NovelToon NovelToon
Azzura

Azzura

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Rani

Dialah Azzura. Wanita yang gagal dalam pernikahannya. Dia ditalak setelah kata sah yang diucapkan oleh para saksi. Wanita yang menyandang status istri belum genap satu menit saja. Bahkan, harus kehilangan nyawa sang ayah karena tuduhan kejam yang suaminya lontarkan.

Namun, dia tidak pernah bersedia untuk menyerah. Kegagalan itu ia jadikan sebagai senjata terbesar untuk bangkit agar bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada orang-orang yang sudah menyakiti dia.

Bagaimana kisah Azzura selanjutnya? Akankah mantan suami akan menyesali kata talak yang telah ia ucap? Mungkinkah Azzura mampu membalas rasa sakitnya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab *02

Keputusan Angga membuat Tania marah bukan kepalang. Tapi Angga tetap berusaha meyakinkan Tania kalau dia harus menikah dengan gadis pilihan kakeknya demi untuk membalas budi.

Tekad Angga membuat Nia berpikir keras untuk membatalkan rencana pernikahan yang sudah Angga setujui. Nia pun berusaha mencari tahu semua tentang kecelakaan yang sudah dialami oleh kakek Angga.

Ide buruk untuk mengakui diri sebagai penyelamat yang sebenarnya pun ia utarakan. Angga yang sangat mempercayai apa yang Nia katakan, tentu saja tidak berpikir panjang lagi. Terlebih, Nia datang dengan semua bukti yang sudah ia siapkan.

Jika uang yang bicara, maka semua bisa dibeli. Jaman ini bukan lagi jaman di mana orang jujur yang akan dihargai. Melainkan, jika ada uang, maka kuasa akan berada di tangan kita.

Saksi di tempat kejadian itu sudah Nia suap dengan banyak uang. Hasilnya, saksi tersebut malah mengatakan kalau Tania lah yang sudah menolong kakeknya Angga. Bukan Azzura yang memberikan pertolongan pertama. Azzura hanya orang yang datang setelah penolong pertama melakukan usaha keras untuk menolong si kakek.

Penjelasan itu langsung Angga terima dengan amarah yang meluap-luap. Dia jelaskan pada kakeknya siapa Azzura. Sayang, sang kakek tidak percaya sedikitpun. Kakeknya tetap percaya kalau Azzura lah yang menyelamatkan dirinya sejak awal hingga akhir.

"Aku tahu siapa yang sudah menyelamatkan aku, Angga! Jangan mengarang cerita kamu. Jangan buat aku murka. Tetap laksanakan pernikahan dengan Zura. Karena jasanya tidak akan bisa aku balas dengan cara apapun selain pernikahan denganmu sebagai cucuku satu-satunya."

"Tapi, Kek."

"Jangan bantah aku, Angga! Jika ingin membantah, maka aku siap kehilangan cucuku satu-satunya ini. Kita akan putus hubungan sebagai keluarga."

Mendengar ucapan itu, tentu saja Tania ketakutan. Dia tidak ingin Angga kehilangan hak atas harta keluarga Hardian yang begitu luar biasa. Dia pun meminta Angga menikah dengan gadis yang kakek Angga pilihkan. Namun, dengan kata-kata yang memelas luka terlihat sangat terluka. Seolah-olah, dialah yang berkorban banyak di sini.

Kemudian. Hampir dua bulan yang lalu, setelah perselisihan demi perselisihan antara Angga dengan kakeknya. Tiba-tiba saja kakek Angga meninggal dengan vonis sakit jantung. Tapi sebelum meninggal, si kakek masih tetap berpesan agar Angga tetap menikah dengan Azzura.

Tania bahagia bukan kepalang dengan kepergian si kakek. Dia pun menambahkan api kebencian secara tidak langsung dalam hati Angga dengan mengatakan kalau semua ini tidak akan terjadi jika bukan karena Azzura. Sungguh luar biasa wanita satu ini. Teganya bukan main-main.

*Flash back off.

Begitulah Tania tersenyum sambil terus memikirkan keberhasilannya dalam membuat Anggara menyakiti Azzura. Dia sangat bangga akan dirinya yang sudah berhasil membuat Angga mempercayai dirinya tanpa ada sedikitpun rasa curiga.

"Kamu luar biasa, Tania. Sangat luar biasa." Puji Tania pada dirinya sambil terus mengukir senyum dengan mata yang terus menatap ponsel yang ada di tangannya. Di mana di atas layar ponsel itu sedang bergulir kecaman demi kecaman yang terus datang untuk Azzura yang mereka anggap adalah biang masalah dari penderitaan yang saat ini Angga alami.

Inilah hebatnya netizen, bukan? Mendukung yang tidak seharusnya mereka dukung. Menyakiti yang tidak seharusnya mereka sakiti. Tanpa tahu kebenaran yang sedang terjadi, mereka malah menuduh tanpa henti.

....

Azzura yang sangat terpukul malah tidak menerima simpati sedikitpun. Istri dari pamannya malah mengatakan kata-kata yang tidak seharusnya ia katakan.

"Lihatlah ulah baik yang kamu lakukan, Zura. Ayahmu yang tidak tahu apa-apa malah menerima akibatnya. Sungguh miris sekali hidup ayahmu ini. Sudah susah payah membesarkan anak. Eh ... malah membuat malu keluarga."

"Tante! Apakah tante tidak punya perasaan sedikitpun? Siapa yang ingin hal ini terjadi?" Zura berucap sambil menatap tajam istri dari pamannya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hei! Kenapa kamu malah bicara dengan nada tinggi padaku, hah? Aku hanya bicara kenyataan saja kok. Semua ini tidak akan terjadi jika kamu masih punya rasa malu. Anggara benar. Kamu tidak punya malu makanya kamu layak diperlakukan seperti ini oleh keluarga Hardian."

"Tante! Jika orang lain berpikiran hal buruk tentang aku, aku mungkin akan menutup mata. Tapi, tante. Tante itu keluargaku sendiri. Apa tante benar-benar tidak punya hati?"

"Aku punya hati. Makanya aku-- "

"Cukup, Ma! Apa mama juga tidak punya rasa malu? Jangan berdebat dengan Azzura. Dia sedang dapat musibah, harusnya kita sebagai keluarga memberikan dukungan. Bukan malah menyakiti dirinya," ucap paman Zura dengan wajah kesal pada sang istri.

"Apa yang mama katakan benar ko, Pa. Azzura itu-- "

"Cukup, aku bilang! Apa mama tidak memahaminya."

Si istri dengan kesal menghentakkan kakinya. Lalu beranjak meninggalkan ruangan di mana Zura sedang menunggu jasad sang ayah yang sudah tidak lagi bernyawa.

Ruangan itu hening setelah kepergian istri pamannya. Si paman dengan penuh rasa iba memberikan sentuhan pelan pada bahu keponakan satu-satunya dari kakak yang sudah tidak lagi ada di dunia ini sejak Zura berusia delapan tahun.

"Azu, tenang ya, Nak. Kuatkan hati. Kamu tidak sendiri di sini. Ada paman yang akan selalu memberikan dukungan padamu. Biar dunia menyalahkan mu. Biar dunia membenci dirimu. Tapi paman tidak akan goyah, Nak. Paman akan tetap berada di sampingmu untuk membela. Paman akan selalu percaya, kalau kamu adalah orang yang benar."

"Paman."

Azzura langsung menghambur ke dalam pelukan pamannya. Sungguh, pelukan yanga hangat meski tidak mampu memberikan sedikitpun ketenangan pada hati Zura yang sedang bergejolak.

"Kuatlah, Nak. Kuat. Kamu harus ikhlas dengan cobaan yang sedang kamu hadapi. Paman yakin, bahagia besar sedang menantimu di depan sana."

Azzura hanya bisa menangis terisak. Beberapa saat pelukan itu dia terima. Akhirnya, seorang suster datang dengan membawa kabar kalau ayahnya sudah boleh dibawa pulang. Mereka pun membawa jasad sang ayah dengan hati yang terus teriris.

Pemakaman dilakukan hari itu juga. Karena semuanya sudah di siapkan oleh si paman sebelum jasad abang iparnya keluar dari rumah sakit. Dengan tubuh gontai seperti tidak bertulang, Azzura melepaskan ayahnya menuju peristirahatan terakhir. Luar biasa rasanya sedih yang menyerang. Sekarang, dia tidak lagi punya orang tua sebagai tempat berlindung.

Dari kejauhan, Anggra menyaksikan pemakaman itu. Nyalinya untuk bergabung terlalu kecil. Dia tidak siap jika diusir paksa oleh Azzura jika ia menampakkan batang hidungnya dari dekat. Bagaimana pun, rasa bersalah itu membuat ia merasa takut untuk bertemu dengan Zura.

Saat semua meninggalkan tempat mereka setelah pemakaman selesai, Azzura masih ada di sana. Pamannya berusaha untuk mengajak keponakannya itu pulang, tapi Azzura menolak.

"Izinkan aku di sini lebih lama, paman. Aku ingin di sini bersama ayah untuk waktu yang lama."

"Tidak, anakku. Kamu tidak bisa berlama-lama di sini untuk hari ini. Hari semakin senja. Tidak baik untuk kamu tetap di sini, Nak."

"Dengarkan paman! Besok kamu bisa kembali ke sini lagi. Tapi sekarang, kamu harus pulang. Jangan siksa dirimu. Paman percaya, kamu anak yang kuat. Kamu mampu menghadapi cobaan ini dengan tegar."

1
Helty Asia Jodin
aduiiiii.... knpa mcm ne. Nasib baik baca part akhir. baik sm y pernah kas sakit uhhhhh.
Cece Jumi
jangan S dong Thor, tulis aza kotanya Surabaya
Rani: iyah. hehehe, aku kadang ada ngerasa gimana gitu kalo mau nulis langsung. sulit tuk aku jelaskan.
total 1 replies
Idahas 3105
kaki yg hancut, hati yg kena/Smile/
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Idahas 3105
mungkin Angga dgn adik tirinya
Idahas 3105
biar kartu ATM diambilpun percuma klo ga tau pin nya
Leni Marlina
Buruk
Nazka Aditya
assalamu'alaikum... thor... aku mampir ya... 😁
Eulis Kurniasih
lanjuut penasaran nih
Wisnu Mahendra
kalo azzura cinta sama angga kayaknya mustahil kan? secara, mereka menikah karena dipaksa, gak ada perasaan apa2, trus disakiti dengan talak, trus ayahnya sampe meninggal serangan jantung...mustahil banget kalo sampe jatuh cinta
Wisnu Mahendra
panggilannya azu...mirip asu...anjing
Dessy Christianti
Luar biasa
Oka Derza
good job girl
Lia Safitri
bagus cerita nya
Lia Safitri
kalu loe tau makin bersalah lah loe itu.. trima saja nanti kalo kau tak di anggap nya nanti
Lia Safitri
karena kau jahat pada anak angkat nya.. /Awkward//Panic/
Lia Safitri
zura kamu yang tabah ya
Araaa
zv
Ryan Jacob
semangat Thor
Ery Tjajaningsih
baru baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!