Rian seorang remaja miskin secara tidak sengaja mendapatkan sebuah botol antik yang mengurung mahluk gaib yang di kutuk oleh gurunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekte Pedang Awan
Aroma lezat masakan mulai tercium dari arah dapur, Ajia yang sedang main ps pun keluar,
" kak siapa yang masak??, aromanya sangat lezat " ucap Ajia yang tiba tiba datang di depan Rian
Plak
Karena kaget Rian memukul Ajia
" Aduh, ah kakak maen pukul aja, sakit tau" gerutu Ajia
" kebiasaan suka ngagetin!" Seru Rian, Ajia tertawa
" maaf , aroma masakan nya enak kak" ucap Ajiia.
" Itu sinta yang masak, ternyata dia jago masak" ucap Rian." Kalau kamu nanti makan masakan Meymey yang pertama yah??" Goda Rian
" ah engga, mending ga makan daripada makan makanan neraka." Ajia bergidik membayangkan rasa masakan Meymey
Ha ha ha
Rian tertawa lepas.
" kak udah matang, sini makan" panggil Sinta.
Rian beranjak dari duduknya menuju meja makan, sedang Ajia sudah duluan di meja makan.
" Sin, coba kamu telpon Meymey, masih lama ga?, dan mau makan di villa ga?" Seru Rian.
Sinta menelpon Meymey, tak lama ia menutup sambungan teleponnya
" gimana ?" Tanya Rian
" Meymey dan si kembar udah makan di luar tadi , katanya juga besok kesini, sekarang masih di kantor om Dimas " Jawab Sinta.
" ya udah ayo kita makan " ajak Rian
Saat Sinta mengambil piring dengan cepat Ajia memilih makanan dan langsung pergi , Rian menggelengkan Kepalanya melihat tingkah Ajia.
Mereka memakan dengan lahap, masakan sinta ternyata sangat enak dan pas di lidah rian, rian mencicipi ikan balado ternyata pas pedasnya.
" huhah huhah " tiba tiba Ajia datang dengan megap megap kepedasan
" Kenapa lo??" Tanya Rian
" aduh kak masakan nya enak, tapi pedas banget" Jawab Ajia
" ha ha ha, makanya jangan belagu, anak kecil makan sambal." Celetuk Rian
" minta air minum kak!"
" noh ambil di dispenser sana"Rian menunjukkan dispenser yang ada di sudut ruang makan, Ajia mengambil minum dan kembali ke kamar .
Rian mengambil beberapa juta dari tasnya,
" ini tolong kasihkan uang pada ayahmu" ucap Eian pada Sinta, Sinta tak langsung mengambil uang itu. Ia malah menatap tajam rian.
" uang apa, apa maksud kak Rian membeliku??" Teriaknya sambil menangis, Rian menghela napas melihat Sinta yang salah paham
" ini aku ngasih ikhlas, karena aku mendapatkan banyak keuntungan dari barang yang aku beli kemarin " ucap Rian menjelaskan, Sinta manggut manggut
" kasih sendiri aja, nanti bapak malah salah paham " ucap Sinta, ia membereskan piring bekas makannya, ia celingukan
" nyari apa?? " Tanya Rian.
" ini piring , sendok dan gelas ga ada satu" ucap Sinta bingung. Ga mungkin ketemu lah, piring sendok dan gelas di bawa Ajia" gumam Rian dalam hati.
" oh tadi aku, bawa kebelakang karena penuh di sini" Jawab Rian agar sinta tak curiga," Ayo kita kerumah kamu, ada hal yang mau aku bicarakan pada ayahmu " ajak Rian.
" Eh tuyul mau ikut ga??" Rian menghubungi Ajia dengan telepatinya
" Kemana kak?"
" kerumah pak Aceng, ayo siapa tahu ada barang bagus" bujuk Rian.
" duluan aja kak, lagi kalah nich, nanti aku nyusul " Jawab Ajia
" ya udah "
Rian mengeluarkan motor maticnya, dan membonceng sinta di belakang. Sinta memeluk Rian dan menyenderkan kepalanya pada punggung Rian, mencoba mencari yang ternyaman. Tak sampai memakan waktu lama rian dan sinta sampai di rumah pak Aceng. Pak aceng yang melihat Sinta memeluk Rian agak bingung, karena yang dia tahu anaknya seperti anti pada lelaki, tapi kok ini luluh pada Rian.
" Assalamualaikum " Rian dan Sinta mengucap salam berbarengan
" Waalaikum salam, dari mana kalian?" Tanya pak Aceng penuh selidik
" abis maen yah," Jawab Sinta menunduk ia merasa malu karena tadi ayahnya melihat ia memeluk Rian.
" tadi Sinta bantu beberes pak, saya pindah rumah sementara karena rumah lama saya mau di renov" ucap Rian" oh iya, saya kesini mau minta restu, dan juga ada yang mau saya tanyakan " ucap Rian berani. Mendengar itu Sinta memerah mukanya.
" restu apa " pak Aceng mengeryitkan dahinya
" saya minta restu karena saya dan Sinta menjalin hubungan " tegas Rian. Dia ga mungkin meninggalkan Sinta , karena untuk mengobati nya sinta harus merelakan mahkota nya di ambil Rian.
Pak Aceng melihat sejenak ke arah anaknya sinta , ia menggelengkan kepalanya, ia menyuruh Sinta masuk ke dalam, dan mengajak Rian berbicara di bangku yang agak jauh dari rumah.
" mau tak mau saya harus mengizinkan, tohk kamu sudah meniduri nya," dengus pak Aceng, Rian tersenyum malu
" jujur saja pak, bapak juga tahu kan kondisi tubuh Sinta??" Orang dengan kondisi khusus seperti itu ga mungkin orang biasa pak, sepertinya bapak juga mempunyai satu rahasia " ucap Rian santai. Pak aceng menghela napas
" kami dari sekte tersembunyi, aku dan Sinta terpaksa melarikan diri karena sewaktu lahir Sinta di minta oleh tetua sekte untuk menjadi kultivasi gandanya." Ucap pak Aceng" berlatih lah dengan giat , karena lawannya nanti nya adalah orang-orang yang berilmu, bila kamu menjadi pendamping sinta." Lanjut pak Aceng kemudian.
" baik pak, dan saya mau menanyakan, tentang liontin dan cincin yang saya beli kemarin, tentunya bapak tau kan??" Tanya Rian
" ya bapak tau, tapi tak bisa membuka pembatas dalam cincin dan liontin itu. Sepertinya kamu memang berjodoh dengan cincin itu." Ucap pak Aceng." Aku akan pergi ke sekte secara sembunyi sembunyi, karena aku ingin membebaskan ibunya Sinta yang di tahan oleh ketua sekte. " lanjutnya, tiba-tiba Ajia datang dan melingkupi keduanya dengan perisai gaib,
" ada apa Ajia," Tanya Rian bingung.
" kamu bisa melihat ku , Aceng??" Tanya Ajia, kini Ajia merubah penampilan nya menjadi pemuda tampan dengan rambut panjang terurai .
" paman guru??" Pak Aceng tercengang melihat Ajia yang berubah menjadi satria baja hitam, eh menjadi sosok aslinya sebelum di kutuk.
Sedangkan Rian bingung, ia menjitak Ajia,
" aduh , kakak, kan hilang wibawa ku sama keponakan muridku " teriak Ajia yang kembali menjadi tuyul berambut.
" paman, paman masih hidup?" Tanya pak Aceng,
" ini hanya sebagian saja , sejak aku di kutuk oleh Bagaspati, baru beberapa bulan ini aku di tolong oleh tuanku " desah Ajia. Sambil melihat Rian dengan tatapan penuh terima kasih.
" tuan paman siapa??" Tanya pak Aceng bingung
" ini" Tunjuk Ajia pada Rian" tapi dia ga mau di panggil tuan dia menyuruh ku memanggil nya kakak." Lanjut Ajia.
" aku ga mau jadi tuanmu, aku hanya akan menjadi kakak mu mengerti!" Seru Rian.
Pak Aceng mengerti,
" sekarang bagaimana keadaan sekte. Dan bagaimana dengan si penghianat bagaspati." Tanya Ajia
" sekte Pedang Awan Sekarang makin turun, bagaspati kini menjadi pimpinan sekte, setelah memfitnah paman guru, dan menyingkirkan guru ku Amung Dinata." Keluh pak Aceng,
" kamu awasi sekte, nanti aku akan kembali setelah kekuatan ku pulih sempurna " ucap Ajia.
" baik paman, aku menitipkan Sinta padamu Rian, dan juga paman guru" ucap pak Aceng, Ajia melepas perisai gaib buatan nya, dan kembali menghilang entah kemana ,pak Aceng memanggil Sinta, ia menjelaskan semuanya pada Sinta dan menyerahkan cincin penyimpanan pada Sinta.
" semua yang ayah punya ada di sini, ayah tau kamu sudah memiliki tenaga dalam dan mampu membuka cincin ini, ada beberapa cincin penyimpanan juga di dalam , berikan pada saudara madumu saat mereka telah punya tenaga dalam. Ada juga tehnik untuk wanita berikan pada saudara madumu, ayah pergi, " pamit pak Aceng setelah menjelaskan panjang lebar.
Sinta menangis pilu karena di tinggal ayahnya. Rian memeluk Sinta dengan penuh kasih sayang.
" kita harus latihan dengan giat, agar bisa membebaskan ibu mu Sinta" bujuk Rian.
Sinta mengangguk, di bertekad akan giat berlatih.
Rian dan Sinta kembali ke villa, mulai sekarang Sinta akan tinggal bersama Rian. Rian memilih beberapa tehnik yang sesuai dengan kondisi tubuh khusus Sinta, Tehnik Dewi Salju di pilih oleh Rian untuk Sinta.