Muda, cantik dan seksi, tidak melulu membuat hidup seseorang baik. Buktinya Berta harus melakukan banyak hal gila agar bertahan hidup, mulai dari pura pura kesurupan, jadi wanita murahan sampai wanita tidak punya adab.
Tapi takdir mempertemukan dirinya dengan Wildan, Pengacara muda, tampan dan sukses tapi terjerat dengan kehidupan tiga keponakannya yang harus dia besarkan.
Simak kegilaan mereka bersama yok!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khorik istiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Theon panik, karena Berta sepertinya akan mengacaukan segalanya.
Susah susah dia buat rencana, tapi guru barunya itu ternyata adalah wanita muda yang emosian. Karakternya blak-blakan. Apa dia memang senaif itu?
Theon melihat Samuel di ujung sudut tempat tersebut, tengah bercumbu dengan pelayan bar. Dia memang sampah, sayang sekali Viona yang kecewa dengan Theon malah memilih dengan pria bajiangannn seperti itu.
Theon mengepalkan tangannya. Saat dia emosi sambil memikirkan cara menyeret Viona keluar dan juga menyelamatkan Berta. Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya.
"Bawakan aku minuman!" Theon yang menahan emosinya itu menunduk lalu beranjak ke belakang untuk membawakan minuman.
Baru saja dia mengalihkan pandangannya, tiba tiba saja Berta sudah berulah, dia membawa sebotol anggur dengan berjalan sempoyongan dan pura pura tersandung, dia menumpahkan anggurnya ke depan Viona dan dua pria yang ada di samping kanan dan kirinya.
"Haaaa... Maaf maaf... Aaku tidak sengaja." Berta berpura pura sudah mabuk.
Awalnya dua pria tersebut akan marah, tapi melihat body Berta dan wajahnya yang aduhai, mereka kemudian saling melirik. Bahasa tubuh mereka seakan setuju akan dengan apa yang harus mereka lakukan .
"Haaaa bajunya kotorrrrr... Hiks hiks..." Berta menangis menyayangkan baju Viona.
"Aku akan membersihkannya." Berta berdiri lalu tanpa memperdulikan kedua pria tersebut, Berta membopong Viona.
"Kita harus ke kamar mandi oke, bajumu kotor karenaku."
"Permisi..." Berta bilang kepada kedua pria tersebut.
Sayangnya rencana Berta tidak semulus itu.
Lengan laki laki yang disebelah kiri mencegah Berta, tapi kemudian terus memprovokasi dua lelaki tersebut.
"Eheheh... Mmm... Kalian mau ikut tidak." Kata Berta dengan nada merayu.
Lagi lagi kedua lelaki tersebut saling melirik. Kode diterima. Lalu mereka berdua segera menolong Viona dan Berta.
"Jangan membawanya sendiri, kami ini sebagai lelaki siap membantu." Kata Laki laki berkumis tipis. Berta menyebutnya tutup panci gosong.
Berta tersenyum sambil mengangguk. Rencananya berhasil.
Tapi tidak dengan Theon, dia justru panik melihat tak hanya Viona tapi juga Berta di dampingi masing masing lelaki untuk dibawa keluar ruangan dan menuju kamar mandi.
"Arah sini kamar mandinya..." Kata lelaki yang punya tahi lalat di tengah hidungnya.
Mereka membawa ke sebuah ruangan VIP lain dimana disana ada private room yang tidak akan diganggu.
Theon berpura pura akan mengambil makanan atau minuman keluar.
Membuntuti keduanya.
-Kenapa kalian mau? Apa kalian tahu akan dibawa kemana?
"Sial!" Bertindak gegabah sekarang ini hanya akan menyusahkannya.
Ruangan itu dibuka dan mereka berempat masuk.
"Klik" Pintu di kunci. Kedua lelaki tersebut tersenyum.
Pun dengan Berta yang tadinya sempoyongan dan jalan saja dibantu salah satu lelaki tersebut kemudian dia berdiri tegak.
Dia tersenyum. Di hadapan kedua lelaki tersebut. Dengan gerakan sigap dia membanting tubuh salah seorang lelaki tersebut.
Viona sudah tergeletak di lantai, Dia hanya bersandar di dinding saja. Duduk menyaksikan perkelahian dengan mata buramnya. Matanya menyipit tapi tetap saja dia tidak bisa fokus. Dia terlalu banyak minum alkohol.
Setelah yang satu terbanting di lantai dan mengerang kesakitan, satunya lagi sudah naik pitam dan hendak memukul Berta. Sayangnya pukulan itu meleset, Berta yang pernah belajar Taekwondo sampai mendapatkan sabuk hitam tersebut dengan mudahnya menghindar dan membalas pukulan tersebut. Dia kemudian memukul titik vital di belakang kepala untuk melumpukan lelaki messum terssebut.
"Beres!"
Berta kemudian melihat Viona yang bersandar di dinding. Dia segera mencari kunci untuk membuka ruangan tersebut lalu membopong Viona.
Begitu pintu dibuka Theon segera berhambur masuk bermaksud memukul tapi dia kaget ternyata kedua lelaki yang sudah lumpuh. Dan itu semua dilakukan berkat Berta.
Diluar prediksinya. Theon ingin bertepuk tangan kepadanya.
"Apa Miss Baik baik saja?"
"Menurutmu?" Ditanya balik Theon tak menjawab
"Kita harus segera keluar sebelum Samuel sadar!"
Berta menganggukkan kepalanya. Dan dimulailah aksi kucing kucingan lagi.
di tunggu kelanjutannya ya 😊
semangat 💪🏼👏🏼