NovelToon NovelToon
Mawar Kuning Berdarah

Mawar Kuning Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Dokter Genius / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Psikopat itu cintaku
Popularitas:493
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

Arka, detektif yang di pindah tugaskan di desa terpencil karena skandalnya, harus menyelesaikan teka-teki tentang pembunuhan berantai dan seikat mawar kuning yang di letakkan pelaku di dekat tubuh korbannya. Di bantu dengan Kirana, seorang dokter forensik yang mengungkap kematian korban. Akankah Arka dan Kirana menangkap pelaku pembunuhan berantai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Markas pengawasan

Seiring malam semakin larut, Arka terus memeriksa kembali semua bukti yang telah mereka kumpulkan. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya, sesuatu yang tidak sesuai dengan pola tindakan Riko. Dia kembali memandangi papan besar di hadapannya, memindahkan beberapa foto dan catatan, mencoba melihat pola yang mungkin terlewatkan.

"Kirana," panggil Arka dengan nada serius, "Aku merasa ada sesuatu yang tidak benar. Semua ini terlalu rapi untuk kerja seorang diri. Riko mungkin tidak bekerja sendirian."

Kirana yang baru saja kembali dari laboratorium, menatap Arka dengan alis terangkat. "Apa maksudmu?"

Arka menunjuk ke beberapa titik di papan. "Lihat ini. Serangan-serangan ini terlalu terkoordinasi, dan ada jejak yang seolah sengaja ditinggalkan untuk mengaburkan penyelidikan kita. Seolah-olah Riko memiliki seseorang yang membantunya, atau bahkan mungkin dia bagian dari kelompok yang lebih besar."

Kirana mengerutkan kening, merenungkan kata-kata Arka. "Kamu pikir ada konspirasi yang lebih besar di balik semua ini?"

Arka mengangguk. "Kemungkinan besar. Dan jika itu benar, kita harus mulai berpikir lebih luas. Kita harus mencari tahu siapa yang mungkin memiliki motif untuk bekerja sama dengan Riko atau siapa yang mendapat manfaat dari kekacauan ini."

Bayu kembali masuk ke ruangan dengan wajah tegang. "Arka, kami baru saja mendapat laporan dari salah satu informan. Mereka mengatakan bahwa Riko terlihat berbicara dengan seorang pria di sebuah kafe terpencil beberapa hari yang lalu. Informan menyebutkan bahwa pria itu sering terlihat di sekitar kawasan industri, tapi identitasnya belum diketahui."

Arka segera berdiri, matanya penuh dengan antisipasi. "Kita harus mengidentifikasi pria itu. Kirana, minta tim untuk memeriksa semua rekaman CCTV di sekitar kafe itu. Bayu, kirim tim ke kawasan industri untuk mengawasi pergerakan mencurigakan. Kita perlu tahu siapa pria ini dan apa hubungannya dengan Riko."

Kirana segera menghubungi tim teknis, sementara Bayu mulai mengatur tim lapangan. Arka kembali menatap papan penyelidikan, menambahkan potongan baru ke dalam teka-teki yang semakin rumit.

"Kita menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar dari yang kita duga," gumam Arka dengan suara rendah. "Dan kita harus bersiap untuk menghadapi apapun yang akan datang."

Malam itu, kantor polisi kembali dipenuhi dengan aktivitas. Arka dan timnya bekerja dengan tekad yang lebih kuat, berusaha mengungkap jaringan yang mungkin tersembunyi di balik tindakan Riko. Mereka tahu, waktu adalah kunci, dan mereka harus bergerak cepat sebelum musuh mereka melangkah lebih jauh.

Keesokan harinya, Arka, Bayu, dan Kirana kembali ke gudang tua yang sebelumnya mereka gerebek. Meskipun tampak kosong dan ditinggalkan dalam keadaan terburu-buru, Arka merasa ada sesuatu yang terlewatkan. Nalurinya mengatakan bahwa tempat ini menyimpan lebih dari yang terlihat.

Mereka menyisir gudang itu lagi dengan lebih teliti. Saat memeriksa bagian belakang gudang, Arka memperhatikan sebuah lemari tua yang tampak tidak pada tempatnya. Lemari itu berdiri di tengah dinding yang kosong, seolah-olah sengaja ditempatkan untuk menutupi sesuatu.

Arka memanggil Bayu dan Kirana. "Bantu aku menggeser lemari ini," katanya, menunjuk ke arah lemari tersebut.

Bersama-sama, mereka mendorong lemari itu ke samping, memperlihatkan pintu kayu tua yang tersembunyi di belakangnya. Pintu itu terkunci dengan gembok besar, tetapi Bayu segera mengeluarkan alat pembuka kunci dari tasnya. Dengan beberapa upaya, gembok itu terbuka, dan Arka mendorong pintu kayu itu perlahan.

Di balik pintu tersebut, sebuah tangga batu yang curam mengarah ke bawah, menuju kegelapan. Arka menyalakan senter dan memimpin jalan, diikuti oleh Kirana dan Bayu. Langkah kaki mereka bergema saat mereka menuruni anak tangga, suasana semakin mencekam dengan setiap langkah yang mereka ambil.

Ketika mereka mencapai dasar tangga, mereka menemukan diri mereka berada di sebuah ruangan besar yang tersembunyi di bawah gudang. Cahaya senter Arka menyoroti dinding-dinding ruangan yang penuh dengan papan tulis, peta, dan catatan-catatan yang terpampang di mana-mana. Ada meja besar di tengah ruangan dengan berbagai perangkat elektronik dan dokumen berserakan.

Namun, yang membuat mereka benar-benar terkejut adalah deretan monitor yang menampilkan berbagai sudut kota. Monitor-monitor tersebut menampilkan gambar dari kamera pengawas yang jelas bukan milik pihak berwenang.

"Ini ... ini markas pengawasan," kata Kirana dengan suara terkejut. "Riko dan kelompoknya memantau seluruh kota dari sini."

Arka mendekati meja dan memeriksa beberapa dokumen yang terserak. "Mereka tidak hanya memantau, mereka juga merencanakan sesuatu yang besar. Lihat ini," katanya sambil menunjukkan peta kota yang penuh dengan tanda-tanda lokasi yang telah mereka tandai sebelumnya.

Bayu, yang sedang memeriksa perangkat elektronik, menemukan sebuah laptop yang masih menyala. "Kita mungkin bisa menemukan petunjuk lebih lanjut di sini," katanya sambil mulai memeriksa isi laptop tersebut.

Arka menatap layar monitor dengan perasaan campur aduk. "Kita sudah dekat. Tapi ini juga berarti bahaya yang kita hadapi jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Kita harus segera melaporkan ini ke atasan dan meminta bala bantuan."

Kirana mengangguk. "Dan kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyadari bahwa kita telah menemukan markas mereka."

Di ruangan yang gelap dan sunyi itu, Arka, Bayu, dan Kirana menyadari bahwa pertempuran mereka melawan Riko dan kelompoknya baru saja memasuki fase yang jauh lebih serius. Mereka harus bersiap menghadapi apa pun yang akan terjadi, karena taruhannya kini semakin tinggi.

Saat Arka, Bayu, dan Kirana tengah sibuk memeriksa ruangan rahasia tersebut, tiba-tiba terdengar suara rintihan pelan dari sudut ruangan. Mereka saling bertukar pandang, waspada, lalu segera menyalakan senter ke arah suara tersebut.

Di sudut yang gelap, di balik tumpukan kardus dan alat-alat yang berserakan, mereka menemukan seorang pria terikat dan terluka. Pria itu tampak lemah, wajahnya penuh luka, dan pakaiannya kotor. Suara rintihannya semakin jelas ketika mereka mendekat.

Kirana bergegas ke arahnya, memeriksa keadaannya. "Dia masih hidup, tapi kita harus segera membawanya keluar dari sini," katanya, suaranya penuh keprihatinan.

Arka berjongkok di samping pria itu, mencoba berbicara dengan lembut. "Siapa kamu? Apa yang terjadi di sini?"

Pria itu membuka matanya dengan susah payah, suaranya bergetar lemah. "Mereka ... mereka menyiksaku. Aku hanya teknisi ... dipaksa bekerja untuk mereka ... Riko dan orang-orangnya."

Bayu memotong tali yang mengikat pria itu, membebaskannya dari jeratan. "Kita harus segera membawanya ke atas. Dia mungkin punya informasi penting tentang Riko dan kelompoknya."

Arka membantu pria itu berdiri dengan hati-hati. "Kami akan membawamu ke tempat yang aman. Tapi kamu harus memberitahu kami semua yang kamu tahu tentang Riko dan apa yang mereka rencanakan."

Pria itu mengangguk lemah. "Aku akan ... aku akan memberitahu semuanya ... tolong, jangan biarkan mereka menemukanku lagi."

Dengan hati-hati, mereka menuntun pria itu keluar dari ruangan rahasia, naik kembali ke atas melalui tangga batu. Mereka harus bergerak cepat sebelum kelompok Riko menyadari bahwa markas mereka telah ditemukan.

Sesampainya di luar gudang, Arka memanggil bantuan medis dan memperingatkan tim lapangan lainnya tentang temuan mereka. Mereka harus bergerak cepat, karena kini mereka tahu bahwa ancaman dari Riko dan kelompoknya jauh lebih besar dan lebih terorganisir dari yang mereka duga sebelumnya.

To be continued ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!