Tuhan menciptakan rasa cinta kepada setiap makhluknya. Jika cinta itu tak bersambut atau tak terbalaskan, apakah itu salah cintanya?
Akankah sebuah hubungan yang terlalu rumit untuk di jelaskan akan bisa bersatu? Atau....hanya mampu memiliki dalam diam?
Hidup dan di besarkan oleh keluarga yang sama, akankah mereka mengakhiri kisah cintanya dengan bahagia atau....menerima takdir bahwasanya mereka memang tak bisa bersatu!
Mak Othor receh datang lagi 👋👋👋👋
Rishaka dll siap menarik ulur emosi kalian lagi 🤭🤭🤭
Selamat membaca ✌️✌️✌️
Kalau ngga suka, skip aja ya ✌️ jangan kasih rate bintang 1
makasih 🥰🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Shaka semakin bete di kamarnya. Tata semakin merusak mood nya saja.
"Mending ke bawah aja kali ya, mudah-mudahan mama sama papa udah pulang! Kali aja Miba punya makanan yang bisa bikin moodnya baik!", monolog Shaka.
Pemuda itu pun sudah mengenakan celana pendek lagi dan kaos oblong polos.
Kaki jenjangnya menuruni tangga sambil sesekali menengok ke kanan kiri memastikan kedua orang tuanya tidak ada di sana, persis seperti maling yang takut ke gep.
Setelah tiba di lantai satu dan tak mendapati siapa pun, Shaka pun ke dapur. Ia membuka kulkas untuk mencari makanan.
Di sana ada cake yang sudah di potong.
"Huum, lumayan nih! Katanya cokelat bisa balikin mood !", kata Shaka. Ia pun mengambil piring kecil dan mengambil dua slice sekaligus.
"Eum...enak juga!", ujarnya. Tapi samar-samar ia mendengar ada orang yang sedang mengobrol di taman belakang.
Shaka pun penasaran. Ingin tahu saja siapa yang sedang mengobrol. Barangkali papanya yang sedang menyusun rencana untuk tetap membuatnya menjauh dari Cyara.
Ya Allah, su'udzon amat sama ortu sendiri! Batin Shaka membantah!
Kakinya pun perlahan mendekat menuju ke sana. Tapi ia menghentikan langkahnya setelah mendengar namanya di sebut dalam obrolan itu.
"Abi mau bicara apa?", tanya Ica.
Syam menatap putri sulungnya dengan seksama.
"Seberapa kenal kamu sama Galang, Ca?", tanya Syam.
"Ya...kenal aja sih Bi, belom yang deket banget kaya ke Gilang sama Gendhis."
Syam mengangguk paham. Mungkin Galang memang sudah lama menyukai Ica dalam diam dan beberapa hari terakhir ini dia menganggap waktunya sudah tepat.
"Abi suka dengen pribadi Galang yang terlihat lebih dewasa di banding kalian meski seumuran."
Ica membenarkan ucapan abinya. Galang memang cukup menarik perhatian Ica karena selain tampan dan mapan, pemuda itu juga dewasa secara pemikiran.
"Kamu sudah memikirkan matang-matang sampai kamu mengiyakan niat baiknya itu?"
Ica menelan salivanya pelan. Syam menghela nafas beberapa saat.
"Galang berkomitmen untuk serius ke jenjang yang halal, Ca. Kamu tahu itu?"
Ica mengangguk.
"Lalu...kamu benar-benar sudah memikirkan hal itu? Ini tentang masa depan kamu Ca, bukan main-main!"
"Insya Allah sudah Abi. Ica sudah memikirkannya kok!", kata Ica dengan jawaban yang sebenarnya cukup meragukan di dengar Syam.
"Yakin?", tanya Syam lagi. Dengan sedikit ragu, Ica kembali mengangguk tapi tak berani menatap abinya.
Lelaki tampan di usianya yang matang itu kembali menarik nafas dalam-dalam.
"Bukan karena pelarian perasaan kamu ke Shaka kan?!", tanya Syam.
Shaka yang mendengar namanya di sebut karena alasan itu pun membeku. Matanya membola dengan detak jantungnya yang sudah berdegub kencang.
"Abi....???!"
"Abi senang kamu berusaha melupakan perasaan cinta kamu yang salah ini kepada om kamu itu Ca!", kata Syam.
Cinta? Perasaan cinta yang salah? Ica...cinta sama gue??? Shaka masih tertegun di tempatnya tadi.
"Abi...Ica...?!''
"Tapi Abi tidak suka kalau kamu menerima Galang hanya gara-gara...ah ...!", Syam mengusap wajahnya.
"Maaf Abi ...!", Ica menunduk.
"Kalau kamu memang belum bisa sepenuhnya melupakan Shaka, ngga apa-apa. Semua butuh proses. Tapi kalau kamu cuma mau mempermainkan perasaan Galang...kasian dia nak!!", kata Syam melunak.
Sebagai ayah, ia paham sekali posisi Ica. Tapi kalau memang Ica belum bisa menerima Galang, minimal tidak mempermainkan perasaannya kan???
"Insya Allah Ica akan berusaha buat lupain perasaan Ica ke Shaka yang salah itu, Bi. Abi percaya sama Ica ya! Dan soal mas Galang...Ica yakin kalau...kalau...mungkin seiring berjalannya waktu akan membuat Ica jat....!!"
Pranggg!
Suara benda pecah itu membuat obrolan ayah dan anak itu terhenti dan menoleh ke asal suara itu.
Keduanya terkejut terutama Ica yang melihat Shaka berdiri membeku menatap ke arahnya.
Ica spontan berdiri.
"Sha...ka ...!", lidah Ica terasa kaku. Shaka menatap lekat keponakan kesayangannya tersebut sebelum benar-benar meninggalkan tempat ia berdiri tadi.
"Ka...!!", panggil Ica. Tapi Syam menahan Ica.
"Ngga apa-apa Ca. Jangan kejar Shaka!", pinta Syam.
"Tapi Abi, Shaka pasti denger soal ini...?!", kata Ica yang sudah berkaca-kaca.
Syam menarik Ica ke dalam pelukannya.
"Tenang sayang, biar nanti Abi yang bicara sama Shaka!"
Gadis itu pun mengangguk pelan di dekapan abinya.
💜💜💜💜💜💜💜💜
"Alhamdulillah Oma, Ica nerima Galang!", Galang menghambur memeluk Omanya.
Kedua orang tua triplet hanya menggeleng pelan melihat tingkah si sulung dari triplet.
"Alhamdulillah kalau begitu!", kata Oma mengusap pipi Galang.
Jika rona kebahagiaan ada di wajah Galang, berbeda dengan Gilang yang keliatan sekali tak bahagia. Tapi hanya Gendhis yang paham kenapa wajah sang kembaran seperti itu.
"Jadi, ke depannya gimana Lang?", tanya bunda.
"Insyaallah, Galang mau ajak kita semua bertemu keluarga Ica. Tidak dalam waktu dekat ini sih bund, Yah, Oma...Galang seminggu ini full dinas. Sekalian nunggu Opa Bisma dan Oma Dinara pulang!", ujar Galang.
"Ayah tunggu waktunya itu, Lang!", kata ayah Zayn.
Gilang yang jengah mendengar pembicaraan itu pun memilih meninggalkan obrolan keluarganya tersebut.
Gendhis hanya memandangi Gilang yang sudah menghilang di balik pintu kamarnya.
Kasian banget si Gilang! Tapi gimana, Ica sendiri yang memutuskan untuk menerima Galang kan??? Batin Gendhis yang tak tega pada kembarannya tersebut.
💜💜💜💜💜💜
Terimakasih 🙏🙏🙏✌️✌️
Libur Mulu Mak othornya yak 🙈🙈🙈🙈
kasian deh lo dianggap besti... 🤣🤣🤣🤣🤣
gilang said kena deh gue sama emak emak julid...
..