Karena Kesalapahaman Aku dipaksa Menikah dan diperlakukan dengan tidak adil. aku disiksa dan dilecehkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Dikediaman Wijaya Sonia sedang memarahi sang suami, lantaran tidak membereskan handuk setalah dipakainya.
“Honey handuknya diberekan dong, masa ditaruh saja ditempat tidur” Teriak Sonia pada sang suami.
Deddy terkejut karena seperti kebiasaan seperti itu bukan hanya baru sekarang, setiap saat selalu diberekan oleh Sonia.
“Ia maaf honey” ujar Deddy melangkah mengambil handuk dan menaruh pada tempatnya.
Mereka berjalan beriringan turun ke lantai bawah untuk sarapan dalam diam, tidak seromantis biasanya. Saat Deddy hendak merangkul pinggang istrinya, tangannya ditepis oleh sang istri.
Mereka makan salam diam, Sonia hanya memainkan roti ditangannya tanpa memakannya.
Selesai sarapan Sonia kembali berbalik menuju lift, tidak mengantar sang suami ke teras depan seprti biasanya.
Menyadari perubahan sikap Sonia beberapa hari ini mami tersenyum kepada Deddy.
Mami mencurigai sonia sedang hamil, itulah itulah sebabnya mami selalu menyuruh Deddy sabar menghadapi sikap sang istri.
Sesampainya dikantor Deddy tidak bisa tenang, pikirannya selalu tertuju pada sang istri di rumah.
“Ton, tolong keruanganku sebentar” ujar Deddy diujung telepon
Tok tok tok pintuk dibuka
“Ton apa jadwalku hari ini? Tanya Deddy
“Tdak ada yang mendesak Pa” ujar sang asisten
“Ok, kalau begitu kamu lanjutkan saya pulang sebentar. Ada urusan yang penting dengan istri saya” Titah Deddy sambil beranjak dari kursi kebesarannya dan menuju pintu keluar.
“Baik Pa” ujar sang asisten
Sebelum pulang, Deddy singgah ke toko bunga dan membeli bunga kesukaan sang istri mawar putih.
Sesampainya di rumah, Deddy turun melihat sang istri bersama mami sedang bersantai di gazebo menikmati rujak yang dibeli oleh bibi.
“Selamat siang Mo, Honey” sapa Deddy sambil mencoba mencium pucuk kepala sang istri sambil menyerahkan buket bunga.
“Siang sayang” jawab mami sambil berlalu kedalam rumah memberikan kesempatan kepada sang anak bersama menantu.
“Honey, maaf kalau aku salah, tolong jangan diemin aku. Pinta Deddy dengan muka memelas
Sonia memalingkan wajah kesamping rasanya muak melihat wajah sang suami.
Deddy menggenggam kedua tangan istrinya, Sonia berusaha melepaskan genggaman tangannya tapi Deddy semakin mengeratkan genggamannya.
“Honey, please jangan begini, kalau aku ada salah tolong katakan apa salahku biar kuperbaiki. Tapi jangan begini, Please” pinta Deddy dengan penuh harap.
Cairan bening mengalir dari mata Sonia.
“Aku tidak tahu Honey, aku begitu sangat muak melihat wajahmu. Aku benci kamu Honey” ucap Sonia dengan air mata kembali berlinang dengan deras.
Deddy membawa Sonia kedalam pelukannya, Sonia memejamkan kedua matanya dan membalas pelukan sang suami dengan erat.
Kembali keruang makan, mami sedang menyajikan makanan diatas meja. Semua berjalan menuju ruangan keluarga.
“Sayang, mami sarankan kamu bawah istrimu menemui tante sarah. Mami sudah hubungi tante sarah, setelah makan siang pergilah kesana bersama” ujar mami dengan senyum diwajahnya.`
“Tante Sarah? Memangnya Sonia ke—“ Ucapan Deddy berhenti saat menyadari maksud dari sang mami. “ kamu hamil honey?” tanya Deddy dengan hati-hati kuatir membuat mood istrinya kembali memburuk.
Sonia hanya mengangkat kedua bahunya dengan malas menatap kearah sang suami.
Mereka menikmati makan siang dengan tenang, berbeda Sonia hanya memainkan sendoknya tanpa menyentuh makanan dipiringnya.
“Honey kamu pingin makan apa biar aku belikan” tanya Deddy dengan hati-hati.
Sonia terlihat malas menanggapi pertanyaan Deddy, yang terlihat begitu sendu menatap sang istri.
“Sayang, apa makanannya tidak sesuai dengan selesa kamu? Bilang saja sama mami? Akan mami masakin buat kamu?”Ucap mami sambil mengusap punggung tangan sang menantu.
“Mi aku pengen makan mie ramen di Cafe Sandrilla mi” Rajuk Sonia dengan suara manja kepada sang mertua. “Tapi aku pingin papi yang belikan mi” lanjut Sonia dengan mata berkaca-kaca.
Sontak mulut Deddy melongo dan kedua matanya membulat mendengar sang istri ingin dibelikan oleh sang papi tanpa memperdulikan dirinya disana.
“Sayang nanti papi belikan, apapun keinginan kamu pasti mami dan papi belikan” ucap sang papi yang sebelumnya sudah diberitahu sang istri jika menantunya sedang hami.
“Makasi Pi Mi” ujar Sonia sambil berdiri berlari memeluk sang mami dan papi.
Deddy hanya bisa pasrah melihat ulah sang istri terhadap kedua orangtuanya.
Mereka berempat langsung menuju ke rumah sakit untuk pemeriksaan setelah itu baru ke Cafe Sandrilla memenuhi keinginan sang menantu dan melanjutkan makan siang disana.
“Halo Sarah selamat siang” sapa mami saat menunggu pesanan mereka di Cafe Sandrilla.
“Ia Halo Mba, Deddy jadi kesini kan mba? Tanya dokter sarah
“Ia jadi, kami dalam perjalanan kesana” ujar sang mami menjelaskan.
‘Ok mba, aku tunggu. Nanti langsung masuk saja ya mba” ujar dokter dan panggilan dimatikan.
Sesampainya didepan rumah sakit Papi, mami dan Sonia turun sedangkan Deddy menuju parkiran setalah itu akan menyusul ke ruangan praktek tante Sarah.
“Permisi sus, kami Keluarga Pasien atas nama Sonia Wijaya” Sapa mami kepada asisten dokter Sarah
“Siang bu, kebetulan sudah ditunggu dr Sarah. Mari bu silahkan masuk” ujar suster sambil mengantar menuju dokter Sarah.
“Siang dok” Sapa mami
“Siang mba. Bagaimana kabarnya” ujar dokter sarah sambil cipika-cipiki sama mami dan Sonia. “Yuk duduk sayang. Suami kamu mana?” ujar tante Sarah karena tidak melihat keberadaan sang ponakan.
“Aku disini tanteku” kata Deddy yang tiba-tiba masuk dalam ruangan.
“Tante pikir kamu tidak ikut, maunya enak saja” Cecar tante dengan senyum. Kapan terakhir kamu haid sayang?” tanya dokter Sarah
“Bulan kemarin aku tidak haid dok” jawab Sonia
“Yuk Ke kasur tante USG biar kita bisa melihat dengan jelas” ujar dokter
Sonia membaringkan tubuhnya dibantu mami, saat Deddy ingin mebantu tangannya ditepis oleh sang istri. Mami dan dokter Sarah hanya tersenyum melihat kelakuan bumil yang satu ini.
Dokter mengoleskan jelli ke perut Sonia dan mulai menjalankan alat diatas perut Sonia dengan senyum bahagia.
“Selamat ya Mba, sayang sebentar lagi cucumu akan bertambah. Dan kamu Deddy banyak-banyak bersabar ya menghadapi sikap istrimu karena kamu akan dibuat pusing oleh tingkah mereka nanti. Lihat dilayar ada titik-titik kecil itu janin-janinnya” jelas dokter Sonia.
“Dokter itu ada lebih dari 1 titik bagaimana dok?’ tanya Deddy
“Itu artinya anakmu kembar sayang” jelas dokter
Mendengar penjelasan sang dokter sontak Deddy memeluk papi sambil melompat ditempatnya
‘Pa Ma andai kalian ada pasti kita akan bersama merasakan kebahagiaan ini. Sebenarnya kalian dimana? Aku kangen pada kalian, disaat aku sangat membutuhkan dukungan dan kehadiran kalian’ batin Sonia dengan airmata membahasi kedua pipinya.
Seolah mengetahui perasaan sang menantu, mami mengenggam tangan Sonia,
“Jangan pikirkan apapun, mami dan papi selalu ada untukmu sayang” ucap mami dengan senyum.
“Nanti akan saya resepkan vitamin. Dan kamu Deddy kalau main jangan kesar-kasar ya, awal kehamilan akan rentan, kalau biasa puasa 2 bulanan” goda dokter kepada Deddy yang sudah menunjukan wajah sedihnya.
‘Apes, sudah ditolak, sekarang dilarang pula. Kasian si Jo bakal kedinginan’ batin Deddy
Hal serupa juga dirasakan oleh Maria. Maria merasa akhir-akhir ini napsu makan dan selalu ingin berhubungan ba*** terus dengan sang suami. Dan dari bulan kemarin belum mendapatkan tamu bulanan.
Setelah menyerahkan sumbangan rutin ke Panti seperti biasanya, maria menuju apotik untuk membeli tespack.
Setelah mebeli yang dibutuhkan dengan mengendarai mobil hadiah pemberian suami tercinta Maria menuju rumah.
Maria turun disambut oleh celotehan sikembar yang sudah berjalan dan berlari bersama sang baby sitter.
“Hallo anak-anak mami” Sapa Maria setelah menyuci kedua tangan dan mukanya.
“Mami tudah puyang” ujar Hayley, bebeda dengan Hazel yang super cuek.
“Ia sayang” sambil mencium kedua pipi tembem si manja. Saat hendak mencium pipi Hazel, Hazel menolak dan memilih pindah ke taman bermain miliknya diikuti sang babby sitter. “Kaka tidak kangen sama maminya? Lanjut mami ke sang kaka
“Nooo” jawab Hazel kembali cuek. Maria menatap putranya dengan senyum.
Setelah puas bermain dengan si manja, Maria kekamar dan membersihkan diri, merasa tubuhnya begitu lelah dan membaringkan diri pada kasur empuknya.
Arnold pulang saat makan makan, hari ini pekerjaannya tertunda karena kedatangan sang istri minta dilayani dan dengan senang hati Arnold mengarungi samudera bersama. Setelah itu sang istri menuju panti.
“Sayang, yuk bangun makan malam bersama” ujar sang suami pada sang istri sambil mencium pipi tembemnya.
Merasa terganggu Maria mengerjapkan kedua matanya dengan perlahan. “Bee sudah pulang, maaf ya aku ketiduran” sesal Maria
“Tidak apa sayang, yuk kita makan: ajak Arnold karena sudah merasakan ada demo dalam perutnya.
Keesokan paginya Maria terbangun dan langsung mengambil tespack dari dalam tas mahalnya dan menuju kamar mandi.
Setelah bebrapa menit Maria mengamati hasilnya keluar 2 garis merah. Dengan gembira Maria berjalan menuju sang suami yang masih terlelap dibawah selimut setelah permintaan sang istri dilayani.
“Bee bangun aku punya kejutan buat kamu” ujar Maria dengan gembira
Belum sempat menjawab Maria sudah melu*** bi****** dengan penuh arti. Maria menyerahkan alat tespack pada sang suami.
Melihat hasilnya 2 garis Arnold memeluk dan mencium maria dengan lembut.
“ Sayang terima kasih, aku mencintaimu sangan sangat mencintaimu” memeluk sang istri dan menangis bahagia.