Anaya tak pernah menyangka hidupnya sebagai seorang gadis yatim bisa berubah drastis dalam satu malam. Tanpa pilihan, ia harus menikah dengan pria yang bahkan tak pernah terlintas di pikirannya.
Akmal, CEO muda yang tampan dan bergelimang harta, harus menelan pahitnya pengkhianatan saat calon istrinya membatalkan pernikahan mereka secara sepihak.
Takdir mempertemukan keduanya dalam ikatan yang awalnya hampa, hingga perlahan benih cinta mulai tumbuh. Namun, ketika kebahagiaan baru saja menyapa, bayang-bayang masa lalu datang mengancam, membawa badai yang bisa meruntuhkan rumah tangga mereka.
Mampukah Anaya mempertahankan cintanya? Ataukah masa lalu akan menghancurkan segalanya?
Baca kisahnya hanya di "Mendadak Jadi Istri Miliarder"
Yuk ikuti kisah mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
°
°
°
Pak Deni dan Bunda Marini bertukar pandang, lalu Bunda Marini tersenyum hangat ke arah Anaya, dengan tatapan penuh kasih sayang. "Apa yang ingin kamu tanyakan, Sayang?" tanyanya dengan suara yang lembut dan penuh perhatian, sambil mengusap pundak Anaya dengan lembut, seolah-olah ingin memberikan kekuatan dan dukungan.
Anaya menarik napas dalam-dalam, sebelum memulai pertanyaannya. "Eemmm...begini, Bunda. Nay merasa ada sesuatu yang aneh dengan Tante Kikan. Beliau begitu ingin agar Khanza bisa menikah dengan Mas Akmal, seolah-olah ada kepentingan tertentu yang tersembunyi. Sedangkan mereka adalah adik sepupu, kecuali jika Khanza bukan anak kandung Om Dodi," kata Anaya dengan suara yang pelan, namun penuh dengan keingintahuan dan keraguan.
"Maaf...apakah sebenarnya Khanza memang bukan anak kandung Om Dodi...Ayah, Bunda?" tanya Anaya kemudian.
Pak Deni dan Bunda Marini saling memandang, seolah-olah mereka berbagi rahasia yang tidak ingin diungkapkan. Wajah mereka tampak terkejut dan sedikit tegang, menunjukkan bahwa pertanyaan Anaya telah menyentuh sesuatu yang sensitif. "Dari mana kamu mendapatkan pikiran seperti itu, Nay?" tanya Pak Deni dengan suara yang pelan dan hati-hati, seolah-olah tidak ingin mengungkapkan terlalu banyak. Bunda Marini juga mengangguk, menunjukkan bahwa dia juga ingin tahu jawaban atas pertanyaan itu.
"Ini hanya pemikiran Nay dan Ersa... Ayah, Bunda. Karena menurut kami, ini sangat tidak masuk akal, mengingat Ayah dan Om Dodi kandung adalah saudara kandung, dan itu artinya di antara tidak bisa menikah karena masih terikat hubungan kecuali jika yang bersaudara itu Tante Kikan Dan Bunda." Anaya berkata dengan kepala tertunduk.
Pak Deni dan Bunda Marini kembali saling memandang, kali ini dengan ekspresi yang lebih serius dan mendalam. Mereka tampaknya mulai paham dan mengagumi pola pikir menantunya yang rasional dan cepat tanggap. "Kalian benar-benar memiliki pemikiran logis, Nay," kata Pak Deni dengan suara yang pelan dan penuh perhatian. "Tapi, ada sesuatu yang harus kamu ketahui... Sesuatu yang mungkin akan mengubah pandanganmu tentang keluarga kita." Bunda Marini mengangguk, seolah-olah setuju dengan apa yang akan dikatakan oleh Pak Deni.
"Khanza memang bukanlah anak kandung Dodi, tapi Om kamu telah mengadopsinya secara hukum," kata Pak Deni
Anaya terkesiap mendengar perkataan ayah mertuanya, ia menutup mulutnya dengan mata membulat sempurna.
Merasa sudah kepalang tanggung dan tidak ingin membuat menantunya penasaran Pak Deni akhirnya menceritakan kisah masa lalu Tuan Dodi yang sangat pahit.
°
Flasback on
Dodi Wibisono muda, adalah seorang pemuda yang ambisius dan pekerja keras. Dia menghabiskan hari-harinya dengan sibuk menyusun strategi bisnis dan mengurus perusahaan keluarganya, mengingat sang kakak Deni Wicaksono yang lebih memilih menjadi asisten sahabatnya dan memiliki bisnis sendiri.
Kehidupannya yang super sibuk membuatnya tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal lain, termasuk urusan hati. Dan wanita tak terpikirkan olehnya setidaknya untuk saat itu.
Suatu malam Dodi bersama asistennya bertemu dengan klien di sebuah hotel. Pertemuan berjalan semestinya sampai akhirnya pada saat selesai meeting, Dodi tiba-tiba merasa ingin buang air kecil, dan meminta sang asisten untuk menunggu di mobil.
Dodi berjalan ke arah toilet sambil menahan rasa sedikit pusing yang mendera kepalanya. Namun saat melewati tikungan tiba-tiba ada yang memukul tengkuknya hingga tak sadarkan diri.
Dan pagi hari ketika terbangun dari tidurnya, Dodi dikejutkan dengan keberadaan seorang wanita yang tengah menangis di sampingnya. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi, dia mendapati dirinya tanpa sehelai pakaian melekat di tubuhnya.
Meski tidak yakin dia melakukannya atau tidak, namun karena merasa kasihan dan juga desakan dari keluarga untuk segera menikah, Dodi akhirnya bersedia menikahi Kikan. Dan ketika Khanza lahir, Dodi secara diam-diam melakukan test DNA.
Awalnya pernikahan mereka berjalan normal sampai akhirnya pada saat Khanza mulai tumbuh remaja, sifat serakah Kikan mulai terlihat.
Flashback off
°
Sementara itu, merasa tidak menemukan Anaya di kantor, Akmal memtuskan langsung pulang. Pikirannya tidak karuan dan khawatir tentang istrinya. "Ya Allah, lindungilah istriku di mana pun dia berada. Jauhkan lah dia dari segala mara bahaya, aamiin," doanya dalam hati.
Setiba dirumah, tanpa mengucap salam langsung menuju kamarnya.
Pak Deni yang baru saja keluar dari kamarnya memandang Akmal dengan ekspresi khawatir dan penasaran. "Akmal, apa yang terjadi? Kamu tampak sangat cemas dan terburu-buru," tanyanya dengan suara yang lembut dan penuh perhatian.
Akmal berhenti di depan kamar dan menarik napas dalam-dalam, seolah-olah mencoba untuk mengumpulkan pikirannya yang kacau. "Apa dia sudah pulang, Yah? Aku tidak menemukan Anaya di kantor, aku sangat khawatir padanya," jawab Akmal dengan suara pelan dan raut wajahnya mengekspresikan kekhawatiran.
Pak Deni mengangguk dan tersenyum seakan memahami kekhawatiran putranya. "Jangan khawatir, Nak. Anaya sudah ada di rumah dan kami baru saja selesai berbincang. Dia ada di kamar kalian sekarang," kata Pak Deni dengan suara yang menenangkan.
"Alhamdulillah," Akmal mengucapkan syukur dengan wajah berseri-seri. Perasaannya sungguh sangat lega.
"Kalau begitu aku masuk dulu ya, Yah," kata Akmal undur diri.
Pak Deni yang pengertian langsung tersenyum dan mengangguk, tetapi kemudian menggelengkan kepalanya.
°
Di dalam kamar Akmal langsung memeluk Anaya dengan erat, ketika mendapati istrinya keluar dari kamar mandi. "Eh...ada apa ini?" Pelukan Akmal yang tiba-tiba membuat Anaya terkejut.
"Syukurlah kamu pulang dengan selamat, Nay. Aku takut sesuatu terjadi padamu. Kenapa kamu tidak menungguku?" tanya Akmal seraya melepaskan pelukan.
"Maaf, tadi ada masalah sedikit, jadi agak terlambat," sambungnya.
"Bukan aku tidak menunggu Mas Akmal. Tapi, tadi memang ada insiden kecil. Tiba-tiba ada yang membekapku dari belakang, dan berusaha menculikku" jawab Anaya.
"Apa...! Menculikmu...? Siapa dia...katakan siapa orang yang berani menculikmu!" tanya Akmal dengan panik.
"Dia...orang suruhan Tante Kikan," jawab Anaya.
Akmal terpaku di tempatnya dengan wajah mengeras dan kedua tangannya mengepal dengan kuat.
°
°
°
°
°
nanti jadi bumerang.
jawaban yg tepat