Setelah lima tahun memendam rasa cinta pada pria yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya akhirnya membuat Amara memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria dingin bernama Aga.
Jawaban berupa penolakan yang keluar dari mulut Aga yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tak membuat Amara gentar untuk mengejar cinta Aga. Amara yakin jika suatu saat nanti ia bisa menggantikan sosok Naina di hati Aga.
Hingga beberapa waktu berlalu, Amara yang sudah lelah mengejar cinta Aga pun akhirnya memilih berhenti dan melupakan cintanya pada Aga.
Namun hal tak terduga terjadi, sikap Amara yang tak lagi mengejar dirinya membuat Aga mulai resah terlebih saat mendengar kabar jika Amara menjalin hubungan dengan pria lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harapan Yang Terwujud
Di sebuah kamar yang di dominasi warna abu-abu, Aga nampak duduk di sofa sambil memainkan akun media sosialnya. Dari banyaknya story yang sudah ia lihat sebelumnya, kini pandangan Aga terfokus pada story video yang baru saja Agatha unggah. Di dalam story Agatha, terlihat adiknya itu tengah berkumpul dengan Amara, Zeline dan seorang pria tampan yang ia tebak adalah pria yang tadi disebutkan oleh Agatha menyukai Amara.
Aga melihat setiap video yang diunggah Agatha tanpa berkedip. Slide di story pertama hingga kedua masih nampak aman. Namun pada saat Aga melihat story ketiga Agatha, kedua mata Aga nampak memicing melihat Amara kini tengah mengambil buah matoa bersama dengan pria tersebut.
Di video tersebut terlihat jelas bagaimana Rendra nampak mencuri kesempatan memegang tangan Amara yang sedang berusaha memutar ranting yang tersangkut dengan galah.
"So sweet sekali ya mereka gais." Ucap Agatha sambil merekam aktivitas kedua sahabatnya.
"Om ganteng ambil matoa yang itu!" suara cempreng Zeline pun ikut terdengar. Aga yang belum puas melihat video tersebut pun memutarnya sampai dua kali.
"Lancang sekali dia memegang tangan Amara." Gumam Aga menatap video Amara dan Rendra yang sedang saling membantu memutar galah dan si kecil Zeline berteriak sebagai penyemangat.
Aga memperhatikan suasana dimana Amara dan Agatha kini berada. Jika ia tidak salah menebak, adiknya dan Amara kini tengah berada di taman buah kampus dimana Amara dan Agatha pernah menempuh pendidikan di sana.
Story Agatha yang dilihat oleh Aga pun berakhir. Aga menghembuskan napas kasar di udara seraya memijit kepalanya yang tiba-tiba sakit.
Di taman buah, Amara yang sedang asik mengambil matoa untuk Zeline nampak tertawa melihat Rendra jatuh akibat galah yang ia pegang tiba-tiba terlepas dari tangannya.
"Kalian ini... Bukannya menolongku untuk bangkit justru menertawai ku." Gerutu Rendra.
Agatha yang juga tertawa semakin meledakkan tawa melihat ekspresi Rendra saat ini.
"Om Rendra, sini Zel bantu berdiri." Tangan mungil Zeline terulur pada Rendra.
Rendra menerima uluran tangan Zeline lalu berdiri dari posisi duduknya.
"Sudah cukup ambil buahnya Anty. Matoanya sudah sangat banyak." Ucap Zeline sambil menatap buah matoa yang sudah ia masukkan ke dalam plastik.
"Baiklah..." Amara mengambil galah yang berada tidak jauh dari Rendra berada dan meletakkannya ke posisi semula.
"Sekarang kita ingin kemana? Cuaca sudah cukup panas dan aku juga sudah gerah." Ucap Rendra seraya mengipas wajah dengan tangannya.
"Bagaimana kalau ke kantin kampus saja. Kita bisa minum di sana sambil memakan buah matoa." Saran Agatha.
Amara langsung menyetujuinya. Rendra yang mendengarkan persetujuan Amara pun ikut menyetujuinya.
Mereka pun akhirnya pergi menuju kantin menggunakan mobil masing-masing.
Agatha yang baru saja melihat siapa saja yang sudah melihat storynya pun memberitahukannya pada Amara.
"Kak Aga melihat storyku. Semoga saja Kak Aga melihat video keromantisanmu tadi dengan Rendra." Ucap Agatha.
Amara yang merasa penasaran dengan video yang dimaksud oleh Agatha pun meminta Agatha memperlihatkan video tersebut kepadanya.
"Sepertinya videonya biasa saja. Kak Aga juga sepertinya tidak akan merasa masalah melihat video itu." komentar Amara.
"Jangan pesimis begitu. Berdoa saja agar hati Kak Aga terketuk setelah melihatnya!" Jawab Agatha.
Dan harapan Agatha pun terwujud. Di rumah orang tuanya kini Aga sudah nampak bersiap untuk pergi menyusul mereka ke kampus.
buat author semangat nulis nya
mentang2 kaya sama suami berani apalagi sana anak2nya
Gak benar tuh punya pandangan seperti mama Tyas
Tapi mamamu materialistis tuh gimana coba. .
Semangat untuk berjuang bersama Sisil
Tapi mama Tyas pasti heboh melarang cinta mereka