Rendra bisa menempuh pendidikan kedokteran lewat jalur beasiswa. Di kampus dia diremehkan karena miskin dan culun. Tak jarang Rendra bahkan dibully.
Namun dibalik itu semua, Rendra adalah orang yang jenius. Di usianya yang masih 22 tahun, dia sudah bisa menghafal berbagai jenis anatomi manusia dan buku tebal tentang ilmu bedah. Gilanya Rendra juga piawai mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya. Akibat kejeniusannya, seseorang menawarkan Rendra untuk menjadi dokter di sebuah rumah bordil. Di sana dia mengobati wanita malam, pecandu, orang yang tertusuk atau tertembak, dan lain-lain. Masalah besar muncul ketika Rendra tak sengaja berurusan dengan seorang ketua mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30 - Satu Batu Untuk Dua Burung
Rendra permisi sebentar. Ia dan Dokter Hakim bicara di tempat yang jauh dari keramaian.
Karena penasaran, Vino ingin mengikuti. Namun Gilang sigap menghentikan.
"Mau kemana?! Kita belum selesai ya!" ujar Gilang seraya memegang bahu Vino.
"Ck! Apaan sih. Lagian kau mau apa?" balas Vino sambil berdecak kesal.
Gilang terperangah akan sikap Vino. "Berani sekali kau sama seniormu!" geramnya.
"Senior apaan kau?! Mengoperasi orang aja nggak becus! Sudah berapa tahun nggak lulus, hah?!" sahut Vino. Ia berkacak pinggang.
"Eh... Makin ngelunjak ya!" Gilang sontak semakin geram.
Elena dan Zian yang menyaksikan kejadian itu, segera turun tangan untuk menghentikan. Elena berusaha memegangi Gilang yang terlihat ingin melakukan adu jotos.
Berbeda dengan Vino yang segera beranjak dari ruangan itu. Dia sepertinya sangat penasaran dengan pembicaraan Rendra dan Dokter Hakim.
"Aku sumpahi kau nggak lulus sampai kapanpun!" seru Gilang sambil menunjuk Vino. Ia membiarkan lelaki itu pergi.
"Sudah ah! Anak bandel begitu pasti dapat karma. Jangan bikin masalah!" ucap Elena.
Di sisi lain Rendra dan Dokter Hakim sudah bicara. Dokter Hakim tentu membicarakan operasi sulit yang telah dilakukan Rendra.
"Sangat jarang menemui orang berbakat sepertimu. Tapi kau tidak bisa terus begini karena apa yang kau lakukan tadi itu melanggar aturan!" kata Dokter Hakim.
"Iya, Dok! Aku sangat tahu betul itu." Rendra tak membantah. Sebagai dokter koas, dia sendiri tahu bagaimana aturannya.
"Karena itu, untuk kali ini aku akan memaafkanmu. Aku juga akan menutupi fakta kalau kau sudah melakukan operasi besar hari ini. Mengerti?" balas Dokter Hakim.
Pupil mata Rendra membesar. Itu artinya Dokter Hakim berusaha melindunginya.
"Terima kasih, Dok! Terima kasih banyak!" ungkap Rendra.
"Calon dokter sepertimu harus menjadi dokter. Lagi pula jalanmu tinggal satu langkah. Aku yakin kau bisa lulus dengan cepat. Jadi jangan buat kesalahan lagi!" tegas Dokter Hakim.
"Baik, Dok! Sekali lagi makasih. Tapi bagaimana dengan orang yang tahu saya mengoperasi hari ini?" pungkas Rendra.
"Aku akan bicara pada mereka. Kau tenang saja." Dokter Hakim menepuk pundak Rendra.
Jantung Rendra berdebar kencang. Ia merasa semua ini seperti mimpi. Ternyata tidak salah Rendra mengagumi sosok Dokter Hakim. Dia memang dokter yang tidak hanya mementingkan keuntungan. Andai saja begitu, kemungkinan besar Rendra sekarang sudah di sidang.
Rendra mungkin mengira dirinya selamat. Dia lupa bahwa ada orang yang terus berusaha menyingkirkannya. Orang itu tidak lain adalah Vino. Dia sejak tadi mendengarkan, bahkan merekam pembicaraan Dokter Hakim dan Rendra.
Seringai jahat terukir di wajah Vino. Dia yakin kali ini rencananya pasti berhasil. Tanpa pikir panjang, Vino langsung mengunggah video percakapan Dokter Hakim dan Rendra ke website kampus secara anonim.
"Sekarang kita tinggal menunggu bagaimana dampaknya. Sepertinya aku melempar batu untuk dua burung sekaligus," gumam Vino.
Dalam sekejap video percakapan Rendra dan Dokter Hakim tersebar. Semua orang kini tahu bahwa Rendra melakukan operasi besar hari itu. Parahnya video tersebut juga disebar Vino di internet luas. Sehingga nama kampus dan rumah sakit ikut tercoreng karenanya.
Vino sendiri tak peduli. Baginya yang terpenting adalah menyingkirkan Rendra. Akibat ulahnya, dia juga membuat keberadaan Dokter Hakim ikut terancam.
Sementara itu, Rendra kaget sekali saat melihat video tentangnya dan Dokter Hakim. Namun dia sama sekali tak mencemaskan dirinya, melainkan Dokter Hakim.
Selang beberapa jam video diketahui khalayak luas, Rendra dan Dokter Hakim dipanggil untuk di sidang oleh para petinggi rumah sakit.
maaf thor,apa beneran umur mister man dan rendra gak beda jauh 🤭mister man kan pria paruh baya