Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.5
Panas terik matahari yang terasa menyengat dalam raga, bercucuran keringat membasahi tubuh gadis itu. Daun-daun kering beterbangan terbawa hembusan angin, seorang gadis cantik berpakaian syari'ih sedang menyusuri jalan setapak untuk mencari sebuah pekerjaan.
Beberapa toko yang ia singgahi meminta pekerjaan namun semuanya dapat penolakan.
Air mata mengalir membasahi pipi ketika badan mulai letih tapi yang diharapkan belum ada.
" Kinan, kamu di mana ? suara seseorang dibalik telpon.
" A-aku... " Kinan gugup tidak tahu harus mengatakan apa.
" Katanya saja kamu ada di mana sekarang ? " ujarnya lagi.
Suci tidak bisa menahan tangisnya lagi, dia merasa terharu atas perhatian yang diberikan temannya itu.
" Fazha, maafin aku. " ucapnya terisak-isak.
" Apa yang terjadi denganmu, Kinan ?
" Tidak ada kok, aku baik-baik saja. "jawab wanita itu mengelak.
" Aku di depan kontrakanmu, tapi tidak ada orang. " terang Kinan.
" Aku di luar sedang mencari pekerjaan.
" Apa ??" pekik pemuda itu.
" Katakan padaku, di mana aku menjemputmu ?
" Di sebuah toko, aku menunggumu di sini.
Fazha bingung yang di katakan Kinan.
"Toko yang mana ? Di sana kan banyak toko, guman Fazha bingung.
Meskipun tidak tahu pasti tempatnya, Kinan tetap melajukan mobilnya mencari temannya.
Dari kejauhan dia melihat Kinan berdiri di bawah terik matahari menunggunya.
" Kinan, "panggilnya, membuat Kinan terlonjak kaget dari lamunannya.
" Apa yang kamu lakukan di sini ?
" Kalau ada orang jahat, gimana? "ujarnya penuh khawatir.
" Di sini banyak orang, mana mungkin mereka berani berbuat jahat padaku," ucap Kinan tersenyum tipis.
" Masuk ke mobil, kita mencari makan, aku sangat lapar.
Kinan menurut pada temannya, perutnya pun keroncongan, jadi mana mungkin dirinya menolak rezeki.
" Yan, aku butuh pekerjaan, tolong bantu aku ! " Pintanya.
" Kenapa harus bekerja ? " Jika kamu butuh sesuatu, katakan saja padaku. " Ujar Kinan tidak tega melihat temannya menderita.
" Makasih Yan, tapi mana mungkin aku meminta tolong padamu setiap hari, " ujar Kinan tidak enak pada temannya.
" Okay, aku akan membantumu, kebetulan aku punya teman butuh karyawan, mungkin kamu cocok di sana.
" Benarkah, makasih banyak Fazha,"Kinan nampak sumringan.
" Hemm ! " Dehem Fazha terdengar berat.
Di tengah keramaian kedua sahabat itu mencari sebuah tempat makan demi mengisi kampung tengah yang sejak tadi keroncongan.
" Kita makan di warung teman aku aja ya, " ujar Fazha.
" Tidak ada masalah," sahut Kinan.
Sengaja Fazha membawa Kinan makan di warung tersebut, karena ingin mengenalkan Kinan dengan temannya. Dengan begitu, dia mudah meminta pekerjaan untuk Kinan.
" Hei Fazha, senang berjumpa denganmu kembali." Ujar pemilik warung tersebut.
Fazha tersenyum hangat mendapat sambutan oleh temannya Martin.
" Silahkan duduk ! " Aku sangat senang, kamu menyempatkan diri untuk mengunjungi warung makan kami, " ujar Martin pemiliknya.
" Santai saja, Martin, aku bukan orang asing untuk mu," canda Fazha.
Fazha yang sudah lapar sejak tadi memesan makanan untuknya dan Kinan ditemani pemilik warung tersebut.
" Katanya kamu butuh karyawan?" Fazha memulai percakapan.
" Yah, aku lagi butuh satu orang, karyawan aku berhenti karena katanya ingin pulang kampung.
"Pas banget, " guman Fazha.
" Nih, aku punya teman namanya Kinan, dia butuh pekerjaan
Martin menatap Kinan, dia tersenyum lembut menyambut Kinan teman Adriyan.
" Apa bener kamu ingin bekerja di tempat kayak gini ?" Tanya Martin memastikan.
" Benar pak, aku sangat senang jika bapak sudih menerima ku bekerja di sini.
Martin mengangguk senang, akhirnya dia tidak capek-capek lagi mencari karyawan ke mana-mana.
" Terima kasih mbak, aku tidak tahu harus mengucapkan apa, " ucap Kinan terlihat ceria.
" Kapan aku mulai bekerja ?
" Hari ini juga boleh, karena karyawan kami kewalahan melayani pelanggan, " ujarnya.
Fazha ikut merasa senang melihat Kinan bahagia dengan pekerjaannya barunya.
Ada rasa kasihan dari lubuk hati, karena baru kali ini melihat temannya bekerja sekeras ini.
" Kalau begitu aku pulang duluan ya, telpon aku kalau pekerjaan mu sudah selesai, aku yang akan menjemput mu ! " Ucap Fazha pada Kinan dan pemilik warung makan tersebut.
Kini tinggallah Kinan bekerja di warung teman Fazha, ada beberapa karyawan yang menatapnya.
Ada yang memandangnya sinis, ada juga yang senang dengan kehadirannya, termasuk Salsa yang bermulut cerewet tapi baik hati.
Suci merupakan gadis yang mudah bergaul, dia tidak kaku saat berhadapan dengan orang baru.
" Kenalin mbak, aku Salsa. " ujar salah satu karyawan.
Kinan menyambutnya dengan senang hati.
" Aku Kinan, " balasnya dengan senyum manisnya.
" Masya Allah, nama mbak bagus banget, sama dengan orangnya cantik, " puji Salsa.
Karyawan yang lain sempat mendengar pujian Salsa pada Kinan mencebir.
Rasa tidak suka dan cemburu dalam diri mereka karena Kinan mendapatkan perhatian khusus oleh bosnya.
" Belum seharian kerja di sini, tapi kok dikasih kerjaan yang mudah-mudah." ujar Sinta, salah satu karyawan yang tidak senang dengan Kinan.
" Iya, kita sudah lama bekerja tapi tidak pernah diperhatikan seperti itu, mungkin dia menyogok bos kita, " temannya ikut menambahkan.
" Bukan gadis itu yang menyogoknya, tapi pacarnya itu lo yang ganteng. " karyawan lain ikut bergosip.
" Kenapa sih kalian gosipin mbak Kinan, apa masala kalian?" Salsa yang tiba-tiba datang dari belakang.
" He, jangan ikut campur, tidak usah sok membela !" Ujar Sinta agak emosi.
"Siapa yang membela, aku cuma bilang sama kalian, jangan gosipin orang," ujar Salsa membela diri.
Kinan yang sedang melayani para pelanggan mendengar keributan teman-temannya, Kinan menghampiri mereka yang saling menyalahkan.
" Salsa, ada apa ini ? " tanya Kinan heran melihat teman-temannya.
" Tidak ada kok mbak, ayo lanjutkan pekerjaan lagi, " ujar Salsa menarik tangan
Salsa tidak ingin Kinara tahu bahwa sebagian karyawan tidak menyukainya, dia sempat mendengar kisah Kinan dengan keluarganya ketika Fazha menceritakan kisahya, dia ikut sedih mendengar itu, karena orang tua Salsa pun baru- baru ini bercerai.
" Jangan dengarkan mereka ya, mbak ? Mereka sering seperti itu sama anak baru yang masuk kerja.
" Tidak apa-apa, Sa. Aku sudah biasa kok dapat cebiran seperti itu.
Salsa merasa tidak enak pada Kinan melihat sikap teman-temannya yang kurang ramah itu.
Tak terasa hari sudah sore, Kinan bergegas untuk pulang. Dia ingin naik mobil angkut, tidak ingin merepotkan orang lain meskipun temannya sendiri.
" Mbak, " panggil Salsa.
Kinan menoleh pada gadis cerewet tersebut.
" Ada apa, Sa ?" Mbak mau pulang ? " Barengan yuk !"
" Arah rumah kamu di mana ?
" Di sana mbak, " tunjuknya pada Kinan.
" Boleh, yuk!
Karena sudah terlalu sore sehingga jarang mobil angkut yang lewat, keduanya memilih untuk berjalan kaki separuh jalan.
" Kenapa tidak menelpon pacarnya untuk menjemputmu mbak ? " ujar Salsa penasaran.
" Pacar yang mana ?"heran Kinan.
" Itu lo mbak, pemuda tampan yang antar mbak tadi pagi.
"Oo..itu Fazha, bukan pacar mbak tapi teman.
" Masa sih, kok perhatian banget sama mbak ya," ujar Salsa tidak percaya dan makin cerewet.
Kinan tersenyum tipis memandang temannya itu.
" Aaakhhh ! " Tiba-tiba Kinan menjerit ketakutan.
Sebuah mobil melintas menghampiri mereka hingga gadis itu terkejut.
" Mbak ! " pekik Salsa.
Salsa menatap tajam wanita yang ada dalam mobil tersebut.
" Woy, kalau mengendarai mobil hati-hati dong, " teriak Salsa marah.
Seseorang yang ada dalam mobil tersebut, tidak terima diteriaki seperti itu oleh gadis culung menurutnya.
Seorang gadis cantik berkacamata hitam, dengan tinggi badan 170 cm, rambut terurai dengan indahnya turun dari mobil dengan angkuh.
Salsha menatapnya dengan kesal, gadis itu berbalik memandangnya dengan tatapan sombongnya.
" Seharusnya kalian berdua yang berhati-hati bukan aku, lihat mobil ku jadi lecet karena dia.
" ujarnya.
Ia menatap pakaian Kinara yang sangat sederhana membuatnya semakin angkuh memandangnya.
" D4sar gadis kampvng, " ujarnya kemudian masuk ke dalam mobil mewahnya.
Ia tersenyum sinis pada dua gadis cvlvng itu dan masih memperhatikan mereka dari kaca spionnya.