Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Dia Mas ?
Kedua alis Melati saling bertaut, saat melihat sang suami yang sepertinya sedang mabuk tersebut.
Kemudian kedua netra nya menatap penuh tanya pada wanita yang tadi mengantar suami nya itu.
"Hai... Kamu pasti Melati, istrinya Ander."suara lembut seorang wanita menyapa pendengaran Melati.
Melati belum menjawab, kedua netranya kembali beralih pada Ander dan wanita di samping suaminya tersebut.
Melihat Melati yang hanya diam tak menjawab pertanyaanya membuat wanita yang tadi datang bersama Ander itu pun paham.
"Aku Kanaya teman kuliah, Ander dan Fabian juga Clarissa kami tidak sengaja bertemu di sebuah caffe dan kita bernostalgia sebentar."beritahu Kanaya mencoba menyunggingkan senyum.
Senyum yang menurut Melati terlihat begitu memuakkan.
Entahlah melihat sang suami pulang dengan diantar seorang wanita tentu saja hati nya menjadi tidak nyaman.
Terlebih sang suami yang pulang dengan keadaan mabuk, hal yang selama ini tidak pernah di lakukan oleh Ander.
Tentu saja menjadi pikiran dan penuh tanda tanya.
"Terimakasih sudah mengantarkan suami saya pulang, selebihnya biar saya yang mengurus suami saya."ucap Melati menekankan kata suami di akhir kalimatnya.
Kanaya mengulas senyum, paham akan maksud dari perkataan Melati.
"Aku dan Ander tidak ada hubungan apa apa?."
"Kamu jangan salah paham."ucap Kanaya mencoba memberitahu Melati.
Tapi Melati hanya diam dan fokus dengan Ander yang setengah sadar.
"Maaf bukan maksud untuk mengusir, tapi bisakah kamu meninggalkan kami sekarang."ucap Melati dengan tegas.
Kanaya yang semula ingin menjawab pun akhirnya pergi meninggalkan Melati dan Ander.
.
.
.
Keesokan paginya.
Ander terbangun dengan rasa pusing yang mendera.
Beberapa kali dia menggeleng gelengkan kepala mencoba menghalau rasa pusing yang mendera.
Samar ingatannya mencoba mengingat kejadian kemarin malam.
Sontak saja kedua netra Ander pun membola saat ingatannya telah berhasil mengingat kejadian kemarin malam.
"Fuuucckkk...."umpatnya gegas bangun dari tidurnya.
"Sayang....aku...."
"Pagi mas, sudah bangun..."
"Ayo sarapan."sambut Melati mengurai senyum.
Wanita tersebut sedang sibuk mondar mandir menyiapkan menu sarapan.
Ander hanya menatap kesibukan Melati dengan tatapan bersalah.
"Sayang aku..."ucap Ander dengan nada tercekat.
Sungguh Ander merasa sangat bersalah pada Melati.
Karena pulang dalam keadaan mabuk kemarin.
"Aku minta maaf,..."cicit Ander menatap pada Melati dengan tatapan bersalah.
"Maaf untuk ".sahut Melati meletakkan satu piring berisi sandwich di hadapan Ander.
Tak lupa satu gelas susu dan juga buah potong sebagai pelengkap menu sarapan di pagi itu.
"Semalam aku...."
"Unda...."celotehan dari Adelia yang baru sampai di ruang makan, menghentikan ucapan Ander.
"Pagi putrinya bunda."sapa Melati, berjongkok mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Adelia.
Di belakang Adelia Fatma menggendong Azalea.
"Pagi bu."sapa Ander beranjak dari duduknya dan menyapa sang mertua.
"Pagi Ander, hari ini kamu tidak ke kantor."ucap tanya Fatma saat melihat sang menantu masih belum berganti pakaian.
"Ander berangkat siang bu,"sahut Ander mengulas senyum.
Fatma pun mengangguk tersenyum, kemudian wanita paruh baya itupun mengambil tempat duduk di samping Melati.
Sementara Adelia dan Azalea berada di chair set khusus untuk balita.
Sarapan kali ini terasa begitu hening.
.
.
.
"Sayang aku minta maaf, "kejar Ander saat mereka telah menyelesaikan sarapan mereka dan telah kembali ke kamar.
"Kenapa dari tadi kamu meminta maaf mas,"
"Memangnya apa yang sudah mas lakukan? "ujar tanya Melati menatap pada sang suami dengan intens.
"Karena semalam aku pulang dalam keadaan mabuk."jawab Ander ragu ragu.
"Hanya itu...?"sahut Melati masih menatap kearah Ander.
"I...iya..."jawab Ander dengan ragu, ingatannya berusaha mengingat adakah kejadian yang terlewat.
"Lalu siapa Kanaya itu mas, "
"Siapa dia mas ?."
.
.
.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr