kisah gadis cantik dan sholehah bernama Anindya Zahrani yang harus rela menikah dengan pria begajulan yang suka mabuk dan main perempuan bernama Arkala Mahesa.
Dya terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh almarhum Ayahnya dan juga sahabatnya Pak Anggara Mahes yang merupakan seorang konglomerat,demi melaksanakan amanah terakhir dari sang Ayah.
Kala yang tidak pernah setuju menikah dengan Dya kerap memperlakukan Dya dengan Kasar.Bahkan tidak segan segan Kala membawa wanita yang disebut kekasihnya masuk kedalam rumah bahkan kedalam kamarnya.
Akankah Dya terus bertahan??atau menyerah??
Lalu bagaimana reaski Kala saat Dya akhirnya memilih menyerah dengan pernikahannya.
Akankah Kala melepaskan Dya ataukah mempertahankan dan berubah menjadi lebih baik lagi??
Bantu Follow yuukkk
IG : triyani_trian87
tiktok : Triyani_87
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.10
"Apa Loe bilang? Bukan urusan Loe?"
"Iya, kenapa? Salah lagi? Apa perlu aku rekam semua yang kamu ucapkan selama ini agar kamu tidak lupa siapa yang menerapkan aturan itu?"
Kala bergeming, entahlah. Rasanya begitu kesal diabaikan oleh wanita yang kini berstatus sebagai istri untuknya itu.
Tidak dia pungkiri jika dialah yang menerapkan segala aturan itu dan dia juga lah yang pertama memberi jarak dan batas untuk keduanya.
Lalu, bagaimana bisa dia sendiri yang kesal dengan aturan yang dia buat sendiri setelah di abaikan oleh Dya. Tanpa menjawab Kala pun langsung masuk kedalam kamarnya dengan membawa kesal didada.
Melihat tingkah suaminya, Dya hanya bisa menghela nafas panjang dan juga berat. Dya tidak menyangka, jika hidupnya akan berakhir di tangan pria begajulan seperti Arkala.
Setelah Kala masuk kedalam kamarnya. Dya pun segera mengambil sapu dan juga pengki untuk membersihkan puing puing kaca yang berserakan sisa pas bunga yang tadi malam dia pecahkan.
Tak berselang berapa lama bel pintu unitnya pun berbunyi yang menandakan jika a9da e y6ang bertandang kesana.
"Siapa yang bertamu sepagi ini ya?" gumam nya sembari berjalan menuju ke arah pintu.
Ceklek...
Deg...
Dya tertegun saat melihat wanita cantik dengan penampilan yang cukup seksi berdiri didepan pintu unit milik suaminya.
"Dimana Kala? Aku ingin bertemu dengan nya," tanya nya dengan nada ketus.
"Ada didalam. Silahkan masuk tapi tunggu diruang tamu jangan beranjak masuk lebih dalam lagi," jawab Dya berdiri di ambang jalan yang menuju ke arah lebih dalam unit itu.
Lebih tepatnya ke arah kamar dan ruang tengah yang semalam mereka tempati untuk bercengkrama lebih intim lagi.
"Siapa yang mengijinkan Loe mengatur siapa yang boleh masuk dan tidak? Lancang Loe ya?" suara bariton itu mengejutkan Dya yang tengah menghalangi Angel untuk masuk lebih dalam.
"Tentu aku berhak dan yang mengijinkan aku untuk mengatur disini adalah statusku disini," jelasnya yang kini sudah tidak gentar lagi melawan sikap Kala yang arogan.
"Heh, denger baik baik ya. Disini Loe itu cuma numpang, jadi ga usah deh sok sokan jadi nyonya rumah dan asal Loe tahu disini dia berhak masuk kemana aja yang dia mau,"
"Iya tentu aku juga tidak akan lupa jika aku hanya numpang disini dan jangan lupa juga, jika aku kesini karena kamu dan keluargamu yang membawaku kemari. Kamu pikir aku mau apa tinggal disini? Nggak Tuan Mahesa, aku juga nggak mau tinggal dengan pria minim akhlak seperti kamu," seru Dya tidak kalah nyaring dari suara Kala.
"Dasar perempuan tidak tahu diri," Kala yang sudah kesal sedari pulang semakin kesal dan marah saat Dya terus menerus menentang dan melawan perkataan nya.
Hingga tanpa disadarinya, Kala melayangkan sebuah tamparan diwajah cantik Dya. Dya sendiri hanya bisa menutup mata saat Kala akan melayangkan telapak tangan pria itu diwajah cantiknya.
Plaakkk...
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Aneh, itu lah yang Dirasakan oleh Dya saat dia menutup kedua matanya. Pasalnya Dya tidak merasakan apa apa diwajahnya. Padahal, suara tamparan itu cukup terdengar dengan jelas. Namun, Dya tidak merasakan adanya tamparan diwajahnya.
Merasa ada yang aneh Dya pun segera membuka matanya dan betapa terkejutnya Dya saat melihat seseorang berdiri didepan nya dan menggantikan dirinya menerima tamparan itu.
"Ka_Kak Handi?" lirih Dya saat melihat Handi tengah memegang pipi sebelah kanannya yang terkena tamparan dari Kala.
"Apa yang Loe lakukan Han? Loe gila, ya?" bentak Kala saat Handi dengan sigap menghalangi tubuh Dya dan menggantikan Dya menerima tamparan itu.
"Ingat Kala, Nyonya Naura tidak pernah mendidik kita untuk kasar pada perempuan. Beliau selalu mengingatkan kita untuk bersiap baik pada wanita dan aku yakin kamu masih ingat akan didikan dan ajaran dari beliau." jawab Handi.
Seketika, tubuh Kala dibuat membeku setelah Handi menyebutkan nama sang Mamah dan mengingatkan nya jika sang Mamah kerap berpesan agar dirinya harus selalu menghormati wanita dan tidak pernah meperlakukannya dengan kasar.
Semarah apapun dirinya jangan sampai menyakiti apalagi sampai melukai seorang wanita. Mendengar hal itu, Kala pun akhirnya refleks menatap telapak tangan nya yang baru saja mendarat dipipi Handi.
Rasa sesak kini dirasa oleh Kala saat ingat betapa sang Mamah begitu mewanti wanti agar dirinya menjadi pria sejati yang tidak pernah berlaku kasar pada wanita.
"Kak Handi, kamu nggak apa apa?" tanya Dya yang kini sudah berdiri disamping Handi dengan mata yang berkaca kaca.
"Tidak apa apa, aku baik baik saja. Ayo kita pergi dari sini Dy," jawab Handi, seraya mengajak Dya pergi dari sana.
Tanpa menunggu jawaban dari Dya, Handi pun segera menarik tangan Dya dan membawa Dya menjauh dari Kala yang tengah diselimuti amarah.
Tanpa keduanya sadari kini dan karena refleks, saat mereka pergi. Handi menggenggam erat tangan Dya. Hingga keduanya tiba dilobby apartemen mereka belum juga melepaskan genggaman tangan itu.
*
*
🌸🌸🌸