NovelToon NovelToon
Menikah Karena Wasiat

Menikah Karena Wasiat

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: moon

“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-

Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.

“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

Hari ini adalah hari dimana para relawan akan kembali ke ibukota, setelah 2 hari berturut turut mereka melakukan aksi sosial pemeriksaan, dan pengobatan gratis bagi para warga desa, serta desa desa lain di sekitar desa Sekar Kencana.

Namun sepertinya semesta tidak mendukung, rencana mereka untuk kembali ke ibu kota.

Sejak pagi langit tampak mendung, dan tepat ketika para rombongan hendak berangkat, hujan turun deras dan petir menyambar di mana mana, angin topan mengakibatkan beberapa pohon tumbang dan beberapa rumah warga nyaris ambruk tersapu angin topan.

Semua orang panik berlarian mencari tempat berlindung, hingga akhirnya kepala desa meminta semua orang tanpa terkecuali untuk berlindung di balai desa.

Gadisya nampak cemas karena ada beberapa lansia yang ia kenal tak berada di lokasi para warga berkumpul, ia pun meminta izin pada kepala desa untuk memeriksa beberapa rumah warga.

Rencana itu disetujui oleh pak Udin selaku kepala desa, ia juga meminta bantuan pada beberapa pemuda untuk membantu Gadisya meng evakuasi warga, melihat kesungguhan Gadisya, Kevin pun ikut turun tangan membantu proses evakuasi.

Kevin dan beberapa relawan memakai jas hujan, agar tubuh mereka tidak basah, karena saat itu gerimis masih turun perlahan.

Gadisya kini bisa bernafas lega manakala para lansia yang ia cari cari memang masih berada dirumah, dan kini para relawan sudah membawa mereka ke tempat berkumpulnya warga dengan menggunakan motor.

Kini Gadisya yang terjebak di salah satu rumah warga, dan hujan petir semakin mengerikan, karena sudah dekat dari tempat tinggalnya, Gadisya nekat berlari menerobos hujan, sesekali ia berjalan di teras rumah warga agar tubuhnya tidak terlalu basah karena hujan.

Akhirnya dengan susah payah gadisya tiba di rumah kecil yang selama ini menjadi tempat tinggalnya, ia terkejut manakala melihat dokter Kevin sedang berteduh di teras rumahnya. 

Namun Gadisya tak punya waktu berbasa basi, karena hujan dan tiupan angin semakin mengerikan.

"Masuklah, kalau tidak ingin seluruh bajumu basah," Gadisya mempersilahkan Kevin untuk masuk kerumahnya.

Tanpa di minta dua kali Kevin pun mengikuti langkah kaki Gadisya, pandangan Kevin menyapu seisi ruangan, di dalam rumah sangat sederhana itu, hanya ada ruang tamu beralas karpet yang sudah memudar warnanya, sebuah kamar dan entah ada apa di belakang.

"Silahkan duduk, aku ambilkan handuk bersih untuk mengeringkan rambutmu."

"Terima kasih." Jawab Kevin singkat, ia pun duduk, bersandar di dinding, melalui jendela kaca Kevin bisa melihat betapa saat ini hujan dan angin sangat mengerikan.

"Ini handuk bersih, pakailah." Gadisya mengulurkan handuk tersebut ke arah Kevin, kini Gadisya pun tengah melakukan hal yang sama dengan dirinya, mengeringkan rambutnya yang tampak basah.

Gadisya kembali merogoh tasnya, mencari cari ponsel miliknya, bermaksud menghubungi pak Udin, agar tidak panik mencari keberadaannya.

Ia mendesah kecewa manakala ponselnya sudah mati karena kehabisan daya.

Gadisya hendak beranjak mencari pengisi daya ponselnya, namun tiba tiba …. 

DUAAAAAARRR!!!!

Suara petir kembali menggelegar, disusul kemudian listrik pun ikut padam.

Gadisya yang terkejut, kembali terduduk masih mencoba menenangkan dirinya.

Sementara Kevin pun tak jauh berbeda dengan Gadisya, baru pertama kali merasakan kejadian seperti ini, terjebak hujan di sebuah rumah, bersama gadis yang sama sekali tak ingin ia jumpai, bahkan kini penderitaannya semakin bertambah dengan listrik yang tiba tiba padam, bahkan ponselnya entah berada di mana.

"Apakah setiap hujan selalu mengerikan seperti ini?" Tanya Kevin, membuka percakapan, walaupun sebenarnya ia tak ingin bercakap.

Gadisya yang semula melipat lututnya karena terkejut, kini duduk bersila. "Selama aku di sini tidak pernah, ini pertama kalinya bagiku, mengalami cuaca ekstrim."

Kevin hanya mengangguk, dan suasana kembali canggung.

"Tunggu sebentar, aku akan mencari lilin, dan membuat minuman hangat."

Gadisya beranjak ke dapur, ia mulai mencari cari persediaan lilin, namun ia kembali mendesah kecewa, karena hanya menemukan 1 buah lilin.

Setelah lilin menyala, Gadisya pun membuat minuman hangat favoritnya, coklat hangat yang dicampur dengan jahe.

Setelah selesai gadisya membawa lilin yang telah menyala ke ruang tamu, kemudian ia kembali ke dapur dan membawa dua cangkir minuman hangat.

Aroma jahe yang menyengat ditambah penerangan seadanya, membuat Kevin tak menyadari bahwa di dalam cangkir bukan hanya ada jahe tapi juga ada bubuk coklat.

Gadisya mulai menikmati wedang hangat buatannya, entah mengapa ia sangat menyukai nya.

Begitu pun Kevin, melihat Gadisya begitu menikmati minuman hangatnya, ia pun mulai menyesap minumannya.

Segera setelah wedang tersebut melewati tenggorokannya, ia merasa ada yang tidak beres di tubuhnya, badannya mulai gatal dan nafasnya naik turun tak beraturan, cangkir yang berada di genggamannya terjatuh hingga menumpahkan seluruh isi didalamnya.

Sesaat kemudian ia pingsan. 

Sebisa mungkin Gadisya memberikan pertolongan pertama pada Kevin, termasuk membuka baju atasan Kevin agar ia bisa membalurkan minyak kelapa sebagai anti inflamasi alami, karena kulit wajah dan tubuh nya mulai memerah karena ruam.

Hingga pagi menjelang dan matahari terbit Kevin belum juga sadar dari pingsannya, Gadisya yang telah membuka jendela kamarnya, kini kembali membalurkan minyak kelapa ke tubuh Kevin, tiba tiba ada beberapa warga yang tanpa sengaja melihat aktivitas Gadisya, mereka mengira Gadisya dan Kevin tengah melakukan perbuatan yang tidak semestinya. 

Kecurigaan semakin meningkat manakala Kevin tak juga tersadar dari pingsannya, mereka berfikir Kevin tertidur karena kelelahan setelah melakukan aktivitas 'tidak senonoh' bersama Gadisya.

Para warga yang masih memegang teguh adat istiadat, dan norma norma sosial, memaksa Kevin dan Gadisya untuk menikah hari itu juga, karena jika mereka tidak bersedia menikah, mereka akan diseret ke kantor polisi, dengan tuduhan melakukan tindakan asusila dan perzinahan.

Kevin tentu tak terima, ia dan Gadisya mencoba menjelaskan pada para warga alasan kenapa ia pingsan, warga yang sudah terlanjur marah menolak penjelasan yang diberikan Kevin.

Akhirnya dengan berat hati Kevin pun menerima semua yang dituduhkan para warga kepadanya, termasuk keinginan paksa dari warga yang menyuruh ia dan Gadisya menikah.

Kevin hanya tak ingin merusak nama baik keluarga Geraldy, jika ia berurusan dengan pihak yang berwajib.

Sementara Gadisya hanya bisa pasrah, ia tak sanggup melawan para warga, kebaikan dan pengabdian tulus nya selama ini sama sekali tak terlihat di mata para warga, karena mereka sedang dalam keadaan marah.

Gadisya sangat sedih dan terluka, selama ia hidup, baru kali ini ia merasa terhina, tuduhan para warga sungguh sangat menyakiti hati nya.

"Jika bukan nama baik, apalagi yang bisa aku banggakan, karena aku hanya gadis yatim piatu, tanpa embel embel keluarga yang bisa melindungi diriku."

Akhirnya Gadisya pun melakukan hal yang sama dengan Kevin, dengan terpaksa menyetujui pernikahan ini, demi mempertahankan nama baik yang selama ini ia banggakan.

Walau terpaksa mereka pun menikah, sebuah pernikahan yang diniatkan Kevin untuk menjaga nama baik keluarganya, sedangkan Gadisya, terpaksa menikah demi menjaga nama baiknya sendiri, ia merasa jika keluarga saja ia tak punya, apa lagi yang bisa dibanggakan selain nama baiknya sendiri.

1
erinatan
lanjuttttt
Ruzita Ismail
Luar biasa
Gamar Abdul Aziz
stop
Gamar Abdul Aziz
siapa ya..?
Gamar Abdul Aziz
Kevin nnti kena batunya
Gamar Abdul Aziz
awal yang indah
Gamar Abdul Aziz
bagus ceritanya thor
Gamar Abdul Aziz
acara mulai
Gamar Abdul Aziz
lanjut
ولدي انعم
Luar biasa
echa purin
/Smile/
ay Susie
😍😍😍😍 lopelope papi alex
Agus Setiawati
Lumayan
Ye Limatiga
lahh itu banyak bangett yg komentar
Lufia Nurlaili
Luar biasa
Nabilah Afifah
yagima,
Linda Antikasari
Luar biasa
Alissia
/Drool/
Ismu Srifah
sya jamu hamil yaa
Yantik Purwati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!