Jian Lushi menjadi salah satu korban tewas, dalam kecelakaan tabrakan mobil beruntun.
Akibatnya, jiwanya mengalami perjalanan melintas waktu ke dimensi lain.
Kemudian jiwanya masuk kedalam raga seorang gadis petani malang, yang tanpa sengaja mati akibat ulah saudaranya sendiri.
Yuk ikuti perjalanan Jian Lushi, dalam menjalani kehidupan barunya di dunia asing.
Mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Keberuntungan Ganda
...----------------...
Setelah puas mengumpat dan mengutuk seluruh keluarga pemilik asli, Lushi mulai berdiri dan mengamati sekelilingnya.
Pertama-tama dia memeriksa sumur. Tinggi sumur yang muncul pertama kali, kurang lebih satu meter dan lebarnya berdiameter setengah meter. Sama seperti sumur-sumur galian pada umumnya, kedalamannya sekitar tiga meter. Airnya jernih seperti kaca transparan, sangat mudah menyendoknya menggunakan gayung.
Sumur kedua, lebih mirip tempat berendam. Karena kedalamannya hanya setengah meter lebih sedikit. Bentuknya lebih ke oval, dengan panjang hampir dua meter.
Dan yang ketiga, lebih dangkal lagi. Mungkin cocok untuk memelihara ikan hias.
"Oh tidak. Kalau yang ke dua ini, mirip tempat untuk berendam, dan mandi. Sedangkan yang ke tiga, seperti kolam ikan. Berarti aku tadi... minum di... kolam ikan. Heiii... Untung belum ada ikannya." Lushi di buat cengo, dengan pemikirannya sendiri.
Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga nggak tau. Tadi Lushi memang benar-benar lemah, tidak memiliki tenaga untuk berdiri. Makanya tadi merangkak, untuk sampai ke tempat yang paling rendah. Toh belum ada ikannya. Kalaupun ada, malah bisa langsung membuatnya kenyang. Jika ikannya ikut tertelan. Bayangkan saja ada ikan yang berenang di lambungnya. Wkwk
"Mungkinkah, sumur utama ini menghasilkan air spiritual?"
Di kehidupan sebelumnya, sewaktu masih sekolah, Lushi sering membaca novel. Pernah beberapa kali dia membaca novel yang isinya tentang transmigrasi dan time traveler. Dulu dia tidak pernah menganggapnya serius. Mengira itu hanya bacaan untuk hiburan di waktu senggangnya.
Tapi sekarang dia mengalami sendiri, yang namanya transmigrasi. Dia harus berterimakasih pada penulis novel, yang telah memberikan informasi penting seperti ini.
"Jika air spiritual benar-benar mampu mengobati, dan menyembuhkan segala macam penyakit. Maka jerawat dan luka-luka di tubuh ini, bisa langsung hilang dan sembuh." mata Lushi berbinar penuh kegembiraan.
Tapi Lushi tidak ingin atau belum berniat menghilangkan jerawat di wajahnya. Dia masih memiliki rencana, yang akan berhasil jika penampilannya masih jelek seperti monster begini.
Setelah puas mengamati sumur air spiritual, Lushi berjalan menuju rumah kayu. Dia ingin memeriksa apa saja yang ada di dalam rumah tersebut.
'Klek'
"Permisiii...." ucap Lushi sembari membuka pintu. Meskipun dia sudah tau, pasti tidak ada yang akan menjawab salamnya.
"Waoooww.." Memasuki pintu, Lushi langsung di suguhi dengan ruangan yang memberikan kesan klasik, bersih dan hangat. Mulai dari kursi, meja, dan lemari bufetnya terbuat dari kayu, semuanya berwarna coklat mengkilap.
"Ini bisa di jadikan ruang keluarga atau ruang tamu. Tapi siapa yang akan bertamu ke sini. Jawabannya, tidak ada. Karena hanya aku yang bisa masuk ke rumah dan ruang angkasa ini." kata Lushi dengan bangga.
"Begitulah penjelasan, menurut novel yang pernah saya baca." lanjutnya sok bijak.
Kemudian ada kamar tidur beserta kamar mandi di dalamnya. Isinya lengkap mulai dari lemari baju, meja kursi belajar, meja rias, dan ranjang kayu beserta kasur dan bantal gulingnya. Untuk kasur dan bantal guling tidak terbuat dari kayu, melainkan dari kapas ya.
Iya kali kasur dan bantal guling dari kayu. Ndah atoseee...
"Bisa nih guling-guling di sini," ucap Lushi sambil membelai tempat tidurnya. Tapi dia tidak langsung merealisasikan keinginannya. Karena dia masih harus memeriksa ruangan lain.
Keluar dari kamar tidur, Lushi kembali membuka pintu lain. Kali ini dua ruangan itu kosong. Mungkin nanti bisa di jadikan ruang kerja, satunya untuk gudang penyimpanan.
Lanjut ke bagian dapur, ada meja makan, kitchen set kayu lengkap dengan alat-alat per dapuran. Melihat perabotan dan pernak pernik di sini, tidak terlihat modern, tapi juga tidak jadul-jadul amat. Entah ini mirip rea tahun berapa, Lushi tidak begitu paham.
Lushi sendiri merupakan generasi Z, yang tidak begitu mengenal sejarah masa lalu negaranya sendiri. Tapi sekarang dia terlempar entah di negara mana, yang membuat Lushi semakin menyesal, kenapa dia dulu tidak mempelajari pelajaran sejarah dengan benar.
Andai Lushi tau, kalau suatu hari akan mengalami perjalanan melintas waktu dan dimensi seperti yang di alami sekarang. Pasti dia akan membuat persiapan, dengan cara mempelajari semua sejarah dari setiap negara, di dunianya dulu.
Penyesalan memang selalu datang di akhir. Kalau di awal, itu namanya pendaftaran.
Untungnya ada ingatan pemilik asli, yang menjadi ensiklopedia jilid pertama bagi Lushi, untuk menjalani kehidupan di dunia asing ini. Meskipun pemilik asli jarang bepergian, tapi ada lah sedikit gambaran tentang daerah, kota dan kabupaten tempat tinggalnya sekarang.
Ada juga ruang utilitas yang berisi alat-alat pertanian, dan segala macam benda tajam.
"Ini merupakan sebuah keberuntungan ganda," kata Lushi sambil mengayun-ayunkan kapak di tangan kanannya.
Setelah puas memeriksa peralatan, Lushi keluar dari rumah untuk kembali memeriksa tanah hitam. Siapa tau, mungkin akan ada banyak tanaman yang tumbuh, seperti sumur dan rumah yang tadi tiba-tiba muncul.
Sayangnya, realita tak seindah ekspektasinya. Hamparan tanah hitam itu masih sama seperti sebelumnya. Satupun tidak ada tumbuhan yang muncul.
"Mungkin aku harus menanaminya sendiri." ujar Lushi penuh tekad. Dia tidak ingin menyia-nyiakan sumber daya melimpah di ruang ajaibnya.
Lushi memikirkan hutan, tempat pertama kali dia mendarat di dunia ini. Dengan sekali kedipan mata, Lushi langsung berpindah tempat.
"Jadi begitu caranya," gumam ketika tau cara untuk keluar dan masuk dari ruang angkasanya.
"Ini benar-benar menyelesaikan semua masalah. Aku suka..." Ujar Lushi kemudian tersenyum lebar.
Tanpa penundaan Lushi mulai berjalan menyusuri pegunungan. Berburu harta Karun, sambil menikmati pemandangan sekitar yang masih asri dan alami. Jika ada pohon buah-buahan liar, sayuran liar, rumput ataupun tanaman obat yang di kenal, dia akan menggali beberapa.
Setelah seharian berkeliling, Lushi berhasil mengumpulkan beberapa anakan pohon buah liar dan lain sebagainya. Jika ada buah yang matang, Lushi akan memakannya, mengumpulkan dan menyimpannya di ruangan.
"Aku akan membudidayakan ginseng-ginseng ini, kemudian menjualnya setelah berumur seratus tahun. Woah... kaya... Aku kaya..." gumam Lushi dengan mata berubah menjadi hijau. Matanya seakan melihat tumpukan uang yang terus terbang ke arahnya.
Entah keberuntungan atau apa, selain berhasil menggali beberapa ginseng berumur 10 tahun dan 20 tahun, serta tanaman obat lain. Lushi juga berhasil menangkap burung pegar, ayam hutan beserta telurnya dan beberapa kelinci.
Bukannya tidak bertemu dengan hewan buas atau hewan liar berbahaya. Tapi Lushi sengaja menghindar jika ada bahaya. Dia akan memilih jalan memutar, atau langsung bersembunyi di ruang angkasa. Itulah kenapa dia bisa selamat, meskipun seharian berkeliaran di pegunungan.
Lushi juga menebang beberapa jenis pohon kayu dan bambu. Supaya memudahkan dirinya, ketika ingin membuat kandang ternak untuk hewan-hewan yang di tangkap.
Selain itu, bambu bisa di tanam kembali, supaya menghasilkan rebung. Agar ketika ingin makan rebung, dia tinggal memetik dari ruangannya. Tidak perlu bersusah payah pergi ke hutan, atau berebut dengan penduduk desa lainnya.
...----------------...
bunga mendarat/Rose//Heart/