tapi mereka hanya tidak bisa melampiaskan semua emosi yang dimiliki.
Ini bukan pertama kalinya Nola marah tapi saat masih kecil, gadis itu juga pernah marah dan hilang kendali. Tapi untungnya Kakek Jefford dan ibunya Nola berhasil mengendalikan situasi sehingga keluarga Neilson tidak tahu tentang masalah tersebut.
"Apakah dia akan ingat apa yang telah dilakukannya saat marah?" tanya Halbert.
Kakek Jefford menggelengkan kepala. "Tidak. Ketika Nola bangun nanti, dia mungkin hanya bisa menebak tapi tidak ingat apa yang dilakukannya. Jangan beri tahu apa yang dilakukannya agar dia tidak terus memikirkan kekejamannya sendiri."
Halbert juga tahu itu. "Kalau begitu, apakah orang-orang seperti Nola masih hidup di dunia ini?"
"Sayangnya tidak. Dia satu-satunya keturunan yang mewarisi kemampuan memberi keberuntungan pada orang lain yang masih hidup saat ini. Tidak tahu apa marga keluarga dan dari mana mereka berasal. Ini hanya misteri. Tapi yang pasti, orang-orang dari Organisasi Supernatural Dunia menginginkannya."
"Pria yang mengaku pamannya Nola dirawat di rumah sakit saat ini."
Kakek Jefford sedikit terkejut. "Ya, namanya Wickson bukan? Dia kakak laki-laki ibunya Nola. Kenapa dia datang ke negara ini?"
"Dia mengetahui pernikahanku dengan keponakannya dan datang ke sini. Tanpa diduga, orang-orang itu juga memburunya ke sini."
"Sudahlah kamu membereskan orang-orang itu?"
"Frangky menanganinya."
"Bagus! Lebih baik seperti ini. Jangan salahkan kita karena kejam, hanya saja mereka terlalu serakah."
Kakek Jefford tiba-tiba saja menyerahkan sebuah kotak kecil seukuran ponsel pintar pada Halbert. "Jika suatu ketika gadis itu hilang kendali lagi, kamu bisa menyuntikkan ini pada tubuhnya."
"Apa ini?" Halbert membuka kotak hitam tersebut dan melihat beberapa jarum suntik kecil berisi cairan biru aneh. Mau tidak mau dia terkejut.
"Itu obat penenang khusus untuk membuatnya tenang jika sewaktu-waktu marah dan mulai membantai orang. Laboratorium yang aku pimpin saat ini telah membuat obat penenang khusus ini. Jika kurang, kamu bisa memintanya lagi."
"Bukankah aku saja sudah cukup untuk menenangkannya?"
"Memang. Ini membuktikan jika Nola bergantung padamu. Tapi ini hanya digunakan jika mendesak saja."
"Apakah ada efek sampingnya?"
Kakek Jefford sedikit merasa bersalah. "Setelah disuntikan oleh penenang ini, dia akan merasa kesakitan di tubuhnya dan koma selama beberapa waktu. Tapi tidak membahayakan tubuh. Jangan khawatir."
Setelah berbicara sebentar dengan Kakek Jefford, Halbert kembali ke kamar sambil membawa Dokter Arnold. Dia ingin mengetahui kondisi Nola saat ini.
Ketika Dokter Arnold memeriksa tubuh Nola, tidak ada yang salah. Semuanya tampak normal. Entah kenapa, Dokter Arnold merasa kemampuannya memeriksa pasien menurun karena faktor usia?
Karena tidak ada yang salah, Dokter Arnold akhirnya fokus pada pipi Halbert yang tergores oleh sesuatu. Dia menggunakan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi bakteri lalu menerapkan plester.
Karena tidak ada yang bisa dilakukan lagi, Dokter Arnold akhirnya pamit.
Selepas kepergian Dokter Arnold, Halbert mengeluarkan kotak hitam berisi jarum suntik dan cairan penenang, lalu menyimpannya di tempat tersembunyi di ruang kerja.
Saat malam tiba, Nola terbangun dengan linglung. Dia mencari tingkat putihnya ketika turun dari tempat tidur tapi tidak menemukannya. Tanpa disengaja, dia justru menyentuh perut kencang Halbert yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Nola terlihat kaget. "Halbert?" tebaknya.
Halbert sedikit menegang saat jari-jari ramping gadis itu menyentuh otot perutnya. "Istriku, apakah kamu menggoda suamimu di malam hari untuk tidur?" godanya.
Gadis itu segera menarik tangannya kembali dan wajahnya memerah. "Tidak, tidak. Aku ... aku mencari tongkatku. Apakah kamu melihatnya?"
Halbert menyadari jika ketika kembali, dia melupakan tongkat putih gadis itu. "Sepertinya tertinggal di vila. Aku akan meminta asisten Jae untuk membeli yang baru."
"Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak ingat? Apakah pamanku baik-baik saja?" tanya gadis itu sedikit gelisah. Dia hanya ingat jika Wickson terluka kemudian tidak ingat apa yang terjadi.
Sepertinya dia kehilangan kendali lagi. Apa yang terjadi saat dirinya kehilangan kendali?
Nola ingin menebak tapi Halbert menyentuh kepalanya. "Jangan terlalu dipikirkan, semuanya baik-baik saja. Kita ke rumah sakit besok untuk menjenguknya."
Halbert baru saja selesai mandi dan handuk melilit tubuh bawahnya. Nola bisa mencium aroma sabun dari tubuhnya.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤