Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Azzura yang baru datang berjalan dengan anggun dia tidak mau memperlihatkan aura dan tingkah laku lamanya yang kekanak-kanan. Dia sudah bertekat untuk membuat sikap yang berbeda dan tidak dapat diremehkan lagi oleh orang-orang disekitarnya.
Semua tatapan tertuju padanya yang berjalan mendekati kedua orang tuanya, setelah memberi hormat dia duduk di hadapan sang ibu dan ikut sarapan bersama dalam diam. Nyonya Elena menatap heran dengan sikap Putrinya itu yang berbeda. “Dia terlihat anggun dan lebih berwibawa,” Batinnya dengan senyuman.
sedangkan yang lain menatap dengan berbeda, mereka menilai sikap Azzura akhir-akhir ini sungguh aneh.
“Sombong,” Batin Lily.
Setelah sarapan pagi mereka kembali bersibuk dengan kegiatan masing-masing. Terutama menyiapkan semua perlengkapan untuk dibawa ke Kastil Kerajaan nanti. Azzura jugasudah menyelesaikan kegiatannya sendiri untuk membereskan barang-barangnya.
“Sisanya kau yang atur,” Perintahnya pada Lola.
“Baik,”
“Ah, jangan lupa selendang mu.” Azzura mengingatka Lola.
Lola diam saja mendengar ucapan Nonanya. “Selendang,” Pikirnya bingung.
“Ah, benar selendang ibu ku.” Ucap Lola dan langsung pergi lagi menuju kamarnya namun terhenti dan langsung berbalik melihat Azzura.
“Dari mana anda tahu tentang selendang ibu ku?” Heran Lola.
Azzura hanya mengangkat pundaknya dan kembali dengan kegiatannyas, karena tidak mendapatkan jawaban Lola langsung pergi meninggalkan kamar Azzura.
Seingat Azzura sesampainya diKastil Kerajaan Lola termenung beberapa hari hanya karena dia meninggalkan selendang pemberian dari sang Ibu.
Mengapa mereka tidak bisa kembali ke Mansion atau menyuruh orang lain untuk mengambil barang yang tertinggal, pertama jarak tempuh yang bisa memakan waktu 1 hari perjalanan lalu keadaan Kastil Kerajaan ketika mereka baru tiba sudah tidak memungkinkan untuk ditinggal, terutama Azzura yang selalu menghawatirkan keadaan Nyonya Elena yang hanya terbaring diranjangnya saja.
Keadaan Kerajaan saat itu sudah sangat kacau, umur Azzura yang masih muda dan keadaan Ratu mereka yang sangat tidak baik membuat kegusaran berbagai pihak. Disaat itulah para Selir Tuan Cariann mengambil alih segala tugas Nyonya Elena sebagai Ratu dan Azzura tidak bisa berbuat apa-apa.
jadi mereka mengikhlaskan semua barang-barang yang tertinggal dengan harapan suatu saat bisa kembali untuk mengambilnya lagi.
Siang hari sebelum makan siang, Azzura berencana menemui Ayahnya diRuang Kerja.
“Apakah ayah ada didalam?” tanya Azzura pada pengawal yang berjaga, tetapi sang Ayahnya sedang menerima tamu penting.
“Tuan sedang ada tamu Nona,”
“Siapa?”
“Pangeran dari Kerajaan Timur Nona,” Jawab Pengawal itu.
Azzura mendengar Kerajaan Timur berfikir jika itu adalah Pangeran vargas. “Bukan kah dia sudah pulang,” Batinnya.
“Apakah sudah lama?”
“Sudah sejak tadi Nona,” Azzura mengerti dan mencoba menunggu beberapa saat lagi.
“Apakah ada hal yang penting Nona?” Tanya pengawal penasaran.
“Ah, tidak. Aku akan menunggu saja sebentar.”
“Bagaiman jika ku beritahu Tuan Cariann?” tawar pengawal itu.
Belum sampai Azzura menjawab pintu ruagan terbuka dan Ayah nya keluar. Tuan Cariann tersenyum pada sosok dibelakangnya dan ketika berbalik melihat Azzura sudah berdiri didepan pintu.
“Azzura? Ada apa?” Tanya Ayahnya.
“Ayah aku…” Tiba-tiba sosok dibelakang Ayahnya muncul dan melihat Azzura. Mata mereka bertemu dan saling menatap.
“Kau?” Ucap mereka bersamaan.
Tuan Cariann merasa heran dengan spontanitas mereka. “Apa kalian saling mengenal?” Tanya nya.
“Tidak…” ucap Azzura dan Andren secara bersamaan lagi.
“Kami hanya pernah bertemu sekali Tuan, secara tidak sengaja. Bukan begitu Nona?” Ucap Andres menatap tajam Azzura.
“Eh, iya Ayah.” Gugup Azzura.
“Gawat, ternyata dia seorang Pangeran. “ Batin Azzura yang panik.
“Begitu rupanya, Pangeran ini Putriku Azzura dan Azzura ini Pangeran Andres dari Timur.” Tuan Cariann mengenalkan.
Azzura terkejut jika itu adalah Pangeran Andres. “Apa? Pangeran Andres? Mengapa aku bisa tidak mengenalinya.” Batin Azzura yang gugup.
Seingat dia, pangeran Andres menikah dengan Vanesa saat dia pergi berperang. Tapi wajahnya berbeda dengan yang dia ingat dimasa depan Azzura dulu. Seingatnya Pangeran Andres sangat kurus, tidak pernah ada senyuman dibibirnya seperti sang Ayah. akan tetapi yang dihadapannya saat ini Pangeran Andres sangat tampan, gagah dan berwajah tegas.
"Sepertinya ada yang aneh dengan keadaan mereka berdua dulu." Azzura hanya diam dan berfikir keras tanpa menjawab apa-apa.
“Azzura sayang?” Ayahnya memanggil karena melihat Azzura yang diam dan seperti orang bingung.
“Ya Ayah.” Azzura langsung sadar dan tersenyum pada Ayahnya.
“Apa kau ingin menemui ku?” Tanya Ayahnya lagi.
“ya ada yang ingin ku bicarakan sebentar,” Dengan sesekali melihat kearah Andres.
“Jika begitu aku pamit dulu Tuan Cariann, aku pasti hadir dalam upacara penobatan anda.” Tutup Andres dengan sopan.
“Bagus, Bagus. Sampaikan salam ku pada Ayah mu.” Tuan Cariann mengantar Pangeran Andres keluar dan mereka bersalaman. Pangeran Andres menengok Ke arah Azzura yang juga menatapnya.
Karena mata mereka bertemu Azzura langsung berbalik dan masuk keruang kerja sang Ayah. Pangeran Andres hanya tersenyum dan berjalan pergi.
“Ada apa sayang?” Tanya Tuan Cariann pada Putrinya yang berjalan masuk ke ruangan.
“Ayah, aebenarnya kemarin saat aku sedang mencari sesuatu dipasar, aku melihat ada beberapa orang dengan pakaian lusuh sedang mengangkat barang-barang yang sepertinya sangat berat.” Ucap Azzura yang mencoab sedikit polos.
“Lalu?” Tuan Cariann mencoba menanggapi.
“Aku mengikuti mereka karena kasihan Ayah, tapi mereka masuk kesalah satu Rumah yang besar sekali. Saat aku mengintip sedikit Rumah itu banyak sekali orang yang berpakaian sama seperti yang aku temui sedang melakukan pekerjaan berat dengan dicambuk, sepertinya rumah itu juga gerbangnya selalu tertutup rapat.” Jelas Azzura yang menceritakan panjang lebar.
“Untuk apa kau mengikuti mereka sayang, itu berbahaya untuk mu.” Khawatirnya Tuan Cariann.
“Tapi Ayah pernah berkata, jika kita bisa membantu orang lain jangan setengah-setengah bukan?”
“Ya benar, lalu apa lagi yang kau temukan dan dengan siapa kau kesana?”
“Aku sendirian Ayah, karena Lola sedang sibuk berbelanja. Ayah aku kasihan dengan mereka. Kata mu kita tidak boleh melakukan perbudakan apalagi menyiksa orang miskin bukan?”
“Azzura dimana kau menemukan Rumah itu?” Sela sang Ayah sebelum azzura melanjutkan ceritanya.
“Di dekat sungai besar pinggir hutan Ayah.” Azzura masih bersikap polos.
Tuan Cariann berfikir dan menyocokan dengan laporan Pangeran Andres tadi. Pangeran Andres menemuinya untuk memberitahukan bahwa ada penyusup dan banyaknya orang-orang yang beekeliaran di malam hari. “Ini aneh,” batinnya.
“Azzura aku perintahkan kau jagan pergi kemana pun tanpa pengawalan, paham!” tegasnya dan langsung berdiri untuk memerintahkan pemgawal memanggil seseorang.
Azzura tersenyum sepertinya sang Ayah paham apa maksud dirinya tadi.
“Ayah ada apa?” Azzura bingung ketika Ayahnya langsung sibuk dan menjadi sedikit serius.
“Lebih baik kau kembali kekamar mu, dan selesaikan beberes mu saja.” Ucap lembut Tuan Cariann karena tidak mau membuat Putri kesayangannya ini khawatir.
“Baik,” Azzura yang mengerti langsung meninggalkan Ruang kerja sang Ayah.