Alya, seorang gadis desa, bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya di kota besar.
Di balik kemewahan rumah itu, Alya terjebak dalam cinta terlarang dengan Arman, majikannya yang tampan namun terjebak dalam pernikahan yang hampa.
Dihadapkan pada dilema antara cinta dan harga diri, Alya harus memutuskan apakah akan terus hidup dalam bayang-bayang sebagai selingkuhan atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan sejati.
Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. MEMUASKAN
🌸Selingkuhan Majikan🌸
"Hahh... Kau membuatku sangat puas."
Basah dengan peluh, Arman dan Alya sedang kewalahan karena permainan ranjang mereka barusan.
Kini, seakan tidak ada pilihan lain untuk Alya. Dengan terpaksa, ia menerima tawaran Arman untuk menjadi simpanannya karena tidak ingin di usir dari rumah itu secara tidak hormat.
Terlebih ia merasa bingung jika harus kembali ke desanya sebelum sukses, atau paling tidak punya bekal uang agar bisa membawa orang tuanya pergi dari desa tersebut.
Apalagi, kehormatannya sudah Arman renggut, oleh karena itu, bagaimanapun Alya akan bertahan di sana, mungkin untuk sementara waktu.
"Aku sangat suka bibirmu, sangat manis," ucap Arman seraya mengecup bibir Alya lagi lalu memberikan sejumlah uang yang banyak untuk Alya.
"Ambilah, aku akan memberimu uang lebih banyak lagi nanti, dan katakan saja jika kamu menginginkan sesuatu," lanjutnya.
"Tuan... Bagaimana dengan Nyonya? Bagaimana kalau Nyonya tau?."
"Tenanglah, selama kamu tidak membuka mulut, Andin tidak akan pernah tau."
Mereka berdua pun kembali memakai pakaian dengan lengkap. Setelah selesai, Arman keluar dari kamar Alya, sementara Alya berusaha untuk tidur kembali meski sangat sulit.
"Apa keputusanku tepat?," batinnya.
**
Beberapa minggu kemudian, pagi itu sangat cerah. Matahari mulai naik, sinarnya memantulkan kilau embun yang menempel pada dedaunan.
Kini, Alya sedang menyiram tanaman di halaman belakang. Tak jauh darinya, Arman yang bersiap untuk berangkat ke kantor, melihat Alya dari kejauhan.
Senyum tipis pun mengembang di wajah Arman, dan tatapan matanya tidak lepas dari gadis itu. Saat ini, ada sesuatu yang berbeda dalam cara Arman memandang Alya.
Rasa tertarik yang awalnya hanya untuk memuaskan hasrat, kini seakan berubah menjadi perasaan suka.
Alya, yang tadinya sibuk menyiram, kini bisa merasakan jika Arman sedang menatapnya. Lalu, ia pun menoleh dan mendapati Arman sedang tersenyum padanya.
Tanpa sadar, hati Alya yang sudah mulai melunak kini membalas senyuman majikannya itu.
Mungkin karena seringnya interaksi mereka yang secara diam-diam bahkan karena seringnya perselingkuhan yang mereka lakukan.
Namun, momen itu sekejap sirna ketika Andin tiba-tiba muncul dari dalam rumah.
"Andin!" panggil Arman sambil menoleh ke arah istrinya, dan senyum di wajahnya pun perlahan pudar.
Andin yang mengenakan pakaian rapi pagi itu, tampak tidak menyadari interaksi singkat antara Arman dan Alya.
Dengan langkah ringan, dia berjalan mendekati Arman sambil membawa tas kerjanya. “Mas, kamu mau langsung ke kantor?,” tanya Andin seraya memberikan tasnya kepada Arman.
Sementara, Alya yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Andin, segera mengalihkan pandangannya dan kembali fokus pada tanaman yang sedang ia sirami.
Tangannya gemetar sedikit, seolah menyadari bahwa apa yang sudah ia lakukan bersama Arman itu benar-benar salah.
Adapun Arman, ia juga segera mengalihkan perhatiannya pada Andin, lalu mengambil tas dari tangannya dan mengangguk. “Iya, aku langsung ke kantor. Kamu mau ikut?."
“Nggak, aku ada janji nanti siang. Kamu hati-hati di jalan ya, Mas.” balas Andin tersenyum kecil.
Setelah itu, Andin melingkarkan lengannya di lengan Arman. Sebuah kedekatan yang harmonis untuk mereka sebagai pasangan suami-istri.
Arman melirik Alya sekali lagi, namun Alya hanya menunduk. Ia takut gerak-geriknya akan di curigai Andin. Apalagi jika perselingkuhannya dengan Arman di ketahui, mungkin nasibnya akan sangat buruk.
"Nyonya maafkan saya...."
--
"Alya! Kemarilah," panggil Andin seraya melambaikan tangan dan Alya pun segera menghampiri.
"Ya Nyonya, ada yang bisa saya bantu?."
"Hari ini, temani aku ke salon ya."