Hasna Sandika Rayadinata mahasiswa 22 tahun tingkat akhir yang tengah berjuang menyelesaikan skripsinya harus dihadapkan dengan dosen pembimbing yang terkenal sulit dihadapi. Radian Nareen Dwilaga seorang dosen muda 29 tahun yang tampan namun terkenal killer lah yang menjadi pembimbing skripsi dari Hasna.
" Jangan harap kamu bisa menyelesaikan skripsi mu tepat waktu jika kau tidak melakukan dengan baik."
" Aku akan membuat mu jatuh hati padaku agar skripsi ku segera selesai."
Keinginan Hasna untuk segera menyelesaikan skripsi tepat waktu membuatnya menyusun rencana untuk mengambil hati sang dosen killer. Bukan tanpa alasan ia ingin segera lulus, semua itu karena dia ingin segera pergi dari rumah yang bukan lagi surga baginya dan lebih terasa seperti neraka.
Akankan Hasna berhasil menggambil hati sang dosen killer?
Atau malah Hansa yang terpaut hatinya terlebih dulu oleh sang dosen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MHDK 02. Papa Durjana
Hasna menuju ke Cafe tempat dia bekerja. Ia masuk ke ruang ganti untuk menaruh tas dan lembaran lembaran kertas konsep skripsinya.
Brak....
Hasna menutup pintu loker dengan begitu keras.
" Asem.... Kupingku bisa budek caranya kalau kamu seneng banting pintu keras keras begini."
" Eh kamu Din sorry sorry yak. Gue lagi bete banget."
" Napa emang?"
" Gue tadi pagi udah buru buru sampai nggak sarapan mau ngajuin judul skripsi, eh... Ditolak dong gue gara gara telat 2 menit."
Samsudin atau yang biasa dipanggil Udin itu mengerutkan alisnya. Ia yang juga merupakan mahasiswa Universitas Nusantara itu cukup mengenal beberapa dosen. Maklum Udin adalah mahasiswa abadi. Sudah 7 tahun dia kuliah tinggal setahun lagi dia siap siap kena DO dari kampus jika tak kunjung lulus.
" Emang siapa dosen pembimbing mu?"
" Namanya Radian."
" Hahaha mampus koe Has... Pak Radian terkenal killer, susah banget bimbingan sama dia. Banyak anak anak yang setres ngadepin dia."
Glek...
Hasna menelan saliva nya dengan susah payah. Rupanya omongan Tyas bukanlah sebuah kebohongan.
" Beneran mampus gue Din... Bisa ganti nggak ya dosen pembimbingnya."
" Hahahah sono gih nemuin dekan atau rektor sekalian aku yakin bukannya dosen pembimbing nya yang diganti tapi kamu nya yang di DO."
" Emang kenapa?"
" Ya Allaah Hasna.. Kamu ini benar benar nggak tahu ya. Selama ini jadi mahasiswa kupu kupu sih jadi nggak update."
Hasna semakin bingung dengan ucapan temannya itu. Apalagi itu mahasiswa kupu kupu, sungguh istilah yang tidak ia tahu.
Udin yang melihat kebingungan di wajah Hasna tertawa geli. Namun secepatnya ia menjelaskan sebelum tangan Hasna melayang ke lengannya.
" Mahasiswa kupu kupu tuh mahasiswa kuliah pulang kuliah pulang alias nggak pernah ikut kegiatan di kampus. Terus kenapa kamu bakalan di DO dari kampus kalau minta ganti dosen pembimbing soalnya Pak Radian itu adalah anak dari pemilik Kampus tempat kuliah."
" Apa.....???!!!"
Hasna terkulai lemas di lantai. Yang tadinya di perpus dia menggebu gebu mau menggaet hati sang dosen ternyata fakta yang ditemukan membuat nyalinya menciut.
Ya Allaah mengapa dia begitu sempurna. Sudahlah pasrah ni skripsi bakalan lama. Batin Hasna lesu.
Hasna dan Udin pun segera melakukan pekerjaannya. Hasna selalu rajin dalam bekerja. Terlahir dari keluarga kaya tidak menjadikannya anak yang manja. Semasa sang mama masih hidup Hasna selalu diajak melakukan pekerjaan rumah, jadi memegang sapu, lap , cuci piring dan lain sebagainya adalah hal yang biasa.
🍀🍀🍀
Tepat pukul 8 malam Hasna baru sampai di rumahnya. Tatapan tajam mata Yudi tak membuat nyali Hasna menciut. Semenjak sang papa membawa wanita lain ke rumah ini sejak itu juga Hasna mendeklarasikan peperangan kepada sang papa.
Terlebih sikap Priska dan Renita benar benar seperti ibu tiri dan saudara tiri di cerita dongen cinderella. Sebenarnya awal Priska dan Renita datang, Hasna mencoba untuk menerima. Namun ternyata kedua ibu dan anak itu memiliki sifat yang jahat. Baru datang saja Priska berani meminta pelayang untuk membuang semua barang milik mama Hasna.
Hasna yang tidak terima melaporkan hal tersebut kepada Yudi. Namun jawaban Yudi membuat Hasna naik pitam.
" Mama mu kan memang sudah tidak ada. Jadi buat apa menyimpan barang barang tersebut."
Sejak saat itulah ia membenci papa nya. Dan mulai saat itulah ia bahkan tidak lagi berbicara kepada Yudi.
" Hasna berhenti!!"
Mendengar teriakan papa nya ia pun berhenti. Hasna kemudian menengok tapi tidak mengucapkan sepatah katapun.
" Besok ikutlah papa makan malam dengan teman papa."
Hasna menarik sudut bibirnya tanda ia meledek ajakan sang papa, heh aku sudah tahu apa yang akan kau lakukan kepadaku.
" Jangan membuat papa malu."
" JANGAN HARAP!!!"
Hasna pun berjalan santai menuju ke kamarnya di lantai atas. Yudi sungguh geram dengan tingkah Hasna.
" Hasna... Hasna....!!"
Hasna acuh dengan panggilan Yudi.
" Sudahlah mas. Jangan memaksa. Kita masih ada Renita. Besok kita bawa saja Renita."
" Tapi Ma."
Renita yang mendapat tatapan tajam dari Priska hanya bisa menundukkan kepalanya.
" Ya kau benar, besok ajak Renita saja. Dia kan juga anak kita. Kau atur lah itu, aku pusing dengan kelakuan gadis itu. aku akan ke kamar dulu."
Yudi berlalu menuju ke kamar. Setelah Yudi benar benar masuk kamar Renita pun melayangkan protes kepada sang mama.
" Mama apa an sih. Aku nggak mau ikut makan malam dengan teman papa. Ini kan acara perjodohan buat cewek gila itu."
" Tck... Dasar gadis bodoh. Ini adalah kesempatanmu untuk jadi ratu. Apa kau tahu, orang yang akan dikenalkan kepada Hasna adalah seorang yang kaya raya."
" Benarkah?"
" Apakah mama pernah bohong sama kamu?"
Renita menggeleng, mama nya itu selalu memberikan yang terbaik untuknya.
" Baiklah Reni mau."
" Siiip.... Anak pintar."
Priska menyeringai, ia tidak akan membiarkan Hasna mendapatkan kebahagiaan. " Aku tidak akan membiarkan anakmu bahagia Mel... Tidak akan."
Di dalam kamar Hasna melemparkan tubuhnya di ranjang. Tiba tiba air matanya luruh. Ia mengambil foto sang mama dan mengusapnya perlahan.
" Ma... Hasna kangen sama mama. Papa jahat sama Hasna Ma... Papa udah nggak sayang lagi sama Hasna."
Hasna tersedu, berkali kali ia menghapus air matanya namun tetap keluar juga. Namun ia terkadang merasa bersyukur mama nya telah tiada. Hasna tidka bisa membayangkan jika mamanya masih ada terus papanya membawa ibu dan anak itu ke rumah. Mama nya pasti akan sangat sakit hati.
Hah.... Gadis itu membuang nafasnya kasar. Ia segera bangkit dan membereskan kertas kertas untuk pengajuan judul skripsinya.
" Baiklah aku harus serius. Aku ingin segera lulus dan keluar dari rumah ini segera. Ya ... Hanya dengan aku lulus aku baru bisa keluar dari rumah ini. Baiklah pak dosen aku akan mendapatkan hatimu untuk memuluskan sekripsi ku. Eit... Aku bukanya mau menghalal kan segala cara ya readers. Ini hanya salah satu trik saja jadi jangan negative thingking sama aku."
Hasna membangun semangatnya kembali. Ia tidak ingin mengalah sebelum berperang meskipun ia tidak tahu bagaimana harus berurusan dengan dokter Killer itu.
TBC
Hay readers.... Karya baru aku nih... Mohon dukungannya ya... Terimakasih banyak, Matursuwun.
itu adik iparnya Radian
astaga😭🤣🤣
sama Priska. Reni sudah 18 tahun
sedangkan mamanya Hasna meninggal saat Hasna masih awal mulai kuliah.
Yudi kurang asam