Suamiku Tidak Mencintaiku

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam, akhirnya mobil Aryo berhenti di sebuah villa yang cukup besar. Tidak jauh dari Villa tersebut ada danau buatan yang cukup luas dan indah.

"Kita sudah sampai sayang, ayo turun..." Aryo membukakan pintu mobil untuk Risma.

Risma pun segera turun.

"Kita ada di mana mas...?" tanya Risma sambil melihat ke sekeliling.

"Ini Villa orang tuaku sayang..." jawab Aryo.

"Kenapa kamu membawaku ke tempat seperti ini mas...?" tanya Risma.

"Lihat sayang, tempat ini indah bukan, udaranya sejuk lagi, kita bisa ngobrol di sini dengan nyaman..." ucap Aryo.

"Tapi mas aku..."

"Sudah ayo kita masuk ke villa dulu, kita istrirahat, kamu capek kan..." Aryo menggenggam tangan Risma dan menuntunnya masuk ke dalam Villa.

"Mas, lepaskan tanganku..." Risma berusaha melepaskan genggaman tangan Aryo.

"Iya...iya..." Aryo melepaskan tangan Risma.

Mereka lalu berjalan beriringan.

"Ayo masuk Sayang...."

"Aku mau di sini saja..." Risma memilih duduk di teras.

"Eh pak Aryo sudah datang..." ucap mang Sudin penjaga Villa.

"Iya mang Sudin. Oya bi Amih mana...?" tanya Aryo.

"Ada di belakang pak..."

"Kasih tahu bi Amih ya untuk membuatkan kopi untuk saya dan teman saya ini..."

"Baik pak Aryo..."

Tak lama kemudian bi Amih istri mang Sudin membawakan dua cangkir kopi.

"Silahkan pak Aryo dan..."

"Risma..." sahut Aryo.

"Bu Risma silahkan di minum kopinya..." ucap bi Amih.

"Makasih ya bi .." sahut Aryo sedangkan Risma hanya mengangguk saja.

"Ayo sayang diminum kopinya..." Aryo memberikan cangkir berisi kopi pada Risma.

Risma lalu meminum kopi, tapi hanya sedikit sekali untuk menghilangkan rasa haus, karena Risma tidak suka kopi.

Sementara itu bi Minah kembali ke rumah belakang Villa menghampiri mang Sudin yang sedang menanam pohon mangga.

"Pa, perempuan itu siapanya pak Aryo...?" tanya bi Minah.

"Mana bapa tahu bu, bapa aja baru lihat..." jawab mang Sudin.

"Jangan- jangan selingkuhannya pak Aryo..." sahut bi Amih.

"Huss..jangan ngomong sembarangan kamu..."

"Lagian datang ke villa bukannya sama istrinya malah ngajak perempuan lain..."

"Biarin aja, itu urusan pak Aryo..."

"Huh, bapa ini nggak asik diajak ngobrol..." bi Minah meninggalkan mang Sudin.

"Eh bu, kamu mau ke mana...?"

"Mau ngintip pak Aryo sama perempuan itu, mereka kan bukan muhrim takutnya mereka zina di villa ini. Kan nanti bisa saya laporkan sama bu Anggi. Lumayan kan nanti saya bisa dapat uang..." jawab bi Amih.

"Nggak usah macam- macam kamu bu..." sahut mang Sudin.

"Macam- macam apa sih..." bi Amih terus berjalan menuju Villa.

Sementara itu Risma dan Aryo sedang berada di pinggir danau.

"Mas, cepat kasih tahu aku siapa selingkuhan mas Radit..." ucap Risma.

"Kamu ini nggak sabaran banget sih sayang, kita nikmati dulu lah keindaham danau ini..." sahut Aryo.

"Mas, aku nggak mau berlama- lama di tempat ini. Tiga jam lagi aku harus menjemput anak- anak. Sekarang mas Aryo cepat katakan siapa selingkuhan mas Radit, dan cepat kirimkan Foto dan Video yang kamu janjikan tadi..." ucap Risma.

"Iyaa...iya... selingkuhan suami kamu itu bukan orang jauh. Dia masih kerabat jauh Radit. Kamu juga kenal sama dia..."

"Siapa...?" tanya Risma.

"Eva..." jawab Radit.

"Eva...? Yang benar kamu mas, itu nggak mungkin, Eva itu masih saudaranya Umi..." Risma tidak percaya.

"Ya kalau kenyataannya seperti itu bagaimana..." sahut Aryo.

"Apa buktinya kalau Eva selingkuh dengan Mas Radit...?" tanya Risma.

"Kalau aku memberitahu bukti itu sama kamu, kamu mau ngasih aku apa sayang...?" tanya Aryo sambil memegang dagu Risma.

"Mas...! Tolong kondisikan tangan kamu..!" Risma menepis tangan Aryo. Aryo tertawa.

"Aku kan sudah bilang sama kamu Ris, semua ini nggak gratis, kalau kamu mau tahu tentang hubungan Radit dan juga Eva, kamu harus memberikan sesuatu yang membuat aku bahagia..." sahut Radit.

"Apa maumu mas...?" tanya Risma.

"Mudah kok Ris, aku cuma ingin tidur sama kamu. Itu aja kok..." jawab Radit sambil menatap wajah Risma.

"Gila kamu mas !"

"Ya memang aku sudah gila, dan kamu yang sudah buat aku gila Risma..." ucap Aryo.

"Sudah lah Risma, suamimu sudah selingkuh dengan Eva, perempuan cantik, lebih muda dari kamu dan dia cinta pertamanya Radit..."

" Kamu jangan mau kalah Risma, suamimu sudah mengkhianatimu, jadi kamu harus balas pengkhianatan Radit. Ayolah Risma, kamu jangan menolakku..." Radit mengusap pipi Risma.

"Mas..! Aku bilang kamu jangan sembarangan sama aku mas..! Aku bukan perempuan murahan yang bisa kamu pegang- pegang sesuka hati kamu...!" ucap Risma marah.

Lagi - lagi Aryo tertawa.

"Kamu bohong kan mas, Mas Radit nggak mungkin selingkuh dengan Eva. Aku kenal siapa Eva mas. Dia justru yang memberitahuku kalau mas Radit punya hubungan dengan Nada. Jadi kamu jangan mengada- ada...." ucap Risma.

"Halah, itu kan akal- akalan Eva aja supaya kamu tidak mencurigai dia..." sahut Aryo.

"Oke kalau kamu nggak percaya, nih aku kasih buktinya..." Aryo mengambil ponselnya fi saku celana kemudian mengirim video Radit yang sedang berciuman panas dengan Eva di lantai dua rumahnya pada saat perayaan acara sunatan Adam.

Risma lalu membuka video tersebut. Mata Risma membulat sempurna melihat video berdurasi sekitar tiga menit di mana Radit dan Eva sedang berciuman panas sambil berdiri di ruang tv lantai dua rumah Aryo.

Dalam video tersebut terlihat sangat jelas betapa bergairahnya Radit m*l*m*t bibir Eva dan Eva juga membalasnya dengan rakus. Tangan Radit pun mulai meraba- raba dada Eva. Risma tak kuasa melihat video itu sampai selesai. Dada Risma terasa begitu sesak. Nafasnya naik turun dengan cepat menahan segala kesakitan di dalam hatinya. Risma memegangi dadanya yang begitu sakit bagaikan ada belasan pisau belati yang menusuk ke dalam.Air mata pun turun dengan begitu deras membasahi kedua pipinya.

"Bagaimana Risma, kamu sekarang percaya kan kalau suamimu itu selingkuh dengan Eva...?" tanya Aryo sambil mengusap pundak Risma. Risma pun hanya diam bergeming tanpa memperdulikan perkataan Aryo.

"Itu belum seberapa Risma, kamu harus melihat foto dan Video yang lainnya lagi. Ini pasti akan membuatmu lebih membenci Radit dan keluarganya..." ucap Aryo.

Aryo lalu mengirim beberapa foto dan Video lagi ke nomor Risma.

"Risma sayang, lihat lah foto dan video yang baru saja aku kirim..." ucap Aryo sambil mengusap kepala Risma yang berbalut hijab warna krem.

"Video apa lagi mas...?" tanya Risma sambil terisak.

"Lihat saja..." jawab Aryo. Risma lalu membuka foto dan video tersebut.

"Hah...? Nggak.... Nggak mungkin... Hik..hik..." Risma menangis sambil menutup mulutnya. Beberapa kali dia menggeleng - gelengkan kepalanya seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat dalam foto tersebut.

"Hik...hik...hik... Kenapa semua ini bisa terjadi...? Kenapa mereka tega melakukan ini padaku hik...hik..." Risma menangis sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

Iya, ada beberapa foto yang Aryo kirim ke nomor Risma. Dalam foto tersebut Risma melihat Radit dan Eva sedang melakukan akad nikah di depan penghulu. Foto kedua, mereka berdua sedang berdiri di pelaminan memakai baju pengantin yang sangat mewah, dan di samping kiri kanan mereka ada Umi, Abah, Anggi dan juga Akbar yang ikut berfoto dengan mereka.

Dan ada satu video yang Risma lihat saat Radit dan Eva bediri di pelaminan sambil menyalami para tamu undangan. Dan di sana terlihat Nada dan kekasihnya yaitu Burhan ada di antara tamu yang datang. Terlihat sangat jelas di sana jika pesta pernikahan itu sangat mewah. Dari hiasan pelaminan saja bisa dilihat kalau harga sewanya bisa mencapai seratus juta rupiah.

Risma tidak menyangka jika selama ini dia telah dibohongi bukan hanya oleh Radit, tapi melainkan oleh seluruh keluarganya. Bahkan oleh Abah yang selama ini Risma telah menganggapnya sebagai ayah mertua yang paling baik. Dia selalu membela Risma di hadapan Umi. Dia yang selalu menyayangi Risma seperti ayah kandung sendiri.

Tapi apa , di belakang Risma Abah telah menikahkan Radit dengan Eva. Bahkan dalam foto tersebut terpancar kebahagiaan dan senyum di wajah mereka semua. Bagaimana mungkin mereka bisa mengadakan pesta yang begitu mewah tanpa diketahui oleh Risma. Iya, mereka pintar sekali menyembunyikan hal sebesar itu dari Risma dan mereka bersikap seolah- olah tidak terjadi apa- apa.

Apakah mereka tidak sedikitpun punya rasa kasihan pada Risma...? Atau selama ini mereka memang tidak pernah menganggap Risma ada...? Atau mungkin selama ini Risma tidak pernah dianggap menantu oleh mereka...?

Lalu bagaimana dengan Radit...? Apakah dia tidak memikirkan perasaan Risma saat dia menikahi Eva...? Ataukah Radit memang tidak pernah perduli dengan perasaan Risma...? kalau benar seperti itu, lalu selama ini Risma dianggap apa oleh Radit...?

Sakit yang Risma rasakan begitu mendalam. Sakitnya tertusuk tidak sebanding dengan sakitnya saat dia melihat foto dan Video Radit bersanding bersama Eva di pelaminan. Risma tidak tahu kenapa Radit memilih menyakiti hatinya yang sudah mencintainya dengan mencintai wanita lain.

Radit telah menghancurkan kepercayaan yang Risma bangun dengan susah payah. Radit telah menyia- nyiakan setiap tetes cinta yang telah Risma berikan padanya. Risma tidak tahu apa yang membuat Radit berfikir bahwa berselingkuh adalah pilihan yang tepat. Perselingkuhan yang membuat Risma tak berarti seolah - olah semua cinta yang telah dia berikan pada Radit tidak pernah cukup. Radit membuat Risma merasakan pahitnya kedua pengkhianatan , yaitu perselingkuhan dan kebohongan.

Iya ,Risma baru sadar jika selama ini Radit telah membohonginya. Perselingkuhannya telah merusak keyakinan pada cinta dan hubungan. Dan Risma hanya bisa berharap Radit akan sadar betapa sakitnya perselingkuhan ini bagi Risma.

"Ris... Kamu nggak papa...?" Aryo merasa iba melihat keadaan Risma. Tanpa sadar tubuh Risma merosot ke bawah jatuh terduduk di tepi danau.

Aryo lalu berjongkok di depan Risma lalu meraih pundak Risma.

"Kau tahu kan sekarang, kalau suamimu itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Dia bukan laki- laki yang baik. Dia pengecut. Diam- diam dia menusukmu dari belakang. Mengkhianati kamu yang selama ini memberikan kepercayaan besar padanya...." ucap Aryo.

"Bukan hanya dia saja yang mengkhianatimu tapi seluruh keluarganya. Semua bersekongkol untuk menyakitimu. Mereka itu sekumpulan orang munafik Risma. Mereka dikenal dengan keluarga yang terpandang dan disegani. Tapi kamu bisa melihatnya sekarang kan, mereka hanya orang- orang berhati busuk..."

"Aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan Risma. Kamu pasti sangat terluka dengan mengatahui semua ini. Tapi kamu tidak usah khawatir, aku akan ada di pihakmu. Aku akan selalu ada untuk kamu Risma, karena aku perduli sama kamu, aku mencintaimu Risma..." ucap Aryo setengah berbisik di telinga Risma yang tertutup hijab.

Risma masih terus saja menangisi nasibnya, menangisi pengkhianatan yang dia terima dari suami dan juga mertuanya. Apapun yang dikatakan oleh Aryo sama sekali tidak terdengar olehnya.

"Sayang, bangunlah..." Aryo membantu Risma berdiri. Seperti orang terhipnotis Risma pun hanya menuruti apa kata Aryo.

"Risma sayang, aku akan melakukan apapun untuk membantumu membalaskan dendam atas pengkhianatan yang Radit lakukan padamu...?" tanya Aryo.

Lagi- lagi Risma hanya diam dan menatap kosong ke depan karena syok dengan semua yang baru saja dia ketahui.

"Kamu jangan khawatir Risma, aku akan membantumu membalaskan dendammu pada Radit. Pengkhianatan harus dibalas dengan pengkhianatan. Itu baru adil sayang..." lagi- lagi Aryo berbisik di telinga Risma.

Aryo lalu memeluk Risma dengan erat. Risma pun masih saja diam seolah dia sudah tidak mengingat atau merasakan apapun selain kepedihan karena pengkhianatan Radit.

Aryo lalu melepaskan pelukannya dan memapah tubuh Risma masuk ke dalam Villa.

"Duduklah Risma..." Aryo membantu Risma duduk di sofa.

Kemudian Aryo menuju ruang tengah dan mengambil air putih dari dalam lemari es dan menuangkan pada sebuah gelas. Kemudian Aryo kembali ke ruang tamu.

"Minumlah sayang..." Aryo memberikan gelas berisi air putih pada Risma. Risma lalu meminum air putih itu dibantu oleh Aryo.

Risma kembali menangis tanpa bersuara sambil memegang dadanya yang masih saja terasa sesak.

"Sudah sayang, jangan menangis lagi, laki- laki seperti Radit tidak pantas untuk ditangisi. .." ucap Aryo sambil mengusap air mata di kedua pipi Risma

"Kami terlihat lelah sekali Ris, istirahat lah, ayo, aku antar kamu ke kamar...." Perlahan Aryo menuntun Risma ke dalam kamar.

"Duduklah Ris..." Aryo membantu Risma duduk di tepi tempat tidur.

"Kamu istirahat ya Ris..." ucap Aryo. Risma mengangguk. Iya, Risma memang butuh istirahat sebentar.

"Terimakasih mas Aryo..." ucap Risma.

Aryo lalu duduk di samping Risma.

"Kamu jangan khawatir Ris, aku akan menemanimu, aku akan selalu ada buat kamu Ris...." Aryo tiba- tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Risma, dan mencium bibir Risma .

"Apa yang kamu lakukan mas...!" Risma kaget dan langsung mendorong tubuh Aryo.

"Kamu jangan kurang ajar sama aku mas Aryo...! " Risma lalu berdiri menjauh dari Aryo.

"Ris, kamu jangan salah paham dulu Ris.. Aku hanya...

"Hanya apa mas...! Hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan .. Begitu...! Kamu benar- benar tidak punya perasaan mas..! aku sedang terpuruk seperti ini tega- teganya kamu berbuat tidak sopan begitu...! Kamu pikir aku ini perempuan apaan mas...!" seru Risma tidak terima dengan perlakuan Aryo.

Bersambung...

🥰 Jika seorang perempuan menangis karena disakiti oleh laki- laki , maka setiap langkah laki- laki tersebut dikutuk oleh malaikat ... ( Ali bin Abi Thalib ) 🥰