Lisle yang baru pindah ke kota Black Mountain menemui banyak masalah. Kepolosannya telah dimanfaatkan oleh orang-orang berhati busuk, seorang teman baru yang hendak menjualnya dan bibi yang menjadikannya sebagai jaminan hutang-hutang. Tanpa sengaja bertemu dan berkali-kali diselamatkan oleh seorang laki-laki bernama Kennard Kent. Belakangan Lisle baru tahu bahwa lelaki itu adalah orang paling berpengaruh di kota Black Mountain. Namun latar belakang Kennard yang luar biasa dan wajah menawannya malah membuat gadis itu ketakutan. Penolakannya pada Kennard membuat lelaki itu makin tertarik dan tidak sabar. Dengan licik akhirnya Kennard berhasil membuat gadis itu berada dalam genggamannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LatifahEr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Tuan Muda Kedua
Aland Caldwel memperhatikan adiknya, Ralph Caldwel berbicara di ponselnya dengan serius. Lelaki muda itu bicara sambil mondar-mandir di ruang kerja Aland dengan gelisah. Kadang dia mengepalkan sebelah tangannya yang bebas dan ekspresinya tampak muram. Tidak biasanya adiknya yang tenang menjadi sekacau ini.
Ralph pulang ke rumah keluarga sore tadi tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tiba-tiba dia sudah mengetuk pintu ruang kerja Aland dan masuk dengan wajah yang tidak menyenangkan. Katanya dia sedang menyelidiki seseorang.
Aland tak mengira jika orang yang sedang diselidiki itu adalah seorang gadis. Sejak kapan Ralph perlu serepot itu? Tuan .muda kedua Caldwel tidaklah seburuk itu hingga perlu mengejar seorang gadis. Aland bahkan mendengar jika saudaranya ini dipuja hampir semua gadis di universitas Diamond Ritz. Sayangnya Ralph tampak belum tertarik dengan satu pun dari para gadis itu. Aland sangat menantikan gadis yang akan menjadi pacar Ralph nanti.
“Dia cuma seorang gadis polos. Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa terlibat dengan orang mengerikan itu.” Ralph bergumam lemah saat menghempaskan dirinya di sofa. Dia melempar ponselnya ke atas meja marmer hingga menimbulkan suara pecah.
Aland tak tahan dengan rasa penasarannya.
“Siapa gadis yang kau maksud? Seorang teman?” Aland meluruskan punggungnya ke sandaran kursi kerja. Dari tadi dia belum beranjak dari sana, tapi dia sudah berhenti melakukan pekerjaannya.
Saat itu seorang pelayan masuk membawakan minuman untuk mereka, meletakkannya di atas meja tanpa menimbulkan suara yang berarti kemudian pergi.
“Gadis yang kusukai. Dia baru kuliah sebulan dan tidak masuk selama seminggu lebih tapi sudah terlibat dengan tuan Kent.” Ralph memijit kepalanya yang terasa berdenyut. “Orang suruhanku menemukan bukti hubungan mereka dalam seminggu ini. Ada beberapa foto kebersamaan mereka....” Ralph menjelaskan. Matanya menatap kosong secangkir kopi yang disuguhkan di depannya.
“Jangan mengusik orang itu. Cukup sampai di sini kau menyelidikinya. Dia akan tahu jika seseorang mengikutinya.” Aland merasa harus memperingatkan adiknya meski mereka sama-sama tahu bahwa orang yang dimaksud memang berbahaya.
“Aku tahu. Aku juga tidak mengira jika Lisle yang tampak polos sampai memiliki hubungan dengan orang itu. Bagaimana bisa?” Ralph tampak kebingungan.
“Mungkin dia tak sepolos yang kau kira.” Aland mencoba memberikan pandangan baru pada saudaranya.
“Tidak. Dia memang seperti kelihatannya. Hanya saja ada sesuatu yang disembunyikan yang membuatnya terlihat sedih kemaren.” Ralph tidak terpengaruh dengan ucapan Aland. Dia bisa melihat kesedihan yang melintas di wajah kecil itu kemaren. Lisle juga seperti ragu saat menyebut tentang ‘pacar’ padanya. Siapa yang berani mengakui tuan Kent sebagai pacar? Gadis-gadis yang bersamanya hanyalah sebuah mainan yang membawa kesenangan sekejap.
“Aku harus menyelidikinya sampai selesai,” sambung Ralph penuh tekad.
“Ralph, kuperingatkan sekali lagi, berhentilah! Kau tidak tahu apa yang mungkin dilakukan tuan Kent bila dia merasa terusik. Satu lagi, lebih baik kau lupakan gadis itu. Tuan Kent memang memiliki daya tarik yang luar biasa bagi gadis-gadis apalagi bagi gadis sepolos itu. Bukanlah hal yang sulit bagi tuan Kent untuk mendapatkannya.” Aland kini menjadi kuatir. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada adiknya, keluarga Caldwel akan terseret.
“Aku tidak bisa membiarkannya. Aku sudah memikirkan gadis itu beberapa lama. Hanya saja ada hal-hal yang membuatku menunda untuk mendekatinya. Aku akan menghubungi Ray. Dia pasti bisa melakukan pekerjaan ini dengan bersih.” Ralph tampak keras kepala. Ray adalah seorang mantan mata-mata yang beralih profesi menjadi seorang detektif swasta. Menurutnya Ray pasti bisa membereskan masalah ini tanpa meninggalkan jejak.
Aland berdecak kesal. Ralph untuk suatu alasan sentimentil menjadi keras kepala dan melupakan fakta bahwa tuan Kent bukan seorang yang mudah diusik. Tindakan Ralph tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tapi juga bisa menyeret keluarga Caldwin ke dalam masalah besar.
“Tuan Kent tidak akan membiarkan orang yang mencoba menyentuh wanitanya. Kenapa tidak menunggu saja sampai dia menjadi bosan? Kudengar tidak ada gadis yang bertahan lebih dari seminggu bersamanya.” Aland mencoba menghalangi tindakan ceroboh Aland. Lagipula menurutnya apa bagusnya seorang gadis yang sudah disentuh orang lain. Gadis itu tak lagi sepolos perkiraan Ralph.
Raut Ralph tampak gelap oleh amarah. Membayangkan Lisle bersama orang seperti tuan Kent sama saja seperti melihat seekor kelinci dalam cengkeraman sang naga. Yang dikatakan Aland ada benarnya, tak ada gadis yang akan berada di sisi tuan Kent lebih dari seminggu.
Sayangnya ini telah lebih dari seminggu. Gadis itu bahkan tinggal di Palm Garden. Apakah tuan Kent begitu menyukai Lisle hingga gadis itu diperlakukan berbeda?
“Aland, ini sudah lebih dari seminggu. Gadis itu sekarang bahkan tinggal di Palm Garden. Semua juga tahu itu adalah tempat keramat bagi tuan Kent. Aku pikir, orang itu tidak bermaksud melepaskan gadis itu dalam waktu dekat.” Ralph tampak putus asa sesaat.
Aland terlihat sedikit mengernyitkan alisnya. Dia juga tahu tak sembarang orang dibiarkan memasuki Palm Garden. Jika benar gadis itu bukan saja memasuki kediaman Tuan Kent tapi juga tinggal di sana, dia merasa gadis itu pastilah sangat istimewa. “Kau yakin?”
“Aku mengikutinya hari ini hingga ke Palm Garden,” ujar Ralph.
“Kau gila!” Aland memaki karena tidak mengira jika adiknya bisa sampai bertindak sejauh itu, mengikuti wanita milik tuan Kent hingga ke sarangnya. Tiba-tiba dia merasa takut memikirkannya.
“Jangan kuatir. Aku tidak sebodoh itu. Maksudku aku hanya mengikutinya hingga belokan jalan menuju ke Palm Garden.” Ralph mengerti kekuatiran saudaranya. Dia juga tidak begitu bodoh untuk berkendara tepat di belakang mobil mewah yang membawa Lisle melewati jalan khusus menuju satu-satunya tempat bernama Palm Garden. Ada banyak CCTV di sepanjang jalan itu pastinya. Dia hari ini hanya mengarahkan mobilnya berjalan terus ketika mobil yang membawa gadis itu berbelok di sebuah persimpangan, bertindak layaknya pengendara lainnya yang kebetulan lewat.
“Tetap saja itu gila.” Aland mengeluh. Sekarang kepalanya ikut sakit memikirkan kelakuan adiknya ini.
Keluarga Caldwel adalah lima dari keluarga yang paling berpengaruh di Black Mountain. Sebagai penerus keluarga dengan beberapa jaringan bisnis kuat, tidak banyak yang bisa membuat Aland takut hingga hari ini. Ralph telah membawa masalah besar bagi mereka karena sebuah hal kecil, wanita.
“Aku akan menghubungi Ray untuk membicarakan ini.” Ralph bangkit dari duduknya tiba-tiba.
“Pergi begitu saja? Kau sangat murah hati memberikan sesuatu yang bisa kupikirkan semalaman.” Aland menyindir. Ralph jarang pulang. Dia tinggal di apartemen di tengah kota. Sedangkan Aland tinggal bersama istri dan anaknya di rumah keluarga besar mereka. “Setidaknya tinggallah sampai makan malam. Mungkin aku bisa menemukan sebuah pemecahan dari masalahmu. Jangan bertindak gegabah.”
Ralph tersenyum kecut. Dia tahu kakaknya bukannya cuma mencemaskan dia tapi juga keluarga Caldwel. Tuan Kent adalah sosok yang kejam. Dia tidak pernah bertindak setengah-setengah terhadap orang yang dianggap menentangnya. “Jangan terlalu kuatir. Keluarga Caldwel akan baik-baik saja.”
Dalam perjalanan kembali ke apartemen, Ralph menghubungi sebuah nomor dan berbicara dengan seseorang di seberang sana.
“Ray, aku punya sebuah tugas untukmu. Aku ingin kau menanganinya dengan hati-hati. Bila tidak, bila sampai kau lengah sedikit saja, bukan hanya nyawamu yang menjadi taruhan tapi juga nyawa seluruh keluarga Caldwel.”
------------------------
Hallo semuaaa.... Semoga masih semangat nunggu lanjutan novel ini yaaa... Makasih banyak sudah membaca hingga bab ini.
Tetap dukung author dengan klik like, komen dan vote. Kalo mau ngasih hadiah juga tidak ditolak 🤭biar authornya tambah semangat.
Oya, klo kalian suka dengan novel ini dan mau men-sharenya, author akan makin berterima kasih lagi. 🥰🥰🥰
Salaaam....
kopi sudah otewe ya