Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Hari terus berlalu...Laura masih belum mengetahui perselingkuhan antara kekasihnya dan juga sang ibu tiri.
Keduanya benar-benar sudah dibutakan oleh nafsu masing-masing.
Baik Dika atau pun ibu tiri Laura,sama sekali tidak berfikir kedepannya akan seperti apa,jika Laura mengetahui perselingkuhan mereka.
Ibu tiri Laura dan juga Dika,sama-sama merasakan kenyamanan,keduanya saling menguntungkan satu sama lain.
Dika bisa memberikan yang selama ini mendiang ayah Laura tidak bisa berikan untuk ibu tiri Laura,sementara ibu tiri Laura,bisa memberikan sesuatu yang menjadi kebutuhan Dika sebagai seorang pria yang normal.
Mereka berdua,sudah melakukan perselingkuhan diluar batas,bukan hanya sebatas berciuman dan juga saling berpegangan tangan.
Mereka sudah berbagi peluh diatas ranjang,parahnya,mereka melakukannya dirumah ayah Laura.
Dika selalu datang di siang hari,saat Laura sedang ada dikantor.
Sejak ibu tiri Laura berselingkuh dengan Dika,ia selalu meminta bi Sumi untuk pulang lebih cepat.
Ia tidak ingin bi Sumi mengetahui perselingkuhannya dengan Dika,dan mengadukannya kepada Laura.
Kali ini keduanya masih aman,Laura sama sekali tidak mencurigai keduanya.
Mereka bahkan sudah sepakat,akan terus melakukannya,walau pun Dika sudah menikah dengan Laura,selama Laura tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya tentang keduanya.
Benar-benar sangat jahat,Dika juga tidak tau berterimakasih,lelaki yang tidak tau diri.
Laura menerimanya dengan sepenuh hati,mencintainya dengan tulus,menerima segala kurangnya Dika.
Tapi Dika justru mengkhianati Laura,dan parahnya,ia berselingkuh dengan ibu tiri Laura.
...****************...
"Cit...ikut aku yuukk,meeting di perusahaan pak Arya."Ajak Laura.
"Emang harus berdua ya,Ra?.Sendiri aja gak bisa?"Tanya Citra.
"Bisa sih,sebenarnya cuma aku doang,tapi aku ngerasa gimana gitu,apalagi pak Arya suka natap aku intens,Cit".
"Bikin grogi."Ucap Laura.
"Suka kali sama kamu,Ra."Jawab asal Citra.
"Huustt...ngaco kamu,mana mungkin suka sama aku,pak Arya tuh cocoknya sama CEO juga,aku kan cuma pekerja kantoran biasa aja."Balas Laura.
"Ya kali ajaa,hati manusia kan gak ada yang tau,Ra".
"Terus gimana nih?,kamu bisa nemenin aku gak?,nanti aku mintain izin deh sama pak Bagas."Ucap Laura lagi.
"Coba aja kamu minta izin dulu,kalo pak Bagas bolehin.Aku ikut kamu."Balas Citra.
Laura pun berjalan keruangan pak Bagas,hendak meminta izin agar Citra diperbolehkan menemaninya meeting di perusahaan Arya,mewakili pak Bagas.
"Cit...ayo siap-siap,pak Bagas udah ngasih izin kamu."Ucap Laura tiba-tiba.
"Duhh Lauraaa,kamu ngagetin aku aja tau."Balas Citra.
Citra pun langsung bersiap-siap,merapihkan meja kerjanya terlebih dahulu.
"Kita kerumah aku dulu yaa,Cit.Ada berkas yang tertinggal".
"Ibu aku pasti gak tau,kalo aku minta tolong ambil."Ucap Laura.
"Seeraah kamu aja,Ra."Jawab Citra.
Beberapa menit kemudian,keduanya sudah sampai di depan halaman rumah Laura.
Laura merasa heran,karena melihat ada motor Dika terparkir di dalam halaman teras rumahnya.
Ia mengambil ponselnya terlebih dahulu,dan mengecek,mungkin saja,saat di jalan tadi,Dika mengabari bahwa dirinya akan kerumah Laura.
Tapi nihil,tidak ada satu pun pesan dari Dika,membuat Laura merasa bingung.Sedang apa Dika dirumahnya,tanpa memberikan kabar terhadap Laura.
"Kamu tunggu disini aja yaa,aku gak lama kok,cuma ambil berkas aja."Ucap Laura.
Citra mengangguk,setelah itu Laura langsung turun dari mobil.
Saat akan mengetuk pintu rumah,seseorang dari dalam membuka pintunya,Laura melihat Dika dan juga sang ibu tiri.
Sepertinya Dika hendak keluar.
"Mas...mas ngapain kerumah?"Tanya Laura.
Dika dan juga ibu tiri Laura sama-sama merasa gugup,mereka tidak menyangka,jika Laura akan pulang kerumah di siang hari.
"Ibu tadi minta tolong sama Dika,buat perbaiki wastafel cuci piring yang tersumbat,Ra".
"Ibu cuma keinget sama Dika,jadi ibu hubungin Dika."Jawab ibu tiri Laura.
"Oh gitu...terus udah bagus wastafelnya?"Tanya Laura lagi.
"Udah sayang...Alhamdulillah,makannya ini aku mau balik lagi ke tempat kerja."Sela Dika.
"Aku pikir ada apa,soalnya kamu gak ngabarin aku kalo kerumah mas."Ucap Laura lagi.
"Maaf sayang...aku lupa,soalnya kan buru-buru,aku cuma kasian aja sama ibu kamu,gak ada lelaki yang bisa bantuin."Balas Dika.
"Iya gak papa mas...makasih yaa,udah bantuin ibu aku."Ucap Laura.
"Tumben kamu udah pulang,Ra?"Tanya Dika.
"Aku cuma singgah ambil berkas yang ketinggalan mas,setelah itu aku mau pergi meeting di perusahaan pak Arya."Jawab Laura.
"Oh gitu...yaudah,kalo gitu,aku balik dulu ke tempat kerja yaa...Raa,ibu,aku permisi dulu."Ucap Dika.
"Iya Dika,,,terimakasih sudah membantu ibu."Jawab ibu tiri Laura.
"Hati-hati di jalan mas."Sela Laura.
Dika pun pergi dari rumah Laura dengan mengendarai motornya,sementara Laura langsung masuk ke dalam rumah.
Ibu tiri Laura langsung membuang nafasnya,merasa lega,karena Laura tidak curiga terhadap keduanya.
Untung saja,Dika dan juga dirinya menyelesaikannya dengan cepat,jika tidak,pasti Laura sudah mengetahui perselingkuhan antara keduanya.
"Aku pergi lagi yaa bu,ibu hati-hati dirumah."Ucap Laura,ia juga mencium punggung tangan sang ibu tiri.
"Iya Ra...hati-hati."Jawab ibu tiri Laura.
...****************...
"Bagus banget yaa interior kantor Arya group."Celoteh Citra.
Keduanya baru saja sampai di kantor Arya group.
"Iya...aku juga awal masuk,sama kaya kamu,merasa kagum."Jawab Laura.
"Terus kita mau kemana nih?"Tanya Citra.
"Langsung keruangan meeting aja,ada di lantai 7,tadi pak Arya udah kirim pesan sama aku."Balas Laura.
"Ciyeee udah main kirim pesan pribadi yaa."Goda Citra.
"Apaan sih Cit...cuma sebatas rekan kerja aja,dan yang di bahas pun soal kerjaan."Balas Laura.
"Udah aah ayo,,,kita udah di tunggu."Ucap Citra lagi.
Beberapa saat kemudian.
"Maaf pak Arya,saya terlambat,berkasnya tadi ketinggalan di rumah."Ucap Laura,saat sudah berada di dalam ruangan meeting.
"Tidak papa bu Laura,silahkan di mulai."Jawab Arya.
Laura pun berdiri di hadapan beberapa karyawan Arya group,ia menjelaskan apa yang ada di depan layar monitor.
Arya terus memperhatikan Laura dengan seksama,tetapi bukan fokus pada apa yang Laura jelaskan.
Ia justru teringat,saat melihat Laura dan keluarga kekasihnya di mall tempo hari.
Ia teringat,tatapan mata Dika melihat ibu tiri Laura,bukanlah tatapan seorang menantu kepada calon ibu mertuanya.
Sebagai sesama lelaki,ia sangat tau,arti dari tatapan Dika kepada ibu tiri Laura,yang tempo hari,Arya lihat.
"Bagaimana pak Arya,apa semuanya sudah jelas menurut pak Arya?".
"Pak Arya."Laura berusaha menyadarkan Arya yang tampak melamun sejak tadi.
"Maaf,maaf saya sedang tidak fokus."Jawab Arya.
Laura pun tersenyum,dan kembali mengulang penjelasannya.
Arya mengangguk dan juga tersenyum,tanda dirinya setuju dengan ide-ide yang di berikan oleh Laura...