NovelToon NovelToon
Istri Yang Dingin

Istri Yang Dingin

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Tamat / Contest / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: desih nurani

Sweet Alexsandra, seorang gadis yang memiliki sifat dingin. Ia dipaksa untuk menikahi seorang lelaki kejam demi keuntungan bisnis orang tuanya. Perusahaan lelaki itu begitu sulit ditaklukkan. Sehingga gadis itu digunakan sebagai alat. Sweet harus rela melepaskan segala mimpinya. Menjadi seorang istri dari lelaki yang sama sekali tidak menganggap dirinya ada. Lelaki yang selalu menganggapnya sebagai pecinta harta.

Hidup tanpa cinta sudah menjadi hal lumrah baginya. Mungkinkah ia akan mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Sweet terbangun dari tidurnya, matanya terbuka perlahan untuk menyesuaikan cahaya. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya, ruangan yang ia lihat begitu asing. Warna hitam yang mendominasi membuatnya tersadar, bahwa ia berada di kamar seseorang yang amat ia hindari.

Sweet langsung bangkit dari tempat tidur, menyibak kasar selimut yang menutup tubuhnya.

"Apa ini, siapa yang mengganti pakaianku?" gumam Sweet saat menyadari pakaian yang ia kenakan berbeda saat pagi tadi. Sweet langsung mencari pemilik kamar. Lelaki itu tak terlihat di sana. Mata coklat Sweet terus bergerak mencari jam dinding.

"Pukul sembilan?" gumamnya dan kembali terduduk. Sweet mengusap wajahnya dengan lembut. "Aku belum salat."

Sweet bangkit dan berjalan pasti untuk keluar dari kamar. Beru beberapa langkah, pintu kamar pun terbuka. Alex masuk dengan sebuah nampan di tangannya.

"Mau kemana kau? Kau sangat senang bukan membuat orang lain repot?" cerca Alex. Sweet yang mendengar itu kembali melanjutkan langkahnya dan melewati Alex.

"Kembali, atau aku benar-benar menghancurkan keluargamu. Kau terus menguji kesabaranku, Ana. Aku tidak akan segan lagi untuk kali ini," timpal Alex meletakkan nampan di atas meja dengan kasar. Langkah kaki gadis itu tertahan. Tangan mungilnya meremas handle pintu begitu kuat, dan perlahan ia berbalik.

"Kembali atau aku yang akan memaksamu?" Alex duduk di bibir ranjang sambil menyilangkan kedua tangannya. Memberikan tatapan membunuh pada Sweet yang masih terdiam di ambang pintu.

"Di mana pakaianku?" tanya Sweet dengan tatapan sayu. Saat ini ia benar-benar lelah.

"Sudah aku buang, pakaian itu mengganggu penglihatanku. Sekarang kau makan atau aku yang akan menyuapimu langsung," balas Alex penuh penekanan.

Sweet berjalan malas mendekati Alex, dan duduk tepat disebelahnya. Alex menatap Sweet penuh intimidasi, namun tangannya bergerak mengambil semangkuk gulaschsuppe.

"Aku bisa makan sendiri," ujar Sweet mengambil alih mangkuk dari tangan Alex.

"Hah, memangnya kau pikir aku sudi menyuapimu? Mimpi saja," ketus Alex seraya memberikan sendok dengan kasar pada Sweet.

"Terima kasih," ucap Sweet. Perlahan ia mulai menyantap makanan. Semua itu tak luput dari pengawasan Alex. Beberapa kali Sweet mencuri pandang, lalu sedikit berdeham karena merasa canggung.

"Bereskan semuanya setelah selesai, aku tidak ingin kamarku kotor," ujar Alex bangun dari tempatnya dan berjalan keluar. Sweet hanya bisa menatap kepergian Alex.

"Kotor? Memangnya dia kira aku apa, sampah?" gerutu Sweet. Ia meletakkan mangkuk di atas nampan, mengambil segelas jus dan meneguknya hingga tandas.

Sweet berjalan menuju walk in closet, mungkin saja di sana terdapat pakaian yang lebih cocok untuknya. Jemari lentik Sweet mengabsen satu per satu kemeja milik Alex. Hingga ia menjatuhkan pandangannya pada sebuah kemeja berwarna peach. Sweet mengambil kemeja itu dan langsung memakainya. Kemeja itu lebih kecil dari yang sebelumnya.

"Aku harus segera kembali ke rumah kecil itu, jika tidak mereka akan mengunci pintu." Sweet berlari kecil dan keluar dari kamar Alex. Seperti biasa, suasana malam di mansion memang sangat sepi, karena semua penghuni berada di kamar masing-masing. Sweet melangkah pasti menuruni anak tangga. Kakinya terus bergerak menuju pintu belakang.

"Mau kemana kau?" seru seseorang yang berhasil membuat Sweet terkejut. Gadis itu pun langsung berbalik. Kini Alex sudah berdiri di belakangnya.

"Aku ingin kembali ke tempatku," sahut Sweet, ia melipat kedua tangannya karena udara sejuk menyentuh kulit halusnya.

"Bagus jika kau tahu diri, buang pakaian itu, karena aku tidak ingin memakai benda bekas orang lain," ujar Alex yang langsung meninggalkan Sweet.

Sweet menghela napas dalam-dalam, lalu bergegas menuju rumah kecil. Sweet berjalan menyusuri jalan setapak yang dikelilingi berbagai jenis bunga, seperti bunga mawar, anggrek dan bunga lily. Dari kejauhan ia bisa melihat cahaya lampu yang masih menyala. Itu artinya di antara mereka masih ada yang belum tidur.

Sweet membuka pintu rumah perlahan, suara deritan pintu karena beradu dengan lantai terdengar jelas, sehingga menarik perhatian orang yang ada di dalam. Sweet dihujani oleh sorot tajam mata para pelayan yang masih terjaga. Dengan langkah pendek, Sweet masuk ke dalam dan mengabaikan tatapan semua orang.

"Sweet, kemana saja kau?" tanya Daisy lembut, matanya bergerak meneliti pakaian yang Sweet kenakan. Hingga mereka dikejutkan oleh suara dentuman pintu. Gadis bernama Gilly kini sudah berdiri dengan bersandarkan pintu. Ya, dialah yang membanting pintu. Mata abu-abu gadis itu menerawang jauh penampilan Sweet.

"Waw, kau benar-benar tak tahu malu ya? Sudah dibuang, masih saja berusaha untuk menaiki ranjang Tuan muda. Apa kau pikir Tuan menyukaimu, j*l*ng," semprot Gilly pada Sweet. Gadis itu menghampiri istri Tuannya dengan tatapan penuh benci. Memainkan rambut panjang Sweet dengan perasaan jijik.

"Tuan tidak akan pernah menyukaimu, kau seharusnya sadar itu. Bagaimana hasilnya, huh?" timpalnya. Sweet tersenyum samar dan menarik rambutnya dari tangan Gilly.

"Sepertinya kau sangat tahu betul bagaimana Tuanmu itu. Oh, apa jangan-jangan, kau juga pernah mencobanya. Tapi kau gagal?" ujar Sweet dengan santai. Ia tersenyum devil saat melihat perubahan air wajah Gilly.

"Atau mungkin, Tuanmu sama sekali tak memandangmu? Aku sangat kasihan padamu, Gilly. Kau wanita berpendidikan dari keluarga terhormat, tapi kau rela menjatuhkan kehormatanmu demi lelaki yang sama sekali tak pernah memandangmu walau satu detik," timpal Sweet sambil mengusap pundak Gilly. "Aku istrinya, jadi aku memiliki hak atas suamiku."

Wajah Gilly terlihat merah padam, kedua tangannya terkepal erat. Sweet yang melihat itu tersenyum puas. Tanpa mereka sadari, beberapa pelayan ikut tersenyum melihat Gilly yang mati kutu, termasuk Daisy. Mereka memang tidak terlalu menyukai Gilly, karena sifatnya yang angkuh dan suka mengatur. Beberapa dari mereka juga tidak terlalu menyukai Sweet karena sifat dinginnya.

"Sudahlah, aku sangat lelah karena habis... Ah, kenapa aku harus mengatakan itu. Sangat memalukan," ujar Sweet berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian tidurnya.

"Hey wanita genit, jangan terlalu percaya diri. Kau hanya seorang istri di atas kertas, jadi tidak perlu sombong. Bahkan Tuan membuangmu hingga ke tempat ini, apa aku tahu? Semua yang ada di sini merupakan pelayan tingkat paling rendah. Itu artinya kau tidak memiliki harga dimatanya."

Sweet berbalik, mengunci erat pandangan Gilly. "Itu artinya kau juga termasuk pelayan tingkat paling rendah dong?"

Semua orang terdiam saat mendengar perkataan Sweet. Apa yang gadis itu katakan memang benar. Gilly menjatuhkan harga dirinya hingga tahap ini, ia rela menjadi pelayan tingkat rendah selama bertahun-tahun hanya untuk mendapatkan perhatian Alex. Namun sayang, semua usahanya sia-sia. Lelaki itu sama sekali tak pernah memandangnya.

"Gilly, Sweet, sebaiknya kalian jangan terus berdebat. Kalian mengganggu istirahat mereka," ujar Daisy melerai perdebatan mereka. Sweet mengalihkan pandangannya pada pelayan yang sudah terlelap. Sedangkan Gilly, gadis itu langsung beranjak menuju tempat tidurnya dengan perasaan kesal.

Kali ini aku kalah talak. Mungkin lain kali, aku akan membuatmu malu di hadapan semua orang, perempuan j*l*ng. Batin Gilly

"Sweet, kau tidur disebelahku. Maaf, karena hanya tempat ini yang kosong," lanjut Daisy sambil membentang ambal beludru dibagian pojok.

"Tidak jadi masalah," ucap Sweet. Dengan cepat ia mengganti pakaiannya.

Sweet membaringkan tubuhnya di atas ambal, punggungnya terasa kaku karena ia terbiasa tidur di kasur empuk sejak kecil. Bantal yang ia gunakan juga sedikit keras, mungkin besok pagi ia akan mengalami pegal-pegal dibagian leher dan punggung.

"Sweet, apa yang terjadi padamu? Aku lihat dokter masuk ke kamar Tuan, itu kau kan yang sakit? Kau telihat pucat," bisik Daisy yang berbaring di sebelah Sweet. Sweet memiringkan kepalanya dan mengangguk pelan.

"Lambungku kambuh, aku tidak makan sejak malam kemarin. Sekarang aku sudah sehat," sahut Sweet dengan nada berbisik. Daisy yang mendengar itu memberikan tatapan iba pada Sweet.

"Jangan menatapku seperti itu, aku akan melewati semua ini dengan mudah, percayalah."

"Aku tahu, aku bisa melihat pertengkaranmu dengan Gilly tadi. Hanya kau yang berani melawannya di sini," Daisy merubah posisi tidurnya miring.

"Orang seperti dia, jika dibiarkan akan semakin keras kepala. Lain kali, kalian harus berani," bisik Sweet sambil tersenyum samar. Pencahayaan yang redup, membuat Daisy tidak dapat melihat senyuman itu.

"Sudahlah, saatnya tidur. Selamat malam, Sweet." Daisy merubah kembali posisi tidurnya seperti semula.

"Malam," sahut Sweet.

Mata coklat itu tak kunjung terpejam, ia merasa ada sesuatu yang ganjal. "Ya Allah, aku belum salat!" sontak Sweet langsung terbangun. Ia pun bergegas menuju kamar mandi yang berada diluar rumah.

Setelah melaksanakan salat, Sweet kembali berbaring. Matanya terus menerawang ke atas langit-langit, sejenak pikirannya terbang entah ke mana. Cukup lama Sweet termenung, tetapi rasa kantuk tak kunjung datang. Detik terus berganti jam, langit pun semakin tertutup awan pekat. Suara binatang kecil bertabuh riuh, menghiasi malam yang mencekam.

"Huh, karena tidur seharian, sekarang aku tidak bisa tidur," gumamnya. Sweet menyibak selimut tipis berwarna hijau muda perlahan dan beranjak dari sana. Sweet bergerak mendekati pintu dan membukanya dengan hati-hati, agar tak menimbulkan suara dan mengganggu tidur orang lain.

Beberapa detik kemudian, gadis berambut hitam panjang itu kini sudah duduk di sebuah kursi taman. Angin malam yang dingin menusuk hingga ketulang. Pendar cahaya lampu yang menerangi taman belakang menambah suasana nyaman saat duduk di sana. Sweet memeluk dirinya sendiri. Dedauan terus berayun seakan mengerti, jika Sweet membutuhkan teman penghibur.

Mata coklatnya terus bergerak, melihat penampakan mansion bagian belakang. Dinding bercat putih tulang itu terlihat menawan, ditambah lagi dengan pantulan lampu warna warni dari taman membuatnya seakan hidup. Tak sengaja, pandangan Sweet menangkap bayangan tinggi dibalik kaca jendela. Ia mempertajam pandangannya, tetapi sosok itu berlalu dengan cepat.

"Siapa yang belum tidur selarut ini? Apa mungkin para penjaga?" gumam Sweet merasa heran. Sekejap ia terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. Sweet kembali bermain dengan pikirannya sendiri. Meraup sejuknya angin malam dalam kesendirian, menyingsing gelap malam dalam setiap hembusan.

1
Siti Juaningsih
Luar biasa
Karmin Vikar
Kecewa
sharvik
kumpulan orang2 munafik trnyata . .hati dg mulut sllu brbeda .
Widi Nuhgraeni
extra part Thor
ajiu jiu
rasa ny ngk mau tamat 😌😌😌
Siti Nurjanah
seru
Ainie Mahryan Jaya
Luar biasa
Jasmine Mine
alurnya keren susah ditebak, ada saja kejutan di setiap partnya
Rin Rs
Aku rasa smpai kegenarasi ke7 jg semua krekter laki2 suka pemaksa suka ikut kehendak sendiri tanpa memikirkan perasaan lawan mereka ini yg kadang aku kurang suka dgn krekter laki2 seperti ini
Rani Mahrani
Kecewa
Rani Mahrani
Buruk
Rin Rs
Arez bodoh d ksi mulut itu d guna arez apa susahny bilang iya entar kmu yesal arez bikin sabrina salah fhm entar endingny kaya kejadia yg dulu terulang
Rin Rs
Arez sedikit pon tidk punya rasa bersalah kesian yg jdi krekter wanitany tertindas terus
Rin Rs
Harus ny dia ngak usah sok cemburu kn yg d suka istriny itu jg org yg sma heran sma arez mental
Rin Rs
Heran semua krekter laki2 sma suka maksa mau menang sendri sekali2 jg buat mereka kapok dgn keteguhan krekter pasangan mereka
Rin Rs
Knpa semua lelaki ny suka memaksa sok berkuasa mauny nasib thor ngak bikin peran wanitany stres ndk nekt bunuh diri dpt cowok sok maksa benar mulu kn biar kapok mereka maunya d turutin mulu
meilanyokey
semakin seru dan semakin puanasss permasalahan,..... Alex kamu benar2 BODOH..... sweet semangat kau kuat..... pergi jauh dari Alex biar dia kapok dan nyesel..... good job thorrrr
meilanyokey
bagus semangat sweat janganlemah
meilanyokey
sy mulaitertari thor
lili Permatasari
/Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!