Laras ialah cewek primadona di kampusnya. Parasnya yang cantik bak cewek bule dan wajah imutnya membuat ia banyak disukai kaum adam. Suatu hari Laras diajak sang kakak bernama Fito ke kantor tempat kakaknya bekerja. Laras tidak sengaja tertidur di ruangan kerja Fito. Saat yang bersamaan ada pemeriksaan ruangan karyawan oleh CEO. Ketika CEO masuk ke ruangan Fito betapa terkejutnya ia melihat ada seorang cewek yang disembunyikan karyawannya di dalam ruangan kerja. Bagaimanakah nasib Fito akankah ia dipecat oleh sang CEO? Atau bisakah Laras membantu sang kakak untuk meluruskan kesalahpahaman tentang keberadaannya di ruangan sang kakak? Mari simak ceritanya agar tidak penasaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mai story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Kita
Jika kemarin Bryan tidak dapat tertidur karena memikirkan Laras kini justru keadaannya berbalik yaitu Laras tidak bisa tertidur bukan karena memikirkan Bryan. Tetapi karena pesan masuk (chat) yang dikirim Bryan tiap 20 menit sekali.
"Huh, rasanya gue pengen blok nomornya si Alien!"
"Dari ceritanya tadi, kok gue jadi kasihan ya sama dia"
"Masak hanya gara-gara mikirin gue. Dia nekad cari dukun buat cari tau apa penyebabnya?"
"Apa dia belum pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta ya?"
"Feeling gue berdasarkan ceritanya, gue menduga sebenarnya dia jatuh cinta pada pandangan pertama sama gue"
"Tapi karena dia nggak tau atau nggak sadar makanya dia bela-belain dah tuh cari dukun"
"Dan sayangnya dia ketemu sama dukun gadungan"
"Haduh memang bener-bener alien aneh tuh orang!"
"Apa gue deketin dia aja ya?"
"Lumayan juga mukanya ganteng, kayaknya dia juga orang kaya deh"
"Kalau dia beneran jatuh cinta sama gue, justru ini menjadi keuntungan besar buat gue"
"Gue bisa kuras duitnya dia, tanpa harus minta sama mommy dan daddy lagi"
"Aaaa, Laras loe jenius banget sih!"
"Loe nggak perlu pusing tujuh keliling tentang semua tuntutan yang nggak masuk akal dari dia sama loe"
"Justru dengan adanya kejadian ini dia memberikan manfaat yang besar buat loe, Laras"
"Aaaa, sumpah gue seneng banget deh"
"Memang kelihatannya jahat sih, tapi ya gimana lagi dong, dimana ada duit pasti ada cinta. Mana ada makan cinta doang. Bisa mati tuh orang"
Karena tidak kunjung mendapatkan balasan dari chat-chat Bryan langsung menelpon Laras melalui video call.
Tring... Tring... Tring... (Si Alien Calling)
"Lah panjang umur nih orang baru juga di omongin udah nelpon aja"
"Tapi angkat nggak ya?"
"Gue takut Celia bangun lagi, bisa gawat darurat ini mah"
Laras lalu mencoba memanggil Celia saat ia tertidur.
"Cel.... Celia "
"Nah, perilaku kebonya muncul. Ya jadi aman gue. Mau orang teriak satu kampung pun nggak bakalan denger"
"Oke deh, loe tidur yang nyenyak ya Cel. Gue mau teleponan dulu sama aa' Bryan"
"wkwkwk, dari alien langsung berubah jadi aa"
"Bodoh amatlah, demi duit apa sih yang nggak! "kata Laras sambil tertawa sendiri.
Sebelum mengangkat video call Bryan, Laras memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah menyala. Tak lupa ia mengacak-acak rambutnya terlihat seolah bangun dari tidur.
"Em, siapa sih nelpon ganggu banget "kata Laras dengan berpura-pura seperti terbangun dari tidur.
Bryan terpesona melihat Laras yang saat ini di layar handphonenya. Tetapi ia langsung tersadar dan kembali dengan gayanya yang cool.
"Ini aku Bryan "kata Bryan.
"Hah loe, ngapain loe nelpon gue? "kata Laras sambil menutup hpnya seolah terkejut.
"Ini udah malem kak Bryan"
"Ya tuhan, jangan ganggu gue dulu bisa! "tanya Laras.
"Buka hpnya sekarang, perlihatkan wajah kamu! "kata Bryan.
"Nggak gue mau, muka gue jelek. Ileran tau! "kata Laras.
"Aku nggak perduli perlihatkan wajah kamu sekarang! "paksa Bryan.
"Ais dasar Alien Pemaksa mau ngapain sih harus ngeliat wajah gue segala. Pake suara aja kan bisa! "kata Laras sambil menghadapkan ke layar hp.
Bryan tersenyum saat mendengar Laras memanggilnya dengan sebutan Alien.
"Apa tadi coba ngomong lagi?"
"Kamu panggil aku apa tadi?
"Alien?
Coba jelasin apa alasannya kamu panggil aku dengan sebutan Alien "tanya Bryan.
"Kok dia senyum sih, bukannya marah-marah?"
"Manis banget sih senyumnya "tanya Laras dalam hati.
"Alasannya karena kakak adalah orang asing tiba-tiba datang menuduh gue yang tidak-tidak dengan pasal yang nggak masuk akal"
"Makanya gue panggil Alien, kenapa nggak terima?"
"Bagus, aku suka! "kata Bryan.
"Is, tuh kan memang cocok jadi Alien, aneh banget! "Ejek Laras.
"Laras, sebenarnya tadi kamu benar-benar tertidur atau hanya pura-pura tidur? "tanya Bryan.
"Y.. ya... ya tidur lah. Emangnya kenapa? "tanya Laras balik.
"Sepertinya kamu memang pantas untuk dijadikan tersangka dengan melihat penampilan kamu sekarang?
"Memakai lipstik merah menyala, kamu memang berniat kan untuk menggoda aku? "tanya Bryan.
"Heh jangan sembarangan ya, ini tadi gue main make up - make up an sama Celia. Karena gue ngantuk banget jadi gue lupa biat bersihin muka "kata Laras berbohong.
"wkwkwk tergoda kan loe sama gue, rasain!"
"Inilah akibat karena loe udah nuduh gue yang nggak bener"
"Gue akan buat loe bener-bener ngerasa dipelet sama gue, Alien! "kata Laras dalam hati.
Bryan hanya menganggukkan kepala mendengar jawaban Laras.
"Yang ada nih ya, kak Bryan tuh dari tadi yang gangguin terus pake chat-chat yang nggak jelas. Gue jadi curiga kayaknya emang bener kak Bryan tuh emang ada rasa. Tapi gengsi aja buat bilang "Laras sebenarnya aku cinta sama kamu! "lanjut Laras.
"Sial, nih cewek ternyata pinter banget! "kata Bryan dalam hati.
"Kamu jangan terlalu percaya diri. Siapa yang cinta sama kamu?"
"Aku hubungi kamu lewat chat, supaya kamu nggak kabur aja!"
"Ya supaya kamu bisa pertanggung jawabkan perbuatan kamu lah! "kata Bryan.
Laras tersenyum tipis.
"Terus gue mau tanya kenapa kakak mengubah bahasa dari gue menjadi aku dan kamu, bukankah itu cukup membuktikan bahwa sedikit banyak sebenarnya kakak tertarik sama Laras. Kata-katanya kita rubah ya dari cinta menjadi tertarik"
"Masih tetap tidak mengakui kah? "goda Laras.
"Ya karena aku pengen belajar tentang cara berbahasa dengan baik dan benar?"
"Nggak salah dong kalau aku menerapkannya sama kamu? "tanya Bryan.
"Cukup bisa diterima ya alasannya, meskipun sedikit terganjal di hati"
"Hem, yaudah deh kalau nggak mau ngaku. Nggak rugi juga gue!"
"Udah dulu kak kalau nggak ada yang mau di perdebatkan lagi gue tutup telponnya"
"Bye!"
"Eits tunggu dulu, kita belum selesai bicara..."
"Lah udah dimatiin"
"Laras, ternyata loe terlalu pandai menebak tentang perasaan gue saat ini ke loe"
"Kamu harus bersabar dulu baby, tunggu sedikit lagi. Beri aku waktu untuk mencari tahu informasi tentang kamu dan setelah aku mendapatkan semua informasi itu. Maka jangan harap untuk kamu bisa melepaskan diri dariku my baby, Laras "kata Bryan sambil melihat foto Laras di handphonenya.
Keesokan harinya Laras menemani Celia ke Alun-alun Surabaya untuk bertemu dengan temannya yang juga kebetulan kuliah di kampus sama seperti Laras.
"Yas cepat dikit dong jalannya, Bagas udah nungguin kita dari tadi"
"Gue ngerasa nggak enak karena kita telat. Padahal gue udah bilang bakalan datang duluan "kata Celia.
"Santai aja kali, dia tadi juga bilang nggak papa. Kenapa jadi ribet banget?"
"Lagian tadi jalanan macet, makanya gue udah bilang tadi kan sama loe buat bangun pagi. Tapi loe malah molor "kata Laras.