FOSKAITA "Return Of The Wind"

Bulan ke 3, Tahun 1248

Hari ini, Anya menjalankan perintah dari ayahnya untuk menemani para rombongan tamu ayahnya berjalan mengelilingi desa. Ayahnya memintanya untuk menunjukkan seisi desa kepada para tamu itu. Segala hal, mulai dari tempat pembuatan perkakas, tempat pelatihan para pasukan, kesenian-kesenian yang ada, baik itu tulisan ataupun pahatan, dan pentas-pentas hiburan para penduduk disini.

Yang pertama adalah tempat pembuatan perkakas, tempat untuk menempa segala hal yang di butuhkan. Semua peralatan di buat disini, baik alat-alat untuk bercocok tanam, mug-mug untuk memasak, dan bahkan persenjataan para prajurit di buat di tempat ini. Perbedaannya adalah bahan yang dipakai, jika untuk bercocok tanam dan aktifitas sehari-hari para penempa akan memakai baja kualitas dari yang rendah hingga menengah, sedangkan untuk persenjataan para penempa memakai baja kualitas tinggi.

Terlihat Frank sedikit tertarik dengan tempat menempa baja yang ia tunjukkan. Ia melihat beberapa ujung tombak hasil tempaan dari baja kualitas tinggi. Sesekali ia berdecak kagum melihat keindahan hasil tempaan tersebut. Sebuah mata tombak kamayari dengan tiga bilah pisau, satu merupakan mata tombak utama dan dua lainnya merupakan pendamping untuk mengkait tubuh lawannya. Mata tombak yang benar-benar mengerikan.

Perawakan Frank sedikit menarik perhatian Anya. Mulai dari wajah, warna kulit, dan gaya pakaian milik Frank. Hanya melihat sekilas pun Anya dapat mengetahui bahwa Frank bukan berasal dari Prosdimos. Sebuah jubah beludru yang sepertinya terbuat dari bulu seekor burung dengan warna hijau gelap, bercampur dengan hijau muda dan biru. Ia pernah mendengar terdapat burung langka yang hanya dapat ditemukan di Elosy, burung Cendrawasih. Mungkin saja jubah milik Frank terbuat dari bulu burung itu.

Dan juga sebuah pisau kecil yang berbentuk seperti cakar, yang jika ia tidak salah ingat bernama Kerambit. Itu merupakan sebuah pisau kecil dari sebuah kerajaan di wilayah Elosy, yang merupakan wilayah yang di jaga oleh Elementary Owner NATURE. Nama kerajaan itu adalah Aetoura, yang berarti rajawali langit.

Kemudian Anya melanjutkan perjalanannya menuju tempat pelatihan para prajurit di desa. Terlihat segerombolan pemuda sedang berlatih memainkan tombak. Ayahnya juga mengajarinya berlatih tombak, tapi itu hanya sebatas dasar-dasar nya saja. Tidak ada yang tahu, bahkan ayahnya sekalipun bahwa dirinya telah mencapai tingkat ke tertinggi dari perubahan harimau.

Karena pada dasarnya ayahnya tidak begitu menyukai jika dirinya ikut ambil bagian dalam pertempuran. Oleh sebab itu, ayahnya tidak pernah sungguh-sungguh dalam mengajarinya seni bertarung.

Kali ini giliran sang istrilah yang kelihatan tertarik. Sesekali Elise mengeluh tentang betapa lemahnya langkah-langkah kaki dan gerakan-gerakan ayunan yang di lakukan oleh para pemuda dihadapannya. Kekurang luwesan dalam bergerak menjadi masalah besar beberapa pemuda yang sedang berlatih. Perempuan itu sesekali melontarkan kata-kata pedas melihat latihan mereka dan Frank hanya bisa tersenyum mendengar komentar istrinya.

Anya sendiri menyadari betapa buruknya gerakan beberapa dari mereka. Jika saja dirinya ada di sana sudah tentu ia akan menumbangkan seluruh pemuda itu. Tapi ayahnya, ya, ayahnya akan sangat marah jika mengetahui dirinya terlibat dalam pertarungan semacam itu. Mungkin karena dirinya adalah seorang wanita, mungkin karena kenangan buruk ayahnya tentang kematian ibunya. Sehingga membuat ayahnya terlalu berlebihan dalam menjaganya. Yang terkadang membuatnya terlihat seperti seorang anak kecil.

Penampilan dari Elise, yang merupakan istri dari Frank, tidak kalah menariknya. Ia pun terlihat jelas bukan berasal dari Prosdimos, bukan pula Elosy. Dan darimana ia berasal?

Anya bertanya-tanya dalam hati. Sejak pertama bertemu, Elise pun enggan menceritakan asal tempatnya. Tidak ada senjata ciri khas yang mampu menunjukkan asal tempat dari Elise. Seharusnya Elise merupakan seorang yang memiliki kemampuan bertarung yang cukup hebat, mengingat cara ia mengoreksi gerakan-gerakan dari para prajurit di hadapannya.

'Kenapa ia tidak membawa senjata? Atau mungkin ia tidak memerlukannya? '

Sepintas Anya melihat seperti terdapat motif sayap ekor naga di sekitar leher persis di bawah telinga kanannya.

'Apa mungkin perempuan ini adalah…'

Anya tak ingin menatap Elise terlalu lama. Ia merasa apa yang dilakukannya kurang begitu sopan. Selain itu, sangat kecil kemungkinan perempuan di hadapannya ini adalah salah satu dari empat Half-blood Hewan Suci, Ras Naga Langit yang terkenal langka itu. Tapi jika itu benar, beruntunglah dirinya dapat bertemu dengan seorang Half-blood Naga Langit dari Tharios.

Anya pun kembali mengajak para rombongan itu berjalan, kali ini menuju kesebuah rumah yang dijadikan tempat menyimpan koleksi-koleksi kesenian baik itu, seni tulisan maupun pahatan. Terlihat mereka semua begitu antusias, kecuali seseorang. Dia adalah pemuda yang selalu berdiri di barisan belakang sepanjang perjalanan. Seorang pemuda misterius dengan tatapan dinginnya. Seolah tak terdapat sedikitpun emosi di balik wajah itu.

Freis Greeya merupakan pemuda misterius yang menarik perhatiannya. Warna putih kehijauan dari rambutnya serta motif putih kehijauan yang terlihat di pupil matanya terlihat begitu mempesona baginya.

'Mata miliknya terlihat sangat cantik. Tapi siapa dia sebenarnya? Kenapa ia bisa bersama rombongan keluarga Tuan Frank? '

Kemudian Anya memperhatikan sebuah pedang yang tergantung di pinggang pemuda itu. Sebuah sarung pedang berwarna putih dengan ukiran hijau yang menghiasi seluruh permukaannya. Dari panjang dan bentuknya jelaslah pedang itu adalah Tachi, pedang yang merupakan ciri khas dari Kerajaan Kokki’po. Dan bentuk serta warnanya, mungkinkah pedang itu adalah Anemo. Sebuah pusaka dari Anemos, kuil angin.

Jika demikian, mungkinkah pemuda di hadapannya ini adalah Sang Iblis WIND yang selama ini di rumorkan itu?

Setelahnya Anya mengajak rombongan Frank menuju aula pentas yang terdapat di desa. Yang biasanya memainkan beberapa sandiwara tentang Sang Elementary Owner WIND, asal mula Kerajaan Leftigris, dan beberapa sandiwara komedi. Frank dan Elise terlihat begitu antusias melihat pentas itu.

Tiba-tiba Raya mendekatinya dan memintanya untuk menunjukkan tempat pengolahan obat-obat herbal disini. Melihat itu Frank dan Elise mempersilakannya untuk membawa Raya pergi. Yang kemudian disusul dengan permohonan dari Freis untuk kembali ke penginapan terlebih dahulu.

Kemudian Anya pergi bersama dengan Raya untuk membawanya ke pusat pengobatan di desa.

“Kau memiliki orang tua yang baik,” katanya kepada Raya saat diperjalanan.

“Benarkah?” jawab Raya, “tapi mereka bukan orang tuaku.”

Anya agak terkejut mendengar jawaban dari Raya. Dan menatap gadis itu beberapa saat.

“Mereka adalah sepasang kekasih yang membesarkanku setelah tewasnya kedua orang tuaku.”

“Maafkan aku... "

“Tidak apa-apa,” Raya kembali melanjutkan perkataannya. “Bagiku pribadi, mereka telah kuanggap seperti ayah dan ibuku. Tanpa kehadiran mereka mungkin aku tak kan sanggup berjalan, bahkan mungkin bernafas hingga sekarang. Mereka memberikan kasih serta cintanya saat aku terpuruk dan jatuh. Mereka berhasil membangkitkanku.”

Raya menatap kedua matanya sambil tersenyum.

“Mereka adalah seseorang yang berharga bagiku. Sama berharganya seperti kedua orang tuaku. Mereka adalah orang-orang yang kukasihi dan kuhormati.”

Anya ingin bertanya alasan dari kematian kedua orang tua Raya, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia tidak ingin membuat Raya mengungkit kenangan pahitnya.

Sampai sekarang Anya sendiri dapat mengingat jelas para gerombolan pasukan harimau yang datang mengepung rumahnya. Ibunya yang mendekapnya dengan erat, melindunginya. Suara-suara dan teriakan-teriakan beringas mereka. Sampai pada saat kedatangan ayahnya, yang memeluk tubuhnya dengan erat.

Hingga esoknya, Anya berdiri berdampingan dengan ayahnya di depan sebuah gundukan tanah dengan sebuah pasak yang digantungi kalung ibunya. Makam milik ibunya.

Saat itu adalah saat dimana dirinya dan ayahnya selalu berkelana kesana kemari mencari tempat baru. Ia dan ayahnya berpindah-pindah tak menentu. Sesekali ayahnya terlibat pertarungan dengan sekelompok pasukan The Tiger Kingdom yang sedang meneror para Ras Manusia.

Hingga akhirnya ia dan ayahnya bertemu dengan sekelompok Ras Harimau yang merupakan mantan prajurit Kerajaan. Mereka membawanya ke tempat mereka, sebuah desa tersembunyi di dekat Danau Okeanostois.

Sebuah desa yang memang telah disiapkan mendiang Raja Drias Seer jika sewaktu-waktu terjadi kudeta terhadap dirinya, kerajaannya. Desa untuk para prajuritnya, untuk kembali menempa diri dan membangun kekuatan Untuk merebut kembali Kerajaan Leftigris. Seorang mendiang Raja yang begitu bijaksana.

Dan kini ayahnya telah menjadi pemimpin di desa ini. Mendidik dan membina mereka semua.

Karena itu, bagi Anya kedatangan Frank yang merupakan utusan dari Kerajaan Kokki’al adalah sesuatu yang ia nantikan. Sebuah kesempatan dimana dirinya dapat merebut kembali rumah dan tanah kelahirannya dari tangan para Ras Harimau dari The Tiger Kingdom.

****

“Tangan itu mendekap dengan erat tubuh ini, Menaungiku, melindungiku,

Sekalipun terdengar suara rintihan di mulutnya,

Sekalipun terdengar suara retak tulang di tubuhnya,

Sekalipun matanya dibanjiri air mata kesakitan,

Tapi tubuh itu terus mendekapku, melindungiku,

Sekarang yang tersisa hanyalah sebuah kenangan,

Kenangan yang selalu menyayat-nyayat mimpi-mimpi malamku.”