NovelToon NovelToon
Azzura

Azzura

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:283.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rani

Dialah Azzura. Wanita yang gagal dalam pernikahannya. Dia ditalak setelah kata sah yang diucapkan oleh para saksi. Wanita yang menyandang status istri belum genap satu menit saja. Bahkan, harus kehilangan nyawa sang ayah karena tuduhan kejam yang suaminya lontarkan.

Namun, dia tidak pernah bersedia untuk menyerah. Kegagalan itu ia jadikan sebagai senjata terbesar untuk bangkit agar bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada orang-orang yang sudah menyakiti dia.

Bagaimana kisah Azzura selanjutnya? Akankah mantan suami akan menyesali kata talak yang telah ia ucap? Mungkinkah Azzura mampu membalas rasa sakitnya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab *02

Keputusan Angga membuat Tania marah bukan kepalang. Tapi Angga tetap berusaha meyakinkan Tania kalau dia harus menikah dengan gadis pilihan kakeknya demi untuk membalas budi.

Tekad Angga membuat Nia berpikir keras untuk membatalkan rencana pernikahan yang sudah Angga setujui. Nia pun berusaha mencari tahu semua tentang kecelakaan yang sudah dialami oleh kakek Angga.

Ide buruk untuk mengakui diri sebagai penyelamat yang sebenarnya pun ia utarakan. Angga yang sangat mempercayai apa yang Nia katakan, tentu saja tidak berpikir panjang lagi. Terlebih, Nia datang dengan semua bukti yang sudah ia siapkan.

Jika uang yang bicara, maka semua bisa dibeli. Jaman ini bukan lagi jaman di mana orang jujur yang akan dihargai. Melainkan, jika ada uang, maka kuasa akan berada di tangan kita.

Saksi di tempat kejadian itu sudah Nia suap dengan banyak uang. Hasilnya, saksi tersebut malah mengatakan kalau Tania lah yang sudah menolong kakeknya Angga. Bukan Azzura yang memberikan pertolongan pertama. Azzura hanya orang yang datang setelah penolong pertama melakukan usaha keras untuk menolong si kakek.

Penjelasan itu langsung Angga terima dengan amarah yang meluap-luap. Dia jelaskan pada kakeknya siapa Azzura. Sayang, sang kakek tidak percaya sedikitpun. Kakeknya tetap percaya kalau Azzura lah yang menyelamatkan dirinya sejak awal hingga akhir.

"Aku tahu siapa yang sudah menyelamatkan aku, Angga! Jangan mengarang cerita kamu. Jangan buat aku murka. Tetap laksanakan pernikahan dengan Zura. Karena jasanya tidak akan bisa aku balas dengan cara apapun selain pernikahan denganmu sebagai cucuku satu-satunya."

"Tapi, Kek."

"Jangan bantah aku, Angga! Jika ingin membantah, maka aku siap kehilangan cucuku satu-satunya ini. Kita akan putus hubungan sebagai keluarga."

Mendengar ucapan itu, tentu saja Tania ketakutan. Dia tidak ingin Angga kehilangan hak atas harta keluarga Hardian yang begitu luar biasa. Dia pun meminta Angga menikah dengan gadis yang kakek Angga pilihkan. Namun, dengan kata-kata yang memelas luka terlihat sangat terluka. Seolah-olah, dialah yang berkorban banyak di sini.

Kemudian. Hampir dua bulan yang lalu, setelah perselisihan demi perselisihan antara Angga dengan kakeknya. Tiba-tiba saja kakek Angga meninggal dengan vonis sakit jantung. Tapi sebelum meninggal, si kakek masih tetap berpesan agar Angga tetap menikah dengan Azzura.

Tania bahagia bukan kepalang dengan kepergian si kakek. Dia pun menambahkan api kebencian secara tidak langsung dalam hati Angga dengan mengatakan kalau semua ini tidak akan terjadi jika bukan karena Azzura. Sungguh luar biasa wanita satu ini. Teganya bukan main-main.

*Flash back off.

Begitulah Tania tersenyum sambil terus memikirkan keberhasilannya dalam membuat Anggara menyakiti Azzura. Dia sangat bangga akan dirinya yang sudah berhasil membuat Angga mempercayai dirinya tanpa ada sedikitpun rasa curiga.

"Kamu luar biasa, Tania. Sangat luar biasa." Puji Tania pada dirinya sambil terus mengukir senyum dengan mata yang terus menatap ponsel yang ada di tangannya. Di mana di atas layar ponsel itu sedang bergulir kecaman demi kecaman yang terus datang untuk Azzura yang mereka anggap adalah biang masalah dari penderitaan yang saat ini Angga alami.

Inilah hebatnya netizen, bukan? Mendukung yang tidak seharusnya mereka dukung. Menyakiti yang tidak seharusnya mereka sakiti. Tanpa tahu kebenaran yang sedang terjadi, mereka malah menuduh tanpa henti.

....

Azzura yang sangat terpukul malah tidak menerima simpati sedikitpun. Istri dari pamannya malah mengatakan kata-kata yang tidak seharusnya ia katakan.

"Lihatlah ulah baik yang kamu lakukan, Zura. Ayahmu yang tidak tahu apa-apa malah menerima akibatnya. Sungguh miris sekali hidup ayahmu ini. Sudah susah payah membesarkan anak. Eh ... malah membuat malu keluarga."

"Tante! Apakah tante tidak punya perasaan sedikitpun? Siapa yang ingin hal ini terjadi?" Zura berucap sambil menatap tajam istri dari pamannya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hei! Kenapa kamu malah bicara dengan nada tinggi padaku, hah? Aku hanya bicara kenyataan saja kok. Semua ini tidak akan terjadi jika kamu masih punya rasa malu. Anggara benar. Kamu tidak punya malu makanya kamu layak diperlakukan seperti ini oleh keluarga Hardian."

"Tante! Jika orang lain berpikiran hal buruk tentang aku, aku mungkin akan menutup mata. Tapi, tante. Tante itu keluargaku sendiri. Apa tante benar-benar tidak punya hati?"

"Aku punya hati. Makanya aku-- "

"Cukup, Ma! Apa mama juga tidak punya rasa malu? Jangan berdebat dengan Azzura. Dia sedang dapat musibah, harusnya kita sebagai keluarga memberikan dukungan. Bukan malah menyakiti dirinya," ucap paman Zura dengan wajah kesal pada sang istri.

"Apa yang mama katakan benar ko, Pa. Azzura itu-- "

"Cukup, aku bilang! Apa mama tidak memahaminya."

Si istri dengan kesal menghentakkan kakinya. Lalu beranjak meninggalkan ruangan di mana Zura sedang menunggu jasad sang ayah yang sudah tidak lagi bernyawa.

Ruangan itu hening setelah kepergian istri pamannya. Si paman dengan penuh rasa iba memberikan sentuhan pelan pada bahu keponakan satu-satunya dari kakak yang sudah tidak lagi ada di dunia ini sejak Zura berusia delapan tahun.

"Azu, tenang ya, Nak. Kuatkan hati. Kamu tidak sendiri di sini. Ada paman yang akan selalu memberikan dukungan padamu. Biar dunia menyalahkan mu. Biar dunia membenci dirimu. Tapi paman tidak akan goyah, Nak. Paman akan tetap berada di sampingmu untuk membela. Paman akan selalu percaya, kalau kamu adalah orang yang benar."

"Paman."

Azzura langsung menghambur ke dalam pelukan pamannya. Sungguh, pelukan yanga hangat meski tidak mampu memberikan sedikitpun ketenangan pada hati Zura yang sedang bergejolak.

"Kuatlah, Nak. Kuat. Kamu harus ikhlas dengan cobaan yang sedang kamu hadapi. Paman yakin, bahagia besar sedang menantimu di depan sana."

Azzura hanya bisa menangis terisak. Beberapa saat pelukan itu dia terima. Akhirnya, seorang suster datang dengan membawa kabar kalau ayahnya sudah boleh dibawa pulang. Mereka pun membawa jasad sang ayah dengan hati yang terus teriris.

Pemakaman dilakukan hari itu juga. Karena semuanya sudah di siapkan oleh si paman sebelum jasad abang iparnya keluar dari rumah sakit. Dengan tubuh gontai seperti tidak bertulang, Azzura melepaskan ayahnya menuju peristirahatan terakhir. Luar biasa rasanya sedih yang menyerang. Sekarang, dia tidak lagi punya orang tua sebagai tempat berlindung.

Dari kejauhan, Anggra menyaksikan pemakaman itu. Nyalinya untuk bergabung terlalu kecil. Dia tidak siap jika diusir paksa oleh Azzura jika ia menampakkan batang hidungnya dari dekat. Bagaimana pun, rasa bersalah itu membuat ia merasa takut untuk bertemu dengan Zura.

Saat semua meninggalkan tempat mereka setelah pemakaman selesai, Azzura masih ada di sana. Pamannya berusaha untuk mengajak keponakannya itu pulang, tapi Azzura menolak.

"Izinkan aku di sini lebih lama, paman. Aku ingin di sini bersama ayah untuk waktu yang lama."

"Tidak, anakku. Kamu tidak bisa berlama-lama di sini untuk hari ini. Hari semakin senja. Tidak baik untuk kamu tetap di sini, Nak."

"Dengarkan paman! Besok kamu bisa kembali ke sini lagi. Tapi sekarang, kamu harus pulang. Jangan siksa dirimu. Paman percaya, kamu anak yang kuat. Kamu mampu menghadapi cobaan ini dengan tegar."

1
Jumiah
sombong bangat ,dikira azura
mata duitan ,azura bisa lebih
mendapat kan uang dengan cara
hasil keringat nya sendiri ..
bisa jd azura lebih jaya ,dri pd kmu
angga ...lanjut
Siti Nurullatifah
Lumayan
🍁⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟Å𝐧𝐧ⱥ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf❣️
murahan sekali Tania kmu itu🥱🥱🥱
Rani: wkwkwkwkw
total 1 replies
🍁⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟Å𝐧𝐧ⱥ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf❣️
pretttt orang baik dari mana???
Rani: huhuhu ....
total 1 replies
Raisha Mieyka
terbaikkk
Rani: makasih buanyak🥰🥰🥰
total 1 replies
Euis Ratnasari
maaf thor kalau bisa paman azzura jgn manggil azu,kalau zura kayanya lbih enak
Rani: hehe, iya. udah aku ubah kok selanjutnya.
total 1 replies
Fay
Luar biasa
Rani: makasih buanyak💖💖💖💖
total 1 replies
Dwi Setyaningrum
Thor enakan manggilnya Ra drpd zu ditelinga itu kedgrannya gmn gt ga enak aja😁😁
Rani: huahahahaha .... aduh maaf, udah end plak ceritanya. hm, lain kali aja deh yah.
total 1 replies
Dwi Setyaningrum
gpp lah Angga berkorban utk zura itung2 penebusan dosa utk zura walau luka yg dirasakan zura tdk berdarah ditebus dg luka berdarah asalkan Angga bisa sembuh dan dg jln itu Angga bisa kembali dg zura ya ga Thor😁😁
Rani: huahahahaha .... iya-iya iya. 😅😅😅😅
total 1 replies
ami
Bagus
Rani: makasih buanyak🥰
total 1 replies
Lala Kusumah
ceritanya bagus menarik dan inspiratif bagi para wanita tangguh yang ada di dunia ini.... lanjuuuuuuuuuuutttt teruslah berkarya dengan karya karya yg baru dan bagus lg....
Rani: makasih banyak🥰🥰🥰🥰
seneng ... banget aku.
total 1 replies
Lala Kusumah
Alhamdulillah... akhirnya happy ending....
Rani: hihihi ... baca karya aku ngga perlu cemas. wkwkwk .... soalnya, karya aku selalu happy ending. huahahaha
total 1 replies
vania
good jobs Thor sudah menghibur kita terimakasih
Rani: terima kasih kembali udah mau baca karya aku yah. 🥰
total 1 replies
Endang Supriati
klu sy jd azura bicara begitu sama sngga, suruh buat tabia dan bpknya mati, atau suruh angga bugil keliling komplek
Rani: huahahaha ... sedih plus lucu aku.
total 1 replies
Endang Supriati
supaya rasa bersalahmu hilabg terhadap zyra,ayahnya zyra dan kakekmu, balas kebodohanmh dgn sewa 5 org oreman syruh perkosa Tania rame2 itu balasan yg adil. kau sdh mempermalukan azura,dan membunuh ayahnya. skrg balas tania dgn dipermalukan kembali dan buat bpknya Tania mati!!
Rani: ish, serem nya pembalasan. 😅
total 1 replies
Endang Supriati
klu sy tdk tkut xuma di gampar di bsnding dgn rumah.
hrsnya zura hbs nonjok hidung dan matanya tendang perut dan dada nya si mirna di jamin kelojotan
Rani: yaaaaahhhhh .... terlalu sadis
total 1 replies
Endang Supriati
masacuma gampar, tonjok hidung dan matanya.
Rani: huhuhuhu ..... seremnya.
total 1 replies
Tri Handayani
akhirnya berakhir dgn bahagia,semua menemukan jodoh dan kebahagiaan masing"sukses terus thorrr,semangat berkarya
Rani: makasih banyak yah, uwuuuuuu🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Noey Aprilia
Laahhh.....
srius end kk????
D tnggu crta slnjtnya y....ttp smngttt....
Rani: serius pake banget.
wkwkwkwkwk ....
total 1 replies
mustika ikha
wow, akhirnya happy ending,, semangaaaat thor di tunggu novel barunya /Determined//Determined//Determined//Determined/
Rani: yuhu .... lagi proses yah. sabar hihihi ....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!