NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Baru beberapa langkah keluar dari apartemen, keduanya berhenti setelah mendengar dering ponsel milik Dave. Pria itu segera merogoh saku celananya, mengambil ponsel dan langsung mengangkat panggilan telfon itu.

Sedangkan Davina terlihat diam dan memperhatikan Dave.

"Ada apa.?" Suara dingin Dave lebih terasa menegangkan di banding sebelumya. Davina bisa merasakan ketidak sukaan Dave pada seseorang yang menelfonnya.

"Sudah aku bilang jangan kemari.!" Geram Dave kesal.

Ingat bahwa di depannya ada Davina, Dave segera menjauh beberapa langkah untuk menjaga jarak dengan gadis itu agar tak mendengarkan percakapannya.

Dari kejauhan Davina hanya bisa memperhatikan gerak gerik dan ekspresi Dave. Aura kemarahan jelas terpancar dari wajahnya yang memerah serta tatapan matanya yang tajam.

Entah apa saja yang dibicarakan oleh Dave, yang jelas hal itu membuat Davina sangat penasaran dan ingin tau siapa orang tengah berbicara dengan Dave lewat ponsel.

"Diam disana.! Aku akan segera turun.!" Bentak Dave.

Dia mematikan ponsel, kemudian kembali menghampiri Davina sembari menyimpan ponselnya.

"Kamu pulang duluan saja, saya ada urusan." Dave menyuruh Davina untuk pulang lebih dulu. Dia tentu saja tak mau membuat Davina bertemu dengan seseorang yang menelfonnya. Itu sebabnya dia meminta Davina segera pergi dari apartemen karna seseorang itu telah menunggunya di bawah.

"Tapi Om, bukannya Om juga mau ke rumah Mama Sandra.?" Ada kecurigaan dalam sorot mata Davina, dia bukan anak kecil yang tiba-tiba percaya begitu saja dengan ucapan Fave setelah melihat langsung Dave baru saja menelfon seseorang. Davina sangat yakin ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Dave darinya. Tapi entah apa yang sudah Dave sembunyikan itu.

"Saya akan menyusul nanti."

"Pulanglah.!" Suara tegas Dave sudah keluar, itu artinya dia tak mau lagi dibantah. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Davina bergegas pergi tanpa berpamitan pada Dave. Gadis itu pergi begitu saja dengan rasa kesal dan kecewa.

"Kenapa dia jadi menyebalkan seperti itu.!" Davina menggerutu kesal, dia lalu masuk ke dalam lift tanpa mau menoleh lagi pada Dave yang masih berdiri di tempat.

Selama berada di dalam lift, Davina terus menggerutu kesal. Dia kecewa karna tak bisa pergi bersama ke rumah Mama Sandra.

Dan entah akan pergi kemana pria itu.

"Baru baik dan lembut beberapa kali, sekarang dingin dan ketus lagi."

"Sebenernya apa yang dia rasakan,," Gumam Davina pada dirinya sendiri.

Davina bergegas keluar saat pintu lift terbuka. Langkahnya terhenti di depan lift karna melihat seorang wanita cantik tengah berdiri tepat di depan lift dengan kedua tangan yang di lipat.

Dengan tatapan mata yang tajam dan raut wajah penuh kekesalan, dia terus menatap ke arah lift.

Auranya telihat mencekam, bisa dibayangkan betapa culas dan galaknya wanita itu.

"Why.?!" Seru wanita itu dengan tatapan kesal lantaran terus di perhatikan oleh Davina.

Davina hanya mengangkat kedua bahunya acuh, kemudian bergegas pergi tanpa mengatakan apapun.

"Miss killer,," Ujar Davina begitu jauh dari wanita itu. Tampangnya lebih menyeramkan di banding dosen terkiller di kampus.

...****...

Davina sudah berada di rumah Mama Sandra. Dia menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya dengan bertukar cerita. Tak lupa Davina juga mendapat banyak nasehat dari mereka.

Tak terasa sudah hampir jam makan siang, tapi Dave tak kunjung datang.

Sejak tadi Davina terus memikirkan Dave, ingin tau kemana perginya laki-laki itu.

Mama Sandra juga tak membahas tentang Dave, namun dia sempat membuka ponselnya saat mendapatkan pesan.

Davina jadi menduga kalau pesan yang masuk itu berasal dari Dave.

"Ayo sayang kita makan siang dulu,," Ajak Sandra pada putri sambungnya itu. Davina mengangguk, kemudian ketiganya pergi ke ruang makan.

"Bulan depan kakakmu akan pindah kuliah di kampus yang sama dengan kamu,," Mama Sandra mengawali pembicaraan setelah mereka selesai makan siang.

Mendengar kabar itu, Davina terlihat senang karna dia akan memiliki teman main di rumah. Meskipun Farrel sering meledek dan jahil padanya, tapi Davina mengakui jika Farrel sangat baik, tulus menyayanginya sebagai adik.

Sebagai anak tunggal, tentu saja hal itu menjadi suatu kebahagian tersendiri bagi Davina karna memliki seorang kakak.

"Wahh,, benarkah.? Aku bisa berangkat bareng Kak Farrel nanti."

Sandra dan Edwin mengulas senyum, keduanya senang melihat kedekatan anak mereka. Baik Sandra maupun Edwin, mereka berharap Farrel bisa menjaga dan melindungi Davina yang terlampau polos dan mudah percaya dengan siapapun.

"Farrel akan mengawasi dan menjaga kamu nanti. Pergaulan anak jaman sekarang semakin menyeramkan, Papa nggak mau terjadi sesuatu sama kamu di luar sana." Tutur Edwin.

Jika dulu dia tak mengkhawatirkan hal itu dan percaya sepenuhnya pada Davina, namun kali ini Edwin merasa ada perubahan dalam diri Davina yang akhirnya menimbulkan kecurigaan pada putrinya itu.

Karna davina tak terlalu manja seperti dulu. Dia cenderung lebih mandiri sejak beberapa minggu yang lalu. Dan yang membuat kecurigaan Edwin semakin besar, Davin tak pernah lagi mengadu atau bercerita tentang masalah pribadinya.

"Mengawasi bagaimana Pah.?" Tanya Davina penasaran. Dia merasa takut mendengar sang Papa akan menyuruh Farrel untuk mengawasinya. Jika seperti itu, maka kedekatannya dengan Dave akan diketahui keluarganya.

Dia juga tak punya kebebasan lagi untuk pergi atau menginap di apartemen Dave

"Farrel akan menemani kamu kemanapun kamu pergi, kecuali kalau dia sedang sibuk." Jawab Edwin.

"Apa.?!" Pekik Davina kaget. Kalau seperti itu, sudah di pastikan dia dan Dave tak akan bebas bertemu lagi.

"Papa yang benar saja. Nanti apa kata teman-temanku.?"

"Sekarang saja aku masih di panggil anak kecil gara-gara terlalu dekat dan manja sama Papa. Gimana kalau mereka tau aku diikutin sama Kak Farrel setiap kali pergi. Aku akan di bilang balita oleh mereka,,"

Wajah Davina seketika cemberut. Dia tak bisa membayangkan seperti apa reaksi teman-temannya nanti.

"Jangan khawatir, Papa akan menyuruh Farrel agar mengawasi kamu dari kejauhan."

"Ini juga demi kebaikan kamu sayang," Ujar Edwin.

Tak mau membuat perdebatan, Davina memilih mengangguk patuh dan menerima keputusan sang Papa.

...****...

"Sebenarnya Om Dave ada urusan apa.?" Gumam Davina. Sore itu dia sedang berdiri di balkon kamarnya.

"Sudah jam 5," Ujarnya sembari menatap arloji di pergelangan tangan.

Gadis itu masih saja penasaran dengan apa yang sedang di lakukan oleh Dave hingga sampai detik ini Dave belum juga datang ke rumah Mama Sandra.

Memikirkan Dave hanya membuat perasaannya semakin menggebu dan ingin cepat-cepat bertemu dengan laki-laki itu.

"Sepertinya aku harus menanyakan kejelasan hubungan kami, walaupun Om Dave mengatakan bahwa aku miliknya, tapi kita belum resmi berpacaran."

"Om Dave belum memintaku untuk jadi kekasihnya."

Davina ingin memperjelas hubungan dia dan Dave agar dia bisa memberitahukan hal itu pada orang tuanya. Dengan begitu, dia bebas untuk pergi atau bertemu Dave sekalipun di awasi oleh Farrel.

Sebuah mobil mewah memasuki halaman rumah, mata Davina seketika berbinar dengan raut wajah yang terlihat bahagia. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya Dave datang juga.

Dia terus memperhatikan mobil itu hingga terparkir di halaman rumah. Jantungnya bergemuruh ketika pintu mobil mulai terbuka.

"Om D,,,,,,

Suara Davina mengambang di udara, seketika lidahnya terasa kelu, seluruh badannya bahkan lemas.

Tatapan mata yang awalnya berbinar, perlahan mulai meredup dan kosong.

Pikirannya kacau saat melihat seorang wanita cantik ikut turun dari mobil Dave.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!