Kehidupan Alexa dibuat berubah sejak kedatangan lelaki yang berhasil membuat setetes air matanya jatuh dipertemuan pertama mereka. Dalam kekosongan hidupnya, Alexa menemukan Elio lelaki yang mengubah segalanya. Bersama Elio, ia merasakan kebebasan dan kenyamanan yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Meskipun banyak yang memperingatkannya tentang sisi gelap Elio, hatinya menolak untuk percaya. Namun, ketika sebuah peristiwa mengguncang dunia mereka, keraguan mulai merayap masuk, memaksa Alexa untuk mempertanyakan pilihannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Annisa Putri Sofiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Collision
Motor yang mereka tumpangi berhenti didepan gerbang besar kediaman Wijaya. Alexa turun dari motor berwarna hitam tersebut.
"Oh iya jaket.." belum sempat membuka kaitan helm berniat mengembalikan omongannya dipotong.
"Gue duluan" Elio menancapkan gas pergi dari sana.
Elio memang sengaja agar Alexa memakai helm dan jaketnya karna dia masih kehujanan dari gerbang hingga pintu rumah pikir Elio.
Elena menekan tombol intercom digerbang yang terhubung membuat gerbang terbuka otomatis. Masuk kedalam rumah pelayan datang tergopoh-gopoh kearahnya dengan handuk ditangan.
"Yaampun non kok basah kuyup gini"
"Makasih Bi, yang lain mana?" Alexa menerima handuk yang dibawakan.
"Tuan Nyonya masih dikantor kalau Den Axel gatau"
"Kak Axel kerja kelompok, Alexa ke atas ya Bi" pamit Alexa berjalan kekamarnya.
Alexa selesai mandi dan berganti pakaian melihat kearah keranjang pakaian kotor disana ada jaket dan helm milik Elio membawanya ikut turun kebawah.
"Yaampun non biar bibi yang bersihin"
"Gapapa Bi lagian cuman sedikit" ucap Alexa sebelum masuk keruang laundry.
Setelah membersihkan dan mengeringkan helm milik elio. Ia memasukkan jaket dan deterjen bayi yang biasa Ia gunakan kedalam mesin cuci. Kulit Alexa tergolong sedikit sensitif sehingga Ia menggunakan produk bayi untuk perawatan kulitnya termasuk parfum non alkohol, karena jika tidak Ia akan mengalami gatal kemerahan.
Elio baru saja selesai makan malam dengan kedua orang tuanya kini mereka sedang bersantai diruang keluarga menonton televisi dengan Ayah dan Bundanya yang tengah bermesraan disofa sebelahnya.
"Bunda udah lama temenan sama om Alex tante Alana?" Celetuk Elio tiba-tiba.
"Kalau sama Alana udah dari SMA kenapa emangnya?" Jawab Fanny menghentikan kegiatan menyuapi anggur ke sang suami.
"Tadi El ketemu Alexa" ungkap Elio bercerita.
"Oh ketemu Axel juga ga? dia seangkatan sama kamu" tanya Fanny.
Menghiraukan pertanyaan sang Bunda Ia balik bertanya.
"Ayah..Bunda ga akan jodohin Aku sama Alexa kan?" todong Elio dengan raut wajah serius.
"Dih kamu pikir ini jaman siti nurbayah !"
Fanny heran dengan kelakuan putra semata wayangnya itu padahal dia yang sering nonton drakor kenapa malah anaknya yang kebawa picisan seperti ini.
"Kenapa kamu mau dijodohin?" tanya Dave dengan menaikturunkan alis bermaksud meledek sang putra.
"A..apaansih..nggaa udaah El kekamar" sanggah Elio mencium kedua pipi Bundanya sebelum berbalik kearah kamarnya.
"Susu cokelatnya jangan lupa diminum" ujar Fanny.
"Iyaa"
Saat ini Alexa tengah berada dikantin untuk makan siang dijam istirahat bersama temannya Ghea. Alexa memesan roti lapis sedangkan temannya memesan ayam katsu. Dari jarak beberapa meter netranya menangkap sosok Elio bersama dengan teman-temannya. Ghea mengikuti arah pandang temannya itu.
"Kenapa Lo kenal sama mereka?" tanya Ghea.
"Salah satunya, Lo juga kenal sama mereka?" ucap Alexa.
"Satu sekolah juga kenal kali sama mereka, Gue kenal doang.. interaksi? belum pernah" ujar Alexa.
"Kenapa banyak yang kenal mereka?" Alexa heran dengan perkataan temannya itu.
"Lo gatau?.. nih ya dengerin!..yang disebelah kiri namanya Calvin dia itu pinter banget berkali-kali menangin OSN.. ya walaupun pinteran kakak Lo, samping Calvin dia Bryan ni anak agak beda langganan bk sering bolos telat masuk banyak pokoknya, yang sebelah kanan namanya Hiro dia playboy cap badak sering gonta-ganti cewe tapi ga pernah dipacarin, nah kalau yang ditengah dia Elio kebanggan GIS dia sering menangin lomba dibidang olahraga" jelas Ghea panjang lebar.
"Ohh.. gitu mereka kelas berapa?" tanya Alexa pada akhirnya.
"Mereka seangkatan Axel Kakak Lo" Ghea geram dengan temannya yang satu ini segitu ngga tahunya kah dia.
"Hah yang ini seriusan Gue baru tau" ucap Alexa.
Bel masuk berbunyi tanda pergantian jam pelajaran beberapa siswa terlihat meninggalkan kan kantin menuju kelas masing-masing.
Alexa baru saja menyelesaikan lesnya Ia keluar untuk berjalan kearah minimarket terdekat dari sini disudut gang Ia melihat sekumpulan sepeda motor. Terlihat dua orang memegang seseorang dan membawanya masuk kedalam disusul teman-temannya yang lain. Bunyi benturan terdengar diam-diam Ia berjalan kearah mereka bersembunyi didekat kumpulan kardus tak terpakai. Dari sini Alexa bisa melihat pergerakan dan mendengar percakapan mereka.
"Hahhaha.. mana temen-temen Lo?" ucap salah satu pria yang ada disana.
"Lo apa-apaan ga terima kalah taruhan lagi?" Tunggu Alexa seperti mengenalnya tapi siapa sosoknya ga kelihatan terhalang dua pria yang memeganginya.
Pria yang ditahan itu menyikut salah satu yang memeganginya dan menendang salah seorang yang lain. Memukul membabi buta dua yang lain hingga semuanya jatuh kesakitan perkelahian pun tak terelakkan. Alexa menghitung total lima orang yang dilawannya. Pria itu menghadap kearah Alexa tunggu Ia hampir melihat dengan jelas sekarang. Salah satu diantaranya bangkit membawa balok kayu berniat melayangkan kearah kepalanya tapi meleset sehingga mengenai punggung.
Tersadar akan posisinya yang hanya diam menonton Alexa mengambil tindakan memutar suara sirine polisi melalui ponselnya berhasil membuat kelima orang yang berada disana berlari tertatih-tatih membawa motor masing-masing dan pergi meninggalkan seorang pria yang duduk tergeletak.
Alexa menghampiri pria tersebut bermaksud membantu membawanya pergi dari sana. Tatapan keduanya bertemu terlihat sorot menahan sakit dinetranya tapi bukan itu yang membuatnya terkejut. Fakta kalau Elio adalah sosok yang daritadi Ia merasa kenali.
Disinilah keduanya berada dibangku depan minimarket. Alexa membawa Elio kemari, memang itu tujuannya dari awal berniat membeli snack tapi tidak jadi Ia malah membeli obat merah dkk. Tentu saja Ia sekarang tengah mengobati Elio, duduk berhadapan dengan jarak dekat terpisah satu meja diantara keduanya.
"Sssh" ringis Elio.
"Sebentar dikit lagi" ucap Alexa sambil kembali mengompres kapas dipelipis Elio yang lebam.
"Nah udah sekarang tinggal bibir Lo" ucap Alexa sambil menuangkan cairan keatas cotton bud menempelkannya disudut bibir Elio yang sobek.
"Ga..us.." belum sempat Elio menjawab Alexa kembali memotong.
"Bentar doang kok" bantah Alexa.
Tunggu Ia teringat punggung Elio yang sempat terkena balok kayu.
"Kak coba lo balik badan" titah Alexa malas berdebat Elio segera mengikuti arahannya.
"Kak lepas baju Lo" perintah Alexa.
"Ga..per.."
"Baju lo basah kena darah" untuk yang kesekian kalinya Alexa memotong perkataan Elio.
Elio melepas kaos yang dikenakannya. Alexa menatap punggung Elio ikut meringis ngilu melihat luka ditubuh Elio, memang tidak dalam, sebagian besar lebam keunguan disertai goresan dengan bercak darah mengering diatasnya.
Setelah selesai mengobati seluruh luka yang ada dibadan Elio Ia memberikan sebuah kaos warna putih berlogo minimarket yang baru saja Ia beli. Menyuruh agar Elio mengenakannya.
Kini ada satu fakta yang Ia ketahui tentang Elio, ternyata selain memiliki tubuh tinggi Elio juga memiliki tubuh yang bisa dibilang seksi. Bagaimana tidak Ia baru menyadari kalau Elio mempunyai bahu yang lebar otot yang menonjol dan last but not least roti sobek, ada delapan seingatnya. Sial pikirannya jadi berkeliaran.
"Kak makanya Lo jangan ikutan geng motor kaya gitu" Alexa memberi nasehat yang justru malah membuat Elio bingung.
"Siapa yang ikutan geng motor?" Heran Elio.
"Ya Lo lah Kak terus anggota Lo yang lain mana? pada dimarkas?" Alexa menodong Elio dengan pertanyaan yang makin membuatnya tak mengerti.
"Lo lagi ngomongin apa si? Gue bukan anggota geng motor, gapunya markas atau apalah itu" bantah Elio.
"Lah terus mereka tadi pada pakai moge, Lo sama temen-temen Lo disekolah juga"
"Bukan berarti kita anggota geng motor kan"
"Iya..gu.." telefon Alexa yang bergetar menginterupsi keduanya.
"Kayanya Gue harus pulang.. Lo mau ditelfonin Om Dave atau Tante Fanny?" tawar Alexa.
"Gausah Gue pulang sama temen..oh ya jangan laporin kejadian hari ini sama mereka" ujar Elio.
"Oke Gue pulang, jangan lupa periksain ke dokter" ucap Alexa sebelum masuk kedalam mobil jemputannya.