Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
❤️ Happy Reading ❤️
''Duduk.'' perintah Ardi sebelum Selin mengucapkan sepatah katapun.
Selin pun menurut duduk di hadapan Ardi yang hanya terhalang oleh meja kerja sang Presdir saja.
''Kenapa gak bilang kalau kerja di sini?'' tanya Ardi.
''Lah situ gak nanya.'' sahut Selin sekenanya. ''Lagian mana saya tau kalau kamu itu Presdir di sini.'' imbuhnya lagi.
''Bisa sopan gak ngomongnya.'' kata Ardi. ''Situ...situ...saya ini atasan kamu di kantor sekaligus status saya juga suami kamu.'' kata Ardi lagi.
''Iya maaf.'' ucap Selin.
''Aku bener-bener gak nyangka kalau ternyata kamu itu staf aku di kantor.'' kata Ardi lagi.
''Em...aku boleh kita tolong sesuatu gak?'' tanya Selin dengan hati-hati.
''Apa?'' tanya Ardi.
''Tolong kita rahasiakan hubungan kita selama di kantor ya...'' pinta Selin yang membuat Ardi mengernyitkan dahinya.
''Kenapa?'' tanyanya. ''Kamu malu punya suami aku?'' tanyanya lagi dengan nada yang di naikkan karena merasa kesal sekaligus gak terima.
''Bukan...bukan begitu.'' kata Selin. ''Aduh gimana ya...'' katanya lagi. ''Gini,di sini kamu itu jadi idola para pegawai wanita..terus apa jadinya aku kalau mereka tau aku ini istri kamu.'' sambungnya. ''Mereka pasti bisa ngelakuin apa saja ke aku dan lagian aku juga ingin bekerja dengan tenang di sini.'' imbuhnya lagi mengingat bagaimana para pegawai wanita sangat tergila-gila pada sosok suaminya ini.
''Hem baiklah tapi kamu harus pulang dan berangkat bareng aku.'' kata Ardi.
''Boleh, asal pulangnya nunggu sepi dan setiap berangkat aku berhenti di jalanan depan.'' kata Selin memberikan penawaran.
''Oke aku turuti, tapi...'' kata Ardi.
''Tapi apa lagi?'' tanya Selin dengan kesal.
''Setiap makan siang kamu harus makan siang di ruangan aku selama aku tak ada temu janji di jam makan siang.'' jawab Ardi. ''Bagaimana?'' tanyanya.
''Oke, deal.'' sahut Selin sambil mengulurkan tangannya.
''Deal.'' kata Ardi menjabat tangan Selin sebagai sebuah kesepakatan.
''Ya sudah kalau gitu aku kembali ke tempatku kerja dulu.'' pamit Selin karena takut kalau para karyawan yang lain bertambah curiga bila dia tak kunjung kembali.
''Eith...tunggu dulu.'' kata Ardi.
''Ada apa lagi?'' tanya Selin sedikit berseru sangking jengkelnya.
Menurut Selin suaminya ini bertambah menjengkelkan setelah pergulatan panas mereka tadi malam.
''Belajar jadi istri yang baik...jadi pamit yang bener.'' kata Ardi.
''Hufh...suamiku...istrimu ini pamit undur diri karena masih akan menyelesaikan beberapa pekerjaan.'' kata Selin semanis mungkin.
''Sini.'' kata Ardi sambil menggerakkan jari telunjuknya memberi isyarat bahwa Selin harus mendekat padanya.
''Apa?'' tanya Selin yang sudah berada di hadapan Ardi dengan jarah yang sangat dekat.
''Aku mau kamu mencium aku sebelum keluar dari ruangan ini.'' kata Ardi dengan tak tau malu.
''Hah.'' kaget Selin.
''Sudah cepetan.'' kata Ardi lagi menginterupsi sambil mengetuk-ngetuk pipinya dengan jari telunjuknya sendiri. ''Atau kamu harus di sini sampai nanti sore.'' sambungnya yang membuat Senin mau tak mau menuruti perintah pria itu.
Selin mulai mendekatkan wajahnya dan
Cup
Bukan ciuman di pipi melainkan di bibir Ardi.
Pria itu sengaja memalingkan wajahnya, karena jujur sejak tadi Ardi sungguh tergoda dan ingin menikmati bibir manis Selin sepeti saat pergulatan panas mereka semalam.
Bahkan Ardi pun langsung menahan tengkuk Selin menggunakan sebelah tangannya untuk memperdalam ciuman mereka dan tangan yang satunya dia gunakan untuk meraih pinggang Selin dan merapatkan ke tubuhnya.
Sungguh bibir Selin sudah menjadi candu untuknya, dan di tambah lagi dengan tubuh Selin yang bagai mempunyai magnet untuk terus menariknya mendekat.
Setelah merasa Selin akan kehabisan napas, barulah Ardi melepaskan pangutannya.
''Jangan lupa nanti sore kita pulang bersama.'' kata Ardi sambil mengusap bibir Selin dengan menggunakan ibu jarinya. ''Kamu harus datang ke ruanganku.'' sambungnya lagi. ''Pergilah.'' imbuhnya yang membuat Selin mendengus kesal.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Bob, aku mau kamu panggil pak Ilham.'' perintah Ardi selepas Selin keluar dari ruangannya.
''Baik bos.'' jawab Boby dengan patuh.
Boby memanggil kepala dari divisi keuangan itu melalui sambungan interkom yang ada.
''Selamat siang Presdir.'' ucap pak Ilham begitu masuk ke ruangan Ardi dan di sana tentu saja ada Boby sang asisten.
''Langsung saja pak.'' kata Ardi yang menyela Boby saat akan bicara. ''Saya mau anda mengawasi dan menjaga Selin selama bekerja di divisi anda.'' kata Ardi langsung.
''Kalau boleh saya tau...'' kata pak Ilham.
''Selin adalah istri saya.'' potong Ardi yang seakan mengerti tantang apa yang ingin di tanyakan oleh pak Ilham. ''Dan saya harap anda bisa bersikap biasa saja seolah tak tau tentang statusnya...karena itu yang dia mau.'' imbuhnya lagi.
''Baik Presdir.'' jawab pak Ilham.
Sebenarnya dalam benak pak Ilham masih belum bisa percaya serta terkejut setelah menerima semua informasi ini. Bolehkan dirinya berbangga diri, karena di divisi yang dia pimpin ternyata ada istri dari presdirnya sendiri.
''Itu saja dan pak Ilham bisa kembali bekerja.'' kata Ardi.
''Baik Presdir kalau begitu saya permisi.'' pamit pak Ilham dengan sopan sambil sedikit membungkukkan badannya.
''Bob.'' panggil Ardi pada sang asisten.
''Iya bos.'' sahut Boby mendekat ke arah sang atasan.
''Aku mau kamu selalu mengawasi serta memantau Selin.'' kata Ardi. ''Aku tak mau kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk padanya selama di perusahaan.''tuturnya lagi.
''Baik bos.'' jawab Boby lalu di undur diri dari sana untuk mengerjakan pekerjaannya yang lain.
❤️❤️❤️❤️❤️
Saat ini Selin sedang celingak-celinguk kesan kemari untu memastikan bahwa tak ada karyawan lagi di sana, karena saat ini dirinya akan naik lantai di mana ruangan Presdir berada.
Cklek
''Huh lama sekali.'' dengus Ardi.
''Maaf jika harus menunggu lama.'' ucap Selin yang merasa tak enak hati. ''Aku harus memastikan terlebih dahulu kalau tak ada karyawan lain yang melihat aku kesini.'' katanya lagi memberi alasan.
''Baiklah kali ini alasan kamu aku terima.'' sahut Ardi yang kemudian berjalan meninggalkan Selin keluar dari ruangannya.
''Em...bisa tolong mampir sebentar ke CB mall?'' tanya Selin setelah mereka sampai di dalam mobil.
''Untuk apa?'' tanya Ardi.
''Aku ada janji di sana sore ini.'' jawab Selin dengan jujur.
''Cih, sudah punya suami tapi masih bisa-bisanya janjian dengan orang lain.'' cibir Ardi yang sebenernya sedang di landa cemburu saat ini.
Selin hanya diam dan tak menanggapi ucapan Ardi, yang terpenting dirinya bisa pergi ke CB mall sore ini.
Selama perjalanan cukup hening, karena baik Selin ataupun Ardi sama sekali tak ada yang membuka percakapan kembali hingga sampai di depan mall.
''Kok?'' tanya Selin heran saat Ardi ikut keluar dari mobilnya.
''Aku ingin tau siapa sebenarnya orang telah membuat janji denganmu...istriku.'' kata Ardi yang membuat Selin langsung berjalan begitu saja.