Darah yang mengalir di tubuh ku merupakan darah seorang kesatria terkuat yang pernah ada, dan aku pun akan menjadi seperti dia melindungi yang lemah dan menghancurkan kebatilan di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir pertarungan
Lung Zi menghampiri muridnya yang kebingungan, karena sang murid selalu memperhatikan setiap inci tubuhnya.
"Syin Yin bagai mana keadaan mu?" tanya tetua Lung Zi.
Syin Yin tak menggubris perkataan tetua Lung Zi, yang membuat sang tetua menjadi heran di buatnya.
"Mengapa anak ini tak mengeluhkan kekalahannya, dan malah asyik dengan melihat kondisi tubuhnya, apa sebenarnya yang tengah di fikirannya?" batin tetua Lung Zi.
Stelah puas melihat tubuhnya sendiri, Syin Yin tiba tiba bertanya pada gurunya.
"Bibi Lung, apakah aku terlihat gemuk? tanyanya.
Perkataan Syin Yin sontak membuat tetua Lung Zi terkejut dan sekuat tenaga menahan tawanya. "Ternyata perkataan dari pemuda yang bernama Thien Yu itu, telah membuat muridku menjadi seperti ini," batin tetua Lung Zi.
"Kau tidaklah gemuk dan tidaklah kurus, bagi para wanita tubuh sepertimu merupakan tubuh ideal, dan dambaan bagi setiap pria," ucap tetua Lung Zi.
"Tapi guru, mengapa Thien Yu mengatakan aku gemuk?" tanya nya kembali.
"Mungkin dia suka padamu dan perkataan gemuk darinya bermaksud agar kau tak melupakannya," jawab tetua Lung Zi berandai andai, karena bingung untuk menjawab perkataan dari muridnya itu.
Sesaat Syin Yin menatap kearah Thien Yu yang terlihat begitu ceria, karena berhasil mengalahkannya.
"Thien Yu, jika kita bertemu kembali, aku akan perlihatkan padamu jika aku bukanlah wanita gemuk seperti yang kau katakan," batin Syin Yin.
"Guru ayo kita kembali pulang ke klan pusat," ucap Syin Yin.
Tetua Lung Zi menganggukkan kepalanya mengiyakan ajakan muridnya.
Maka tetua Lung Zi dan Syin Yin berangkat pulang ke klan Wutang, menaiki sebuah kereta kuda yang telah lama menunggu mereka berdua.
Di tempat lain, Feng Yu begitu sangat senang karena adiknya dapat memenangkan pertarungan, sehingga dia dapat memperoleh hadiah taruhan yang tidak sedikit.
Total keseluruhan koin emas yang didapatkan melalui pertaruhan itu adalah 7000 koin emas termasuk modal yang ada. Dengan banyaknya koin emas yang berada di tangannya, membuat Feng Yu masih ingin mencari senjata yang akan dipergunakannya, di dalam rumah lelang.
"Kakak, sudah cukup kau mencari pedang yang tak berkualitas di dalam rumah lelang itu, karena tak ada satupun pedang yang berada di sana yang mempunyai kualitas lebih baik dari pedang yang telah kudapatkan, kau jangan membuang-buang koin emas untuk membeli senjata disana, lebih baik koin emas itu kau berikan padaku dan aku akan memberikan pedang yang begitu kau impi impikan selama ini kepadamu," ucap Thien Yu.
Seketika wajah Feng Yu berubah, matanya menyelidik ke arah Thien Yu, dia tak begitu percaya dengan perkataan sang adik karena selama ini sang adik selalu mengerjai nya, yang ditakutkan pedang yang berada pada nya hanyalah kebohongan belaka.
"Sudahlah kakak, kau tak usah menatapku seperti itu, karena apa yang aku katakan hari ini benar adanya, lebih baik kita cari tempat yang sepi, agar aku dapat memperlihatkan pedang itu kepadamu," ucap Thien Yu kembali.
"Baik adik, kali ini kuharap kau tak berbohong kepadaku," jawab Feng Yu.
Setelah berkata seperti itu, mereka berdua pergi meninggalkan aula raja menuju ke dalam hutan yang terdekat dari kota itu.
Namun langkah kaki mereka berdua terhenti, karena dihadapan mereka kini telah menghadang sepuluh orang pemuda dengan pedang yang berada di dalam genggaman tangannya.
"Serahkan koin emas yang ada pada kalian, atau kami tak akan segan segan untuk melenyapkan kalian berdua," ucap salah seorang pemuda.
"Oh...aku ingat sekarang, kau pemuda yang dipanggil tuan muda Li oleh lelaki tua yang mencatat taruhan itu bukan? Ha..ha..ha.., kau telah kalah taruhan dan ingin mengambil hak dari kemenangan kami? jangan bermimpi!!" hardik Feng Yu dan langsung mengeluarkan pedangnya.
"Kalian berdua telah mengenali ku maka aku tak akan membiarkan kalian berdua hidup lagi, hutan ini jauh dari keramaian dan akan menjadi saksi bisu atas kematian kalian berdua, serang!!" perintah tuan muda Li kepada seluruh anak buahnya.
Maka terjadilah pertarungan sengit di dalam hutan itu. Seluruh anak buah tuan muda Li yang merupakan kultivator ranah bumi bintang satu, begitu sangat merepotkan pertahanan Thien Yu, sehingga dua bersaudara itu terdesak, hingga menjadi bulan bulanan serangan dari tuan muda Li dan seluruh anak buahnya.
"Kakak Feng Yu ambil pedang ini, dan teteskan darahmu diatasnya!! teriak Thien Yu.
Tanpa pikir panjang Feng Yu langsung mengambil pedang yang di lemparkan oleh adiknya, dan betapa kecewanya Feng Yu begitu melihat pedang yang keluar dari sarungnya, pedang itu di penuhi dengan karat dan sangat tumpul, sehingga membuat pedang itu terlihat sangat tak menarik.
Feng Yu menghempaskan pedang yang di berikan sang adik, dan berkata.
"Awas saja kau Thien Yu, disaat kita telah terdesak seperti ini, masih saja kau mempermainkan ku," batin Feng Yu.
Sementara itu, Thien Yu yang melihat pedang artefak langit yang di berikannya ke pada Feng Yu malah di hempaskan ketanah, membuatnya menjadi sangat kesal, dengan cepat dia mengambil pedang yang tergeletak di tanah itu dan menyimpannya kedalam kotak penyimpanannya.
"Dasar Feng Yu!! kau sangat ceroboh karena tak mengindahkan perkataanku agar melakukan kontak darah dengan pedang yang kuberikan padanya," bisik Thien Yu kesal.
Thien Yu yang tengah bertarung, dengan segera mengeluarkan belati artefak langit dari dalam kotak penyimpanannya, dan mengiris tangannya sendiri dengan belati tersebut.
Setelah belati itu mengenai darah Thien Yu, maka keluarlah cahaya merah dari dalam belati dan menghancurkan semua karat yang ada di permukaannya, sehingga membuat belati berwarna merah itu menjadi sangat indah dan menarik.
Tuan muda Li yang melihat jika Thien Yu mempunyai belati artefak langit, langsung menyuruh anak buahnya agar menyerang Thien Yu untuk segera mendapatkan belati yang ada di tangannya.
Melihat anak buah tuan muda Li beramai ramai menyerangnya, dengan sekali lemparan belati artefak langit yang ada di genggaman tangannya, maka belati merah darah itu langsung melesat dan menembus seluruh tubuh anak buah tuan muda Li, hingga mereka semua tewas di tempat.
Tuan muda Li yang melihat hal itu segera melesat pergi, akan tetapi Feng Yu telah terlebih dahulu menghadangnya jalannya.
"Mau kemana kau!!" teriak Thien Yu dari belakang tuan muda Li.
"Ka..Ka..kalian jangan macam macam, aku adalah putra walikota rumpun bambu, jika kalian melukaiku maka ayahku akan mencari kalian berdua," ucap tuan muda Li.
"Ha..ha..ha.., kau yang telah mencari masalah dengan kami berdua, dan sekarang kau berani mengancam ku dengan mengikut sertakan orang tuamu yang merupakan seorang walikota?, kau salah, kau bagiku hanyalah seorang mayat yang tak berguna!!" jawab Thien Yu dan langsung melemparkan belati merah darah kearah Tuan muda Li.
"Jlub..!"
Belati merah darah langsung menembus tubuh tuan muda Li, yang membuatnya tewas seketika.
"Adik!! apa yang kau lakukan!! dia adalah putra seorang penguasa di kota ini!!" ucap Feng Yu.
"Dia tak pantas hidup kak!, jika dia tetap hidup, maka di masa depan dia akan menjadi sumber masalah bagi kita berdua," jawab Thien Yu sambil melangkah ke arah mayat mayat yang berserakan, dan mengambil kotak penyimpanan di tubuh mereka.