Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 30 WANITA CANTIK LIDIA
Miranda yang baru bangun tidur mulai merasakan sesuatu yang aneh pada wajahnya. Miranda juga segera berdiri di depan cermin untuk melihatnya.
"Aaa..." teriak Miranda melihat sebuah jerawat di pipinya.
Rangga juga langsung terbangun karena terkejut mendengar teriakkan Miranda ini. Hanya karena jerawat saja Miranda tampak begitu histeris.
"Miranda, ada apa?" tanya Rangga.
"Coba kamu lihat!" balas Miranda.
Rangga langsung melihat sebuah jerawat yang baru saja tumbuh di pipinya.
"Bukankah hanya jerawat saja, kenapa kamu begitu panik," ujar Rangga.
"Kamu pria tidak akan mengerti," balas Miranda.
Wajah bagi seorang wanita adalah bagian tubuh yang paling terpenting. Bahkan wanita rela menghabiskan banyak uang hanya untuk merawat wajahnya.
Dengan munculnya jerawat di wajahnya, tentu saja membuat Miranda menjadi kalut. Jerawat ini tentu saja akan mempengaruhi tampilan nya.
"Tenang saja aku akan membuat krim untuk menghilangkan jerawat mu," ujar Rangga.
"Membuat krim..." ulang Miranda.
"Bukankah kamu sudah melihat aku sebelumnya membuat krim untuk Karlina?" ujar Rangga.
Sebelumnya Rangga pernah membuat krim untuk Karlina yang merupakan sepupu dari gubernur Zainal. Pada waktu itu wajah dari Karlina di penuhi oleh jerawat setelah memakai kosmetik yang di beli dari perusahaan Miranda.
"Kamu juga sudah melihat sendiri hasilnya bukan," sambung Rangga.
Miranda juga menyaksikan sendiri bahwa krim buatan Rangga mampu menyembuhkan jerawat yang ada di wajah Karlina.
"Hari ini aku akan buatkan untukmu, setelah pulang bekerja kamu bisa menggunakannya," ujar Rangga lagi.
"Baiklah," balas Miranda.
Satu jam kemudian Rangga juga menuju ke toko obat tradisional yang menyediakan bahan-bahan yang di butuhkan guna membuat krim untuk Miranda.
Di perjalanan Rangga melihat seorang wanita cantik yang baru saja turun dari mobilnya. Wanita cantik itu bernama Lidia dengan tinggi badan 168 cm.
Lidia adalah seorang wanita cantik dengan rambut panjang bergelombang. Kulitnya yang putih dan kakinya yang jenjang membuatnya semakin sempurna di mata pria.
Namun Lidia yang baru saja turun dari mobil, tiba-tiba mulai sempoyongan. Tampak Lidia memegangi dadanya dan sepertinya akan segera jatuh.
Rangga yang melihat itu juga dengan sigap berlari ke arah Lidia dan langsung menangkapnya.
Namun Lidia tampak sudah tidak sadarkan diri sekarang. Rangga juga segera meletakkan tubuh Lidia di aspal dan menyandarkan tubuh bagian atasnya di tembok sebuah gedung.
Rangga menatap tubuh Lidia dan menggunakan kekuatan matanya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi kepada tubuh Lidia.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di kedua mata Rangga. Pandangan Rangga langsung dapat menembus tubuh Lidia. Harus Rangga aku tubuh Lidia ini sangat indah tidak kalah dengan istrinya. Kulitnya begitu putih dan bersih tanpa ada cacat sedikitpun.
Rangga melihat bahwa Lidia ini sedang menderita penyakit yang sangat berbahaya yaitu kanker payudara. Kanker payudara ini juga sudah memasuki stadium akhir dan akan segera merenggut nyawanya.
Rangga segera mengambil jarum perak dari dalam sakunya. Dengan sangat cepat Rangga menusukkan jarum peraknya ke bagian dada Lidia.
Energi spiritual mulai masuk ke dalam tubuh Lidia melalu jarum perak yang di tusukan. Energi spiritual itu menekan sel kanker yang sudah menyebar ke seluruh tubuh Lidia.
Kanker payudara ini sudah berada di stadium akhir, sehingga membuat Rangga harus menggunakan banyak energi spiritualnya. Keringat juga mulai keluar dari kening Rangga.
Beberapa menit kemudian Rangga mulai mencabut jarum peraknya dan menyeka keringat di keningnya. Rangga telah selesai melakukan akupuntur di tubuh Lidia dan menghela nafasnya. Kanker payudara ini tampak begitu menguras energinya.
"Untuk sementara wanita ini masih bisa bertahan," ucap Rangga.
Kemudian Lidia perlahan mulai sadar dan membuka matanya. Lidia tampak terkejut melihat sosok Rangga yang ada di dekatnya.
"Kamu siapa?" tanya Lidia mulai bangkit dan berdiri.
"Aku Rangga, kamu tadi pingsan, aku hanya mencoba menolong mu," jawab Rangga.
Lidia juga langsung ingat, bahwa sebelumnya dia merasakan rasa sakit yang luar biasa di dadanya, akibat kanker payudara yang dia derita. Sesaat setelah rasa sakit itu datang, pandangan dirinya mulai gelap dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Lidia berpikir mungkin dia telah mati, tapi siapa sangka dia malah sadar kembali sekarang. Rasa sakit di dadanya yang sebelumnya begitu menyakitkan, kini juga telah hilang.
"Nona, penyakit kanker payudara mu ini sudah sangat kronis, jika aku tidak bergerak cepat, mungkin sekarang kamu sudah mati," ujar Rangga.
Seketika Lidia langsung terkejut, mendengarnya pria yang ada di hadapannya ini, mengetahui bahwa dirinya sedang mengidap penyakit kanker payudara stadium akhir.
Dahulu Lidia tidak menganggap sakit yang ada di dadanya, hingga akhirnya dia mulai memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan membuat Lidia kaget bukan main. Lidia tidak menyangka sakit di dadanya adalah sebuah kanker payudara dan kini sudah berada di stadium akhir.
Segala macam pengobatan telah di lakukan oleh Lidia, bahkan dia juga sudah pergi ke luar negeri untuk mengobatinya. Namun semuanya sudah terlambat, sel kanker sudah menyebar keseluruhan tubuh dan sewaktu-waktu Lidia bisa meninggal kapan saja.
"Kamu kenapa bisa tahu aku sedang mengidap kanker payudara?" tanya Lidia.
"Aku... aku seorang dokter tradisional," jawab Rangga.
Rangga tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya memiliki mata sakti yang mampu menembus ke dalam tubuh Lidia.
Lidia mulai memperhatikan penampilan Rangga yang masih begitu muda dan tidak terlihat seperti seorang dokter.
"Aku melakukan akupuntur ke tubuhmu untuk menekan sel kanker yang ada di dalamnya," sambung Rangga.
"Akupuntur..." ulang Lidia.
Lidia pernah mendengar tentang teknik akupuntur, namun dia tidak pernah tahu bahwa akupuntur mampu menekan sel kanker.
Lidia juga mendapati beberapa lubang bekas tusukan jarum akupunktur di tubuhnya yang masih mengeluarkan sedikit darah.
"Nona sejujurnya aku hanya bisa menahan sel kanker itu untuk beberapa waktu saja," ujar Rangga.
"Untuk sembuh sepenuhnya itu..." Sambung Rangga agak kesulitan untuk mengatakannya.
Sontak saja Lidia langsung kaget karena Rangga mengatakan bisa menyembuhkan kanker payudaranya.
"Apa kanker payudara ku ini benar-benar bisa di sembuhkan?" tanya Lidia dengan bersemangat.
Lidia sebelumnya sudah sangat putus asa sambil menunggu kematiannya. Namun kini dirinya seolah mendapatkan harapan kembali.
"Ya, aku bisa menyembuhkannya," jawab Rangga.
"Kalau begitu tolong sembuhkan aku, berapapun biayanya aku akan membayarnya," ujar Lidia.
"Biaya bukan jadi masalah, hanya saja..." Rangga tampak menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Rangga tampak sedikit ragu untuk mengatakannya karena hal ini sedikit intim.
"Hanya saja apa, apapun akan aku lakukan, jika kamu benar-benar bisa menyembuhkan ku," ujar Lidia.
"Jujur, jika nona ingin sembuh sepenuhnya, aku harus memijat bagian itu," balas Rangga menunjuk ke arah dada Lidia.
"Eh..." wajah Lidia seketika menjadi merah.
Lidia mendapati pria di hadapannya ini sedang menunjuk dadanya dan menatapnya tanpa berkedip.
Lidia tidak pernah dengar tentang metode menyembuhkan kanker payudara dengan memijat nya. Lidia tentu saja tidak percaya dan langsung menganggap Rangga adalah dokter gadungan.
"Brengsek, beraninya kamu berpikir mesum kepadaku," marah Lidia.
Rangga tampak terkejut karena Lidia yang ingin tahu cara menyembuhkan penyakitnya, tapi kini justru marah.
Menurut kekuatan matanya, Rangga hanya perlu melakukan pijatan dan mengalirkan energi spiritualnya untuk menghancurkan semua sel kanker di dalam tubuhnya.
Bagian dadanya adalah sumber dan akar dari seluruh sel kanker di tubuhnya. Oleh karena itu, bagian itu harus di utamakan dengan memijat dan tidak bisa menggunakan tusukan jarum perak.
"Apa kamu tidak tahu siapa aku?" ujar Lidia lagi.
"Kamu pikir aku percaya dengan ucapanmu barusan, jelas-jelas kamu hanyalah dokter cabul," sambung Lidia.
Rangga juga mulai terlihat kesal dengan perkataan pedas dari Lidia ini. Dirinya berniat baik untuk menyembuhkannya, tapi yang di dapatkan malah makian tentang dirinya yang tidak-tidak.
"Aku sudah mengatakannya, kamu bisa memikirkan nya, kamu bisa mencari ku jika sudah yakin," ujar Rangga.
"Penyakitmu kelak akan kambuh lagi, itu semua tergantung olehmu," sambung Rangga.
Rangga kemudian pergi dari sana untuk melanjutkan tujuannya membeli bahan obat untuk membuat krim.