Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.
Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.
Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.
Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Pindah Rumah
Rey memutuskan untuk hidup mandiri setelah menikah, dia pun mengutarakan niat nya kepada sang papah jauh-jauh hari.
"Kalian kan belum lama menikah, apa gak nunggu dulu beberapa minggu untuk pindahan?"
"Engga Pah, Rey mau mandiri sekalian biar bisa lebih dekat lagi." Jawab Rey. Entah lah dia berkata jujur atau ingin mencari alasan tentang sesuatu. Karena sejauh ini selama mereka sudah menikah, Fahira memutuskan pisah rumah untuk menutupi rasa kebencian nya.
"Apa kamu gak keberatan tinggal berdua dengan Rey, Fahira?" Timpal Bu Diah.
Fahira menggeleng kepala "Kalau Fahira ngikut aja mah apa kata Rey"
"Heum oke... Pah" Bu Diah menoleh ke Pak Amin.
"Oke kalau itu mau kalian, papah gak bisa menghalangi kemauan kalian, nanti saya akan bahas ini ke Pak Slamet untuk mengirim satu maid ke rumah kalian" Kata Pak Amin.
"Heum.. Kalau misalnya gak ada maid gimana yah? Fahira mau ngerjakan itu semua sendiri"
"Jangan sayang, kamu kan harus bersiap-siap bulan depan kan kamu mau ada rangkaian kesibukan di sekolah, nanti bakalan susah membagi waktu nya." Timpal Bu Vio.
Fahira hanya tersenyum dan mengangguk saja. Dia tidak ingin membantah lagi.
Pak Amin nantinya akan bicara kepada Pak Slamet tentang rumah yang akan di tempatkan sesuai permintaan Rey.
Ya, permintaan pria itu tentang rumah baru nya yang tidak terlalu besar, karena buat apa besar-besar.
Toh, yang tinggal hanya mereka berdua dengan satu asisten rumah tangga mereka yang baru untuk meringankan beban Fahira.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan hari nya, permintaan rumah dari Rey langsung di ACC oleh Pak Amin setelah mengobrol empat mata dengan Pak Slamet.
Untungnya Pak Amin punya rumah yang ada di perumahan elite, jaraknya lumayan jauh dari kediaman rumah mereka sebelum nya.
Karena Pak amin ada meeting yang sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan hari ini, akhirnya hanya Rey dan Fahira saja yang kesana.
Begitu sampai di dalam rumah, Fahira terlihat takjub dengan desain rumah tersebut, rumah nya tidak terlalu besar dan tidak kecil pula.
Rumah yang lengkap dengan taman dan kolam renang di samping nya. Bunga-bunga bermekaran indah membuat Fahira yang sangat hobi menanam tanaman menjadi senang.
Seorang Maid datang menghampiri dikala Fahira tengah berjalan ke arah dapur untuk bersiap masak.
"Biar bibi aja non yang masak, nanti den Rey marah kalau tau nona yang masak" Ucap Bik Lastri dengan sopan.
Gak enak nya ada maid dirumah ya seperti ini, Fahira orang nya yang gak enakan itu berbicara lagi kepada Bik Lastri "Gak apa-apa, biar bibi urus pekerjaan rumah yang lain aja ya, masalah masak biar aku aja"
"Tapi non..."
"Sudah bik gak apa-apa, saya juga sudah izin ke Rey"
Bik Lastri akhirnya mengalah, membiarkan Fahira masak makanan untuk Rey yang pertama kalinya.
Butuh waktu setengah jam masakan itu sudah siap dihidangkan. Sebuah teriakan lembut dari Fahira membuat Rey keluar dari kamarnya.
Pria itu melihat Fahira menata makanan di meja yang masih menggunakan celemek di badan nya.
"Makan siang dulu A" Kata Fahira.
Rey pun langsung menarik bangku dan mengambil tempat duduk, Fahira langsung menyendokkan nasi ke dalam piring beserta lauk yang sudah ia masak.
Rey merasa di perlakuan istimewa dengan Fahira. Tatapan matanya tak pernah berpaling dari wajah nya yang terlihat imut dengan kepangan rambut nya.
Sebelumnya Rey belum pernah di perlakuan seperti ini. Ia pun merasa terharu walau sempat ada kecurigaan kepada Fahira yang sudah membencinya.
"Makasih de" Rey menggiring piring itu tepat di depan meja makan nya.
Suapan pertama masuk ke dalam mulut nya, sungguh luar biasa, ini sangat lezat.
Rey belum pernah merasakan masakan dari istri nya selama mereka menikah.
Dan ini membuat Rey senang, selain bisa menyatu satu atap dengan sang istri.
Terlihat juga Fahira sudah tidak lagi memperlihatkan rasa kebencian kepada Rey.
Apa mungkin gadis itu sudah benar-benar mulai menerima kenyataan di hidup nya?
"Enak gak A masakan nya?" Kata Fahira sembari memainkan ponsel nya.
"Iya enak, sejak kapan kamu belajar masak?"
"Sejak SMP dan itu diajarkan oleh ibu ku" Kata Fahira sambil tersenyum. Rey mendadak diam di saat ia ingin memasukan sesendok nasi ke mulut nya. Antara rasa sedih dan bahagia jadi satu. Rey gak mau menjawab nya, ia memilih fokus makan saja sampai piring itu bersih dari makanan.
Sisi lain, Fahira cengengesan ketika melihat kiriman stiker dari Gabriel yang menurut nya sangat lucu.
Rey mendelik singkat, dia pun mengomeli istri nya. "Kamu makan lah cepat, jangan main ponsel aja"
"Nanti A, ini Gabriel lagi ngirim foto-foto lucu" Kata Fahira yang keceplosan bicara, sigapnya ia membungkam mulutnya.
Rey menatap tajam ke Fahira, lalu pria itu mengambil tisu untuk mengelap mulut nya segera.
Selajutnya, Rey langsung merampas ponsel Fahira untuk memblokir kontak Gabriel, dan menghapus nya.
"Kamu jangan berhubungan lagi dengan pria itu, dengar!" Pinta Rey yang merasa posesif.
Gadis itu justru benci dengan perlakuan Rey "Gausah ngekang aku A!" Kata Fahira tajam.
"Kok ngekang sih? Kan Aku ini suami kamu?!" Kata Rey.
"Sampai kapanpun aku gak pernah anggap kamu ini sebagai suami, Aku jujur ya ke kamu Sampai detik ini aku gada rasa sama kamu"
Rey terdiam singkat, buat Fahira berdecak, ia merebut ponsel nya dari tangan Rey lalu pergi begitu saja ke arah kamar dengan gerakan langkah frustasi.
Rey sendiri pergi ke taman samping rumah untuk merokok sekaligus bersantai di hari libur weekend nya.
Tak lama, pria itu tiba-tiba membuka baju dan terjun ke kolam renang. Air nya begitu segar, kolam nya luas sehingga dengan leluasa Rey mengayuh kedua tangan dan kaki nya untuk berenang kesana kemari.
Fahira menghampiri Rey, karena ia akan izin pergi keluar rumah sebentar.
"Mau pergi sama siapa?"
"Sama Gita"
"Yaudah jangan lama-lama pulang nya"
Sehabis Rey bicara, ia keluar dari kolam dan bersiap pergi ke kamar mandi. Lanjut nya Rey akan beristirahat setelah seharian mengurus perpindahan rumah nya.