(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Bersama
Hai, semuanya pembaca setia emak gesrek. Sebelum lanjut baca, emak ingatkan sekali lagi kalau novel ini alurnya luar negeri. Jadi, kalau ada adegan Hot jangan kaget. Yang udah mengikuti karya emak sejak awal pasti paham. Makasih semuanya.
Yuk lanjut baca!
“Hei! Jangan pedulikan, ayo lanjutkan!” ucap Luc pada Arion dengan nafas terengah dan kedua mata berkabut gairah.
“Tapi … kau yakin?" Arion memastikan.
Luc mengangguk mantap tanpa keraguan, hasratnya sudah berada di puncak, sangat sulit untuk meredamnya, kemudian kedua matanya menatap senjata Arion sangat besar, panjang, dan berurat. Hasrat dan gairahnya semakin menggebu dan tak terkendali. Ia tidak sabar merasakan senjata itu menyeruak masuk ke dalam tubuhnya.
"Lama!" Luc menarik salah satu tangan Arion agar pria itu kembali menindih tubuhnya, kemudian kedua tangannya mengalung indah di leher pria gagah perkasa itu, bersamaan dengan melabuhkan ciuman ke bibir sexy Arion.
Arion membalas ciuman Luc tak kalah ganas. Lidah keduanya saling membelit, decapan demi decapan mulai terdengar saat ciuman mereka semakin panas. Arion tidak tahan lagi, senjatanya semakin membesar dan siap untuk menembak mangsanya. Kemudian, ia mengambil posisinya, berdiri dengan kedua lututnya di sela paha wanita sexy itu. Ia memegang senjatanya dengan erat, lalu mulai menuntunnya masuk ke dalam lembah yang sudah basah dan masih sempit itu.
"Awalnya mungkin sedikit sakit, tapi setelahnya kau akan merasakan kenikmatan, kau siap?" bisik Arion seraya menggesekkan senjatanya kepermukaan lembah itu dengan gerakan lembut, naik turun.
"Yeah ... aku tidak sabar," balas Luc, kembali mengalungkan kedua tangannya ke leher Arion.
Bibir mereka kembali beradu bersamaan dengan masuknya senjatanya Arion secara perlahan ke dalam lembah milik Luc yang sangat sempit itu. Arion membutuhkan perjuangan ekstra untuk membobol lembah tersebut.
"Arghhh." Luc mengerang sakit seraya menggigit bibirnya dengan kuat saat senjata milik Arion semakin menekan kuat. Ia mencengkram punggung Arion, menyisakan goresan kuku-kuku yang cukup dalam di permukaan punggung lebar dan kokoh itu.
Arion kembali mencium bibir Luc penuh kelembutan, lalu ciuman itu berpindah menuju dua bukit kembar milik Luc.
"Ah ..." Luc mendesaah hebat ketika ia merasakan pucuk dadanya disesap secara bergantian, kenikmatan itu baru pertama kali ia rasakan, berhasil membuatnya mabuk kepayang hingga terbang sampai kelangit ketujuh. Bahkan ia sampai lupa dengan rasa sakit dibagian intinya.
Arion memang sangat pandai membuat lawannya terbuai. Nafas Arion semakin memburu setelah mendengar suara desaahan Luc yang sangat indah. Ia semakin bersemangat untuk menggerakkan pinggulnya. Dengan dua kali hentakkan perjuangannya telah berhasil membobol lembah yang masih sangat sempit itu.
"Ahh ... Ahh." Arion mengerang, dan mendesah tanpa menghentikan gerakannya dibawah sana. Bibirnya sedikit terbuka dan matanya terpejam, tak lupa wajahnya sedikit mendongak ketika merasakan kenikmatan yang tiada terkira. Inilah surga dunia. Surganya para pria dewasa.
"Ughh ... emh ..." Luc meringis sakit dan sedikit merasakan nikmat ketika senjata Arion berhasil masuk ke dalam tubuhnya.
Arion yang sudah berpengalaman, tentu tidak bisa hanya dengan satu gaya. Ia membolak-balik tubuh Luc seperti potongan daging sapi yang di masak diatas teflon. Ia bergerak dengan tempo yang sangat cepat dan tepat.
"Ah." Luc terus mengeluarkan suara indahnya di sela aktivitas yang melenakan itu.
"Kau sudah mulai merasakannya?" bisik Arion seraya menekan kepala Luc, dan menggenggam kedua tangan wanita dalam satu cakupan saat mereka melakukan dengan gaya DG. Style.
"Ah ... iya ... emh ..." Luc menjawab dengan nafas tersengal-sengal, seraya memejamkan kedua matanya saat senjata Arion kembali memenuhi bagian intinya.
Arion bergerak cepat dan mengerang hebat ketika ia akan mencapai pelepasan.
"Arion ... aku ..." Luc tidak sanggup bicara lagi ketika gelombang kenikmatan itu mulai menghantam jiwa dan raganya. Ia akan mencapai pelepasan, perutnya terasa kram, ia mengejan hebat saat ada sesuatu yang ingin mendesak keluar dari tubuhnya.
"Bersama," bisik Arion pelan, dan terdengar sangat sexy diindra pendengaran Luc.