NovelToon NovelToon
Mata Batin Zivanya

Mata Batin Zivanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.

Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.

Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29.

Jihan yang kini sedang memeriksa pasien di buat tak tenang kala mengingat yang di ketahui oleh Ziva, "Apa Ziva belum pulang kerja ? "

"Mbak Jihan bisa menemui ku di cafe bata yang ada di jalan Laswi ? " Pesan singkat itu baru saja sampai di ponsel Jihan.

"Baik Ziva, tunggu saya sampai datang. Saya akan segera menemui kamu saat pekerjaan saya sudah selesai. " Balas Jihan.

Ziva pun memberhentikan kendaraan umum, ia sengaja memiliki cafe bata karna dekat dengan daerah kontrakannya meskipun harus menaiki kendaraan umum satu kali lagi.

Sebuah Cafe sederhana yang memiliki dua lantai itu kini sudah ada di hadapan Ziva, Ziva menunggu Jihan sampai datang. Selang beberapa menit Jihan pun datang dengan mobil mewahnya.

"Maaf menunggu lama Zi. " Ujar Jihan.

"Tidak apa-apa mbak, lagian saya santai kok. " Jawab Ziva mengusir rasa tidak enak di dalam hati Jihan.

Jihan dan Ziva memilih menempati sepasang kursi dan meja yang ada di lantai dua, karna di lantai satu pengunjung lumayan ramai.

Jihan memesan dua gelas kopi latte dengan rendah gula.

"Mbak, sebenarnya saja tidak yakin dengan keputusan saja membantu Mbak Jihan, saya takut terkesan ikut campur. "

Jihan tersenyum teduh, " Bukan kah mulai sekarang kita teman baik ? "

Ziva tersenyum kala mendengar baiknya ucapan Jihan, " Saya semakin yakin Pak Wira tidak salah dalam memilih calon istri. "

"Bisa saja, tapi sekarang yang kamu katakan tidak berguna lagi untuk dia Zi. "

"Mbak, sebenarnya Pak Wira tidak salah. Ini bukan kemauan Pak Wira. Pak Wira .... " jelas Ziva memberhentikan ucapannya.

"Kok kamu bisa berbicara seperti itu Zi ? Jangan takut, hanya kita yang tahu. " Bujuk Jihan.

Ziva sudah berpikir secara matang, " Mbak Selvi itu memakai susuk untuk menjerat hati Pak Wira. "

Jihan sontak kaget, " Sudah ku duga Zi. "

"Dari mana kamu tahu ? "pertanyaan Jihan lagi-lagi membuat Ziva berpikir keras.

"Sa-saya bisa melihat sosok yang di pakai Mbak Selvi untuk mengikat mangsanya mbak. " jelas Ziva ragu takut Jihan tak percaya.

"Astaghfirullah, Mas Wira kasian kamu Mas. " Ucap Jihan. "Kamu indigo Zi ? " Tanya Jihan.

Ziva hanya menganggukkan kepalanya di iringi senyuman kecilnya.

"Jangan khawatir Zi, jika kelebihan kamu itu sedang di rahasiakan saya akan merahasiakannya juga. " Ujar Jihan.

"Terimakasih Mbak, tapi saya tidak begitu merahasiakannya toh lambat Laun siapapun akan mengetahuinya. " Timpal Ziva.

"Bagus, kalau begitu bagaimana cara kita membantu Mas Wira ? "

"Dengan cara melenyapkan sosok yang ada di belakang Selvi. " Bisik Puri.

"Dengan cara melenyapkan sosok yang ada di belakang Selvi Mbak. " Jawab Ziva.

"Kamu yakin ? "

"Yakin, teman saya yang membisikkannya barusan. "

"Siapa ? Kamu hanya bersama saja Zi. "

"Ada satu teman saya yang tidak bisa mbak lihat, namanya Puri dia ada di sebelah kiri saya. Jangan takut mbak dia baik Kok, dia juga akan bantu mbak Jihan . " jelas Ziva.

Jihan menghela nafas lega, " Syukurlah. "

" Di mulai darimana kita Zi." tanya Jihan.

Ziva terdiam kala ia pun tidak tahu hal apa yang bisa membuat makhluk itu kalah dan pergi dari dekat Selvi, Tanpa bicara Puri di temani Candy mencari tahu kelemahan makhluk itu.

"Nanti saja kasih tahu mbak Jihan, kalau teman saya sudah mendapatkan jawabannya. "

Jihan menganggukkan kepalanya, Jihan merasa senang bertemu dengan Ziva. Jihan akan lebih sering bertemu dengan Ziva nantinya.

Tiba-tiba ponsel Ziva berdering, sebuah nomor tak di kenal sedang menghubungi nya. "Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam, dimana sekarang ? Saya akan menjemput kamu. " Suara di sebrang sana.

"Ini siapa ? "

"Saya Arjun, kami memerlukan kesaksian kamu. " Jawab Arjun dari dalam sambungan telpon itu.

"Malas Ah, apa tidak bisa nanti saja. Berapa kali lagi saya harus menjelaskannya Pak, mau bolak-balik pun penjelasan saya akan sama seperti itu. " Jawab kesal Ziva.

"Cepat, kirim lokasi kamu sekarang. Atau saya akan menyuruh satpol PP untuk menjemputmu. "

"Memang saya penjual kaki Lima apa ? " Teriak kesal Ziva, " Ya sudah. Di kafe bata jalan Laswi. "

"Baik saya akan segera ke san. "

Sambungan telepon itu pun terputus.

"Siapa Zi kok kayanya serius banget. " Tanya Jihan.

Ziva memasang wajah kesal, "Polisi gadungan Mbak. "

"Hah ? "

"Hehe ... Ngak mbak itu apa anu, emm ... Pokonya polisi deh mbak. "

"Kamu ada urusan apa ? Hati-hati Zi. "

"Gak mbak, mereka hanya memerlukan kesaksian ku saja. kemarin saya menemukan mayat seorang wanita, katanya itu anak seorang penjabat. "

"Oh,. Ya sudah tidak salah jika kamu mau membantu mereka. "

"Ko oh saja sih mbak, mbak gak syok mendengar nama mayat ? "

"Mayat/jenazah sudah biasa saya lihat Ziva. "

Saat Ziva hendak menanyakan hal lain lagi, tiba-tiba ponselnya berdenting tanda ada panggilan masuk. " Aduh maaf ya mbak, orangnya sudah ada di depan. "

"Oh ya sudah tidak apa-apa Zi, cepat kabari aku ya ? Aku juga mau kembali ke tempat kerja ku kok. " Jawab Jihan.

Jihan dan Ziva pun keluar bersama, sehingga Arjun dapat melihat sosok yang bersama dengan Ziva.

"Loh Kak Jihan, kok bisa sama si culun ya ? " Pekiknya.

Ziva melihat mobil Arjun, ia langsung menghampiri Arjun " Sekarang ? " Tans bodoh Ziva.

"Nanti tahun depan. Untuk apa aku menjemputmu sekarang jika bukan sekarang hah. " jawab ketus Arjun.

"Iya ... Iya ... " Ziva pun memilih bungkam dan masuk ke dalam mobil Arjun.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!