NovelToon NovelToon
Marriage With D

Marriage With D

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lalu Unaiii

Menikah secara tiba-tiba dengan Dean membuat Ara memasuki babak baru kehidupannya.

Pernikahan yang awalnya ia kira akan membawanya keluar dari neraka penderitaan, namun, tak disangka ia malah memasuki neraka baru. Neraka yang diciptakan oleh Dean, suaminya yang ternyata sangat membencinya.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah Ara dapat menyelamatkan pernikahannya atau menyerah dengan perlakuan Dean?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalu Unaiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30

Ara sudah tidak bisa menghitung sudah berapa kali ia menguap, ini sudah lewat tengah malam dan Dean masih belum pulang, laki-laki itu sama seperti biasanya tidak membalas pesannya sama sekali. Ara sudah sangat mengantuk sebenarnya, namun ia tidak bisa tidur karna khawatir. Setiap kali ia mencoba untuk tidur fikirannya yang tidak tenang langsung membuatnya terjaga.

Ara menyalakan televisi untuk menemaninya menunggu di ruang tengah, entah Dean akan pulang atau tidak, jika laki-laki itu memang tidak akan pulang Ara berencana untuk tetap menunggu di sana hingga ia ketiduran.

Namun tidak berapa lama kemudian, akhirnya suara mobil Dean terdengar, Ara menghembuskan nafasnya lega. Dean pun muncul dari Arah depan, Ara memperhatikan, ekspresi wajah Dean terlihat seperti sedang marah, laki-laki itu berjalan cepat ke arah mini bar tanpa menoleh ke arahnya, Ara mengerutkan kening lalu mengikuti langkahnya. Laki-laki itu mengambil sebotol red wine di rak kaca, membuka tutupnya dan meminum isinya langsung dari botol, jakun Dean bergerak naik-turun. Ara menatap dengan khawatir, namun dia terlalu takut untuk mendekat hingga matanya menangkap tetesan darah di tangan kanan laki-laki tersebut.

“Mass..” panggil Ara sembari mendekat.

“Mass.. tangan kamu kenapa?” tanya Ara dengan raut khawatir. Dean tidak menjawab, laki-laki itu kembali menenggak botol wine di tanggannya sampai tumpah membasahi dagunya.

Ara semakin khawatir, ia kemudian mendekat berdiri di samping Dean yang sedang bersandar pada badan rak bar.

“Mass, sudah mass,” ucap Ara mencoba meraih botol di tangan Dean, laki-laki itu hendak menenggak lagi minumannya namun di tahan oleh Ara. Dean menatap Ara tajam, dadanya bergemuruh. Melihat wajah Ara semakin membutnya tersiksa karna amarah.

“untuk apa kau di sini?” tanya Dean tajam. Laki-laki itu mengibaskan tangannya mencoba menyingkirkan tangan Ara pada botol di tangannya. Ara sedikit terhuyung namun genggamannya tidak lepas. Dean menatap Ara semakin tajam, membuat Ara menciut dan mundur.

“tangan kamu berdarah,” cicit Ara.

“bukan urusanmu!”

Dean kembali menenggak minumannya, laki-laki itu bahkan tidak perduli pada tangannya yang masih mengeluarkan darah. Minuman yang ia teguk menetes di dagu hingga membasahi bagian depan kemejanya. Laki-laki itu terbatuk.

Melihat itu Ara kembali maju, berusaha lagi mengambil botol di tangan Dean. Laki-laki itu kembali menatapnya tajam.

“sudah Mass, kamu bisa sakit,” mohon Ara.

Penampilan Dean saat ini sangat berantakan, rambutnya yang biasanya rapi sudah acak-acakan, kemejanya basah terkena minuman, telapak tangan hingga lengannya terkena darah, lilitan dasi yang semula ada di tangannya sudah jatuh ke lantai.

“sial*an! Lepaskan!” maki Dean sembari mengibaskan botol di tangannya. Genggaman Ara menguat mereka kini berebut botol itu.

“sudah mass... aku mohon..” Ara semakin menguatkan pegangannya pada botol itu, bahkan sekarang ia memegang dengan dua tangan.

“Akhhh... Sial!”

Dean kemudian menghempaskan lengannya dengan kasar hingga pegangan Ara terlepas pada botol, perempuan itu terduduk di lantai. Melihat Ara terjatuh Dean menghantamkan botol di tangannya ke dinding, botol itu pecah berkeping-keping, isinya tumpah ke lantai, beling botol berserakkan di mana-mana.

“Anj*ng!”

Dean memukulkan kepalan tangannya mengahantam dinding, darah menempel di dinding itu. Satu kali. Dua kali. Tiga kali.

Melihat itu Ara segera bangun, memeluk tubuh besar Dean dari belakang, mencoba menghentikan kebrutalan laki-laki itu.

“mass! Hentikan!” Ara berteriak.

Tangisan Ara pecah, tubuhnya yang memeluk Dean gemetar. Ia ketakutan. Apa yang terjadi dengan Dean sehingga laki-laki itu semarah ini. Ia berusaha sekuat mungkin menjauhkan Dean dari dinding. Namun susah, tubuh besar di depannya bahkan tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

Ara semakin menangis, air matanya bahkan sudah membasahi punggung Dean.

Melihat tangan Ara yang membelit perutnya Dean perlahan-lahan tenang, ia merasakan punggungnya basah, laki-laki itu akhirnya berhenti, Kepalan tangannya terluka parah. Ara masih terisak, pipi wanita itu menempel di punggungnya.

Setelah sudah tenang Dean meraih tangan Ara di perutnya melepas belitan tangan itu lalu memutar tubuhnya tanpa melepaskan tangan Ara, mata dan hidung perempuan itu memerah, wajahnya basah oleh air mata.

Ara mendongak membalas tatapan Dean. Laki-laki itu hanya diam memperhatikan wajah Ara, perempuan itu masih menangis sesengukan.

“ayo kita bercerai,” ucap Dean. Seketika bahu Ara merosot, ia menatap Dean dengan raut sedih.

“aku tidak mau,” balas Ara ia kemudian melepaskan tangannya dalam genggaman Dean lalu berbalik.

“kalau kau tetap ingin bercerai gugat aku di pengadilan,” sambung Ara. Ia berjalan menjauh dari Dean. Entah dari mana keberaniannya berasal untuk mengatakan itu, yang jelas ia tidak ingin bercerai. Ara tidak ingin usahanya dalam satu tahun ini sia-sia, ia merasa ia sudah mulai terbiasa, ia bisa merasakan perubahan sikap Dean yang perlahan-lahan membaik, ia bisa bertahan sebentar lagi, ia ingin pernikahan ini berhasil. Ia ingin bersama Dean. Ia menyukai laki-laki itu.

Dean menyeringai seram, ia lalu berjalan cepat menyusul Ara, laki-laki itu mencekal pergelangan tangan Ara hingga perempuan itu berbalik, mereka berhadapan.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Dean dingin.

“aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin pernikahan ini berhasil.” Ara menjawab lemah.

Mendengar jawaban Ara, Dean tertawa, tawa yang begitu menyeramkan di telinga Ara. Laki-laki itu menatap Ara dingin.

“kau yakin? Bukankah kau ingin menikah denganku karna hartaku? Kau hanya ingin harta, kau sama seperti keluargamu, sama-sama penjilat, manusia-manusia serakah,” cemooh Dean. Ara menatapnya kecewa.

“oh iya, aku lupa bahkan keluargamu juga ingin mencuri warisan peninggalan Ibumu darimu, benar-benar kacau Ara, aku menikah dengan seseorang dengan keluarga sekacau itu dan jangan lupakan fakta bahwa kau adalah adalah anak haram.”

Plak

Tamparan keras Ara membuat wajah Dean menoleh ke samping, wanita itu menatap Dean dengan marah, air matanya mulai menetes lagi, wajahnya memerah.

“kenapa? Apa aku salah? Lalu apa sebutan untuk seorang anak yang lahir di luar pernikahan?” sahut Dean kembali.

Plak

Tamparan ke dua mendarat di pipi Dean, Rahang laki-laki itu kini mengeras, giginya bergemelatuk. Lalu tangannya terangkat meraih rahang Ara lalu menc*um bibir Ara dengan kasar, Ara memberontak berusaha melepaskan diri.

C*uman Dean semakin brutal, ia bahkan mengangkat tubuh Ara tanpa melepaskan ciumannya, ia berjalan cepat ke arah kamar. Darah di tangan Dean menempel di sekitar wajah dan pakaian Ara.

Setelah berhasil mencapai kamar Dean lalu melempar tubuh Ara ke atas kasur, tubuh Ara terpelanting, Ara segera bangun, menghindar dari Dean yang hendak naik ke atas kasur. Ara bergerak mundur hendak turun dari ranjang namun terlambat kakinya kembali di tarik oleh Dean.

“beraninya kau menamparku!” ucap Dean dalam, lalu meraih leher Ara lalu kembali meciumi Ara dengan kasar, ciumannya kini turun ke rahang dan leher Ara. Ara semakin menangis histeris. Ia berusaha memberontak melepaskan diri.

“lepas!.... “ Ara semakin terisak, tangan Dean meremas kasar d*da kirinya.

“aku mohon lepaskan!”

Teriakan Ara sama sekali tak diperdulikan oleh Dean laki-laki itu semakin memperdalam ciumannya, ia mengh*sap, menggul*m, dan menggigit kecil leher dan d*da Ara.

Merasa tak puas Dean pun merobek piyama tidur Ara dengan kasar, kancing-kancing piyama itu berserakan. Tubuh bagian depan Ara yang hanya tertutup bra kini terekspos di depan Dean.

Ara hanya bisa menangis, saat laki-laki itu mulai menghisap d*danya dengan kasar.

1
Li ye (bewel)
sempurnaaa
jen
awal" berasa polos bgt gag mau terkkang sm perempuan. berasa anti perempuan. ternyata ohhhhhh.....
Anonymous
ok
jen
helwh katanya cm Ara... pembohong
jen
iyaaa begitu beruntung nya wanita yg mendapat kan cinta tulus dr seorang laki".
diratukan,
jen
ngapain msh mauuuu sm laki" kayak gtu sih
jen
gag jelas bgt sih... mau aja dibohongin... bekas bnyak cwe
jen
dih pembohong sok polos ga punya wanita
jen
pembohong dean. sok lugu
jen
pembohong... katanya yg pertama ara
Meta hernawati
katanya pintar ara ksn keeja berarti punya uang dong jd cari kontrakan tinggal kan laki laki laki seperti itu...
jen
knp harus bertahan... pergi lebih baik. menyebalkan
jen
orang dah disakitin msh bertahan. apalagi dia ucap dgn kasar anak haram kan.... gag ada maaf lah
Hernawati Wati
lanjut
Helen Nirawan
oon , asal jgn cerai , lu msh betah idup ma laki sarap model gt ? di sekolah in bkn pinter malah makin oon , tobat gw ,
Helen Nirawan
kyk ntn sinetron , bikin emosi
Helen Nirawan
jgn diem.aj nyahut donk py mulut gk bs jwb , jwb , lawan berontak , jgn tau ny pasrah , mewek , cengeng , ish plg benci ama cewe cengeng , greget
Helen Nirawan
isshh laki gk mutu
Khun Tee
sampe udah eps ini nangis Mulu cape deh😴
Khun Tee
dari eps 1-12 ini isinya prasaan sad Mulu 😴 mau stop tapi kepo mau lanjut tapi gedek 😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!