Sebagai seorang ibu rumah tangga anisa tidak pernah mengatur keungan rumah tangganya. Keuangan semua dipegang oleh ibu mertuanya. Karena Rendra suami Anisa memberikan tanggung jawab keuangan kepada ibunya agar sang ibu tidak salah paham dengan Anisa. Anisa sendiri tidak masalah , yang terpenting tidak ada keributan. Rendra sangat mencintai Anisa, sampai rendra juga mengajari Anisa agar bisa tegas dalam bersikap.
Anehnya keluarga kakaknya rendra selalu menumpang hidup dengan rendra dan ibu mertuapun tidak mempermasalahkannya dengan alasan mereka juga membantu keuangan untuk urusan dapur. Rendra dan Anisa berencana untuk pindah namun belum ada waktu yang pas karena sang ibu selalu melarangnya pinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pov. Anisa uang gaji
.
.
.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Seperti bulan - bulan sebelumnya jika suami ku gajian selalu di berikan kepada ibunya atau ibu mertuaku. Yang aku tahu gaji suamiku itu 6 juta perbulan dan 4 juta di serahkan kepada ibu mertuaku dengan rincian, 1 juta untuk ibu mertua dan 3 juta untuk biaya makan selama 1 bulan. Dan untuk nafkahku suami ku memberiku 1 juta itu tanpa sepengetahuan ibu mertua ku, suamiku bilang jangan sampai ibu mertua tahu soal uang 1 juta yang ada di tangan ku.
Nama ku Nisa rahayu dan umurku 25 tahun, aku menikah dengan seorang pria yang sangat baik dan berhati lembut, kami menikah baru 1 tahun dan saat ini kami tinggal di rumah ibu mertua ku . Suami ku Rendra permana saat ini berusia 29 tahun, dia bekerja di salah satu perusahaan swasta.
" Nis, ini uang bulanan mu. Seperti biasa mas memberimu satu juta dan ini hanya untuk kebutuhan mu saja. Uang belanja sudah sama ibu, mas minta maaf ya Nis karena seharusnya kamu yang mengatur uang belanja itu tapi malah mas serahkan sama ibu. Mas hanya tidak mau ibu marah dan salah paham sama mas Nis. " Ucap mas Rendra sambil menggenggam erat tangan ku.
" Iya mas tidak apa - apa. Aku tidak masalah yang penting rumah tangga kita selalu bahagia dan rukun. " Ucap ku dengan senyum manis ku.
Sebenarnya dirumah mertuaku ini aku mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari ibu mertua ku dan istri kakak ipar ku. Suami ku mempunyai seoarang kakak bernama Zainal dan istrinya Santi mereka mempunyai dua anak bernama kiki dan koko mereka anak kembar yang masih berusia 5 tahun.
" Nis, mas lapar nih yuk makan dulu. Kamu tadi masak apa Nis?" Tanya mas amar dengan menampakkan senyum manisnya membuat aku semakin jatuh cinta.
" Masak kesuakaan mas dong. Ada sayur asam, ayam goreng dan sambal terasi yang pedesnya nampol. " Ucap ku dengan senyum sumringah.
" Mas jadi tambah lapar. Yuk kita keluar pasti ibu sudah menunggu kita makan" Ucap mas rendra dengan lembut.
" Iya mas yuk " Ucap ku lalu bangkit dari tempat ku duduk.
Aku dan mas Rendra keluar dari kamar menuju mekan makan. Benar saja disana sudah ada ibu mertuaku dan kakak ipar dan anak istrinya, dan juga ada adik ipar ku Bagas.
" Ramai sekali ya meja makan ini. ?" Seru mas Rendra lalu duduk di kursi yang biasa dia tempati.
" Kamu lama banget sih Ndra, jadi kami makan duluan !" Seru mbak santi kakak iparku.
" Tadi kami sholat magrib dulu mbak, memangnya kalian adzan magrib bukannya sholat dulu tapi malah datang kesini. " Ucap mas rendra sambil terkekeh.
Aku hampir setiap hari memang masak dengan porsi banyak karena hampir setiap hari juga mas zainal dan anak istrinya makan dirumah. Mas Rendra hanya tahu saat makan malam saja, padahal pagi , siang , malam mereka sering makan dirumah. Yang aku tahu mas zainal hanya memberi uang 500 ribu untuk ibu mertua ku. Dan dengan uang itu dia dan keluarganya seenaknya makan dirumah.
" Makan mbak , mas nanti lagi ngobrolnya " Tegur adik ipar ku Bagas.
Bagas selama ini yang selalu baik dengan ku, di saat dia libur kuliah dia sering membantuku membereskan rumah. Biarpun laki - laki dia sangat rajin dan tidak malas membantuku.
" Iya gas " Jawab ku lembut.
Aku terpana melihat makanan yang ada di atas meja, hanya ada sambal trasi dan kuah sayur asam saja. Makananku yang ku masak tadi sudah habis, lalu bagaimana dengan mas rendra. Kalau aku sih tidak masalah makan apa adanya begini, mas rendra pun sepertinya kaget melihat isi di atas meja.
" Makanya kalau makan malam itu masak yang banyak karena biasanya kita kan memang makan malam bersama " Ucap ibu mertua ku.
" Iya nih , begitu saja harus dikasih tahu " Seru mbak santi.
" Mbak santi dan keluargakan makan disini jadi bantuin mbak anisa masak juga dong jangan maunya makan gratisan terus " Celetuk adik iparku.
Adik iparku bangkit lalu menuju lemari makan yang ada di dapur. Dia membawa mangkuk dan piring di tangan kanan dan kirinya. Aku tidak tahu apa yang dia bawa, mata kami semua tertuju kepada bagas.
" Ini untuk mas rendra dan mbak anisa, tadi aku sengaja memisahkannya terlebih dahulu. Kalau tidak begini pasti sudah habis sama keluarga nya mas zainal. " Ucap bagas sambil melirik kakaknya yang tetap makan tanpa dosa.
" Terimakasih Gas " Ucapku sangat terharu dengan kebaikan adik ipar ku ini.
Aku menyendokkan nasi untuk mas renda dan ku letakkan sayur asam, sepotong ayam goreng dan sambal terasi buatanku yang sangat disukai mas rendra.
* Akhirnya malam ini aku bisa makan malam dengan menu yang lengkap. * Gumamku sambil menikmati makan malam.
Selesai makan malam seperti biasa aku selalu membereskan semuanya sendiri. Mbak santi dan ibu mertuaku duduk santai sambil menonton televisi. Sama sekali tidak ada yang berniat untuk membantu pekerjaan ku. Sesekali bagas yang membantuku itupun jika ibu tidak memarahinya.
" Anisa selesai cuci piring buatkan kami teh dan kopi " Teriak mbak santi dari arah ruang keluarga.
" Apa mbak santi tidak bisa membuatnya sendiri ? Mbak tidak melihat jika anisa sedang sibuk dengan cucian piringnya ? " Terdengar mas rendra menegur kakak iparnya.
" Cuma buat teh dan kopi apa susahnya sih Ndra ? Lagi pula sekalian istri kamu masih ada di dapur " Ucap mbak santi tetap tidak mau kalah.
Mas zainal hanya diam saja , bukannya menasehati istrinya agar tidak seenaknya tapi mas zainal hanya diam seperti sengaja membiarkan istrinya bersikap seenaknya.
" Ini teh dan kopinya mbak , Bu.." Ucap ku yang datang sambil membawa teh dan kopi untuk semua yang ada di ruangan itu.
Huuuffff
Terdengar helaan nafas dari mas rendra, sepertinya dia tidak suka dengan tindakan ku yang mau saja di suruh-suruh. Mas rendra memang pernah menasehatiku untuk bersikap tegas dengan mbak santi agar dia tidak seenaknya, karena posisi ku dan mbak santi itu sama, sama - sama menantu dikeluarga mas rendra.
" Iya " Jawab mbak santi dengan ketus.
" Kenapa kopi ku pahit banget sih ?" Seru mas zainal mengagetkan yang lain.
" Ehh... anisa kamu bagaimana sih bikin kopinya ? Apa kamu lupa takaran kopi untuk suamiku ?" Tanya mbak santi sambil berkacak pinggang.
" Maaf mbak mungkin tadi aku kelupaan , jadi aku samain dengan takaran nya mas rendra " Ucap ku memang tadi aku sengaja membuat takaran kopi yang sama dengan punya mas rendra karena aku kesal kenapa aku yang harus membuatkan kopi untuk suaminya.
" Mbak santi kan istrinya mas zainal seharusnya mbak itu yang mengurus mas zainal. Bukannya anisa !" Ucap mas rendra membela ku. Dia pasti tidak suka dengan perlakuan mbak santi terhadap ku.
" Rendra kenapa kamu malah menyalahkan santi ? Seharusnya anisa itu paham dong , karena biasanya dia memang yang membuatkan kopi untuk mas mu. Atau jangan - jangan kamu sengaja membuatkan zainal kopi pahit ?" Tanya ibu mertuaku dengan mata melotot.
Haahhh..
Aku pun kaget karena ibu mertuaku bisa tahu jika aku memang sengaja membuat kopi pahit untuk mas Zainal. Tapi aku tidak akan begitu saja mengakuinya karena pasti akan semakin runyam.
" Tidak bu . Mungkin karena tadi aku kecapean jadi aku tidak fokus bu " Jawab ku seolah aku terlihat menyesal, padahal dalam hatiku aku tertawa puas.
" Alasan saja, kerja begitu saja capek. Sudah sana buatkan yang baru. " Ucap ibu mertuaku.
" Biarkan mbak santi yang membuatkan Nis. Sekarang kita masuk kamar saja" Seru mas rendra mengajakku masuk ke kamar.
" Tidak bisa begitu dong Ndra ! Nisa harus membuatkan mas zainal kopi yang baru dulu baru dia boleh masuk kamar."Seru mbak santi tidak setuju.
Aku dan mas rendra tidak memperdulikan penolakan mbak santi. Aku melenggang masuk kekamar sambil membawa cangkir kopi mas rendra. Memang aku pembantu mbak santi yang seenaknya di perlakukan seperti pembantu. Dirumah orang tuaku saja aku tidak pernah diperlakukan seenaknya, makanya mas rendra selalu memintaku untuk bersikap tegas kepada mbak santi.
Ibu mertuaku memang selalu membela mbak santi karena menurutnya mbak santi itu anak orang kaya dan tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah. Kalau memang dia tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah kenapa tidak mencari ART saja?
*********
Alhamdulillah akhirnya AUTHOR bisa menulis karya terbaru, semoga kakak para pembaca setia menyukai karya baru AUTHOR 😘😘😘
AUTHOR tetap menulis novel yang sering terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Jujur AUTHOR tidak bisa menulis dengan menarik. Jika ada kekurangan Author mohon saran dan kritik nya. 🙏🙏
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️