Pesugihan Milik Istriku

Mila menatap sinis pada Rosana yang datang melayat pukul delapan siang, dia mulai berbisik pada adik dan juga teman nya bahwa Rosana mungkin saja senang bila Bu RT meninggal tertabrak truk. apa lagi meninggal nya juga saat sedang ngobrol dengan Rosana, mereka juga sebenar nya tidak tau apa yang sedang di bicarakan oleh mereka berdua.

Dasar nya mereka saja yang memang tidak suka pada Rosana, jadi masalah begini semua langsung di limpahkan pada wanita ini. walau pun memang Bu RT meninggal karena di jadikan tumbal pertama, namun mereka sama sekali tidak tau hal itu, mereka hanya asal bicara karena tidak suka saja.

"Sebaik nya kita tidak usah dekat dekat lagi pada wanita ini, dia memang membawa sial untuk siapa pun!" Mia menatap Rosana sinis.

"Maka nya suami dia sampai tidak punya tangan, itu Halim kan kena sial gara gara Rosana." Mila juga menimpali.

"Ya kalau dekat sama kamu sial nya pasti tidak bisa punya anak, untung saja Mas Halim tidak jadi nikah sama kamu." balas Rosana tak kalah pedas.

Merah padam wajah nya Mila karena sebelum nya memang dia pacaran dengan Halim, namun tidak sampai kejenjang yang lebih serius, lalu Mila mendekati Reza teman nya Halim. mereka menikah sampai sekarang, walau memang Mila belum punya anak karena Reza yang impoten.

Namun Mila sama sekali tidak ada niat untuk pisah, karena bila pisah dengan Reza maka hidup nya akan melarat. lebih baik menahan saja hasrat nya dari pada hidup miskin seperti Rosana, jadi rahasia rumah tangga di simpan saja baik dari keluarga atau pun orang orang terdekat.

"Enggak ada guna nya juga punya anak bila hidup miskin!" Mia membalas ucapan Rosana.

"Hidup tidak selama nya miskin, tunggu lah sampai nanti aku menginjak mulut mu!" geram Rosana sangat marah.

"Oh ya? aku tunggu ya, awas saja kalau kau keburu mati belum sempat menginjak mulut ku!" tantang Mia.

"Sudah lah, Bu." Sela mengajak Rosana pergi saja.

Tapi Rosana sudah tidak bisa menahan geram di hati nya, karena memang bukan sekali dua kali saja dia di hina oleh dua orang ini. Mia atau pun Mila sesuka hati nya saja menghina, karena memang mereka kaya sehingga memandang yang miskin sangat rendah.

Wuuttt.

"Aaagkk, lepaskan rambut ku!" teriak Mia karena di jambak Rosana.

"Ya allah, Ibu!" Sela terpekik kaget melihat tindakan Rosana.

"Hei lepaskan rambut adik ku!" sentak Mila ikut mengeroyok Rosana di jalanan sepulang dari makam.

"Aaaaahhkk!" Rosana juga kesakitan karena di jambak Mila dari belakang.

"Hentikaaaan, tolong hentikan!" Sela merangkul pinggang Mila agar melepaskan Ibu nya.

"Minggir kau anak miskin!" Mila menyentak tangan Sela hingga gadis ini terjatuh.

"Kakaaaak!" Mia masih menjerit karena kulit kepala rasa nya sangat perih.

Duaaak.

Rosana yang marah melihat anak nya juga sampai terjatuh, malah mengambil batu dan menghantam kan di kepala Mia hingga berdarah banyak, karena bagian pelipis memang sangat banyak darah nya.

"Aaah kepala ku berdarah!" Mia pucat karena melihat darah nya sendiri.

"Lapor polisi, Miaaa!" Mila juga kaget melihat kepala adik nya bocor.

"Silahkan kau laporkan aku, sanggup aku membayar nya!" Rosana sampai kembang kempis menahan emosi nya.

"Ibuuu, pasti kita tidak punya uang untuk membayar visum nanti." cemas Sela melihat Mia yang berdarah banyak.

"Ayo kita pulang, tidak usah cemas memikirkan biaya nya." Rosana merasa punya uang untuk membayar nya.

Mila mengajak nya adik nya untuk segera lapor polisi karena dia yakin nanti Rosana tak akan punya uang untuk membayar denda nya, bila tidak bisa membayar denda maka wanita itu akan di penjara setidak nya tiga bulan.

"Aku takut, Bu." Sela tetap saja takut karena dia sudah mengerti.

"Percaya pada Ibu, tidak akan ada apa apa!" Rosana meyakinkan putri nya yang sedang cemas sekarang ini.

Sela pun diam walau dia masih saja takut dengan masalah ini, namun Rosana tetap anteng anteng saja. malah sekarang bersemangat untuk membeli beberapa unit orgen lagi, karena tujuan nya tadi memang mau kepasar usai dari melayat, tapi malah ada sedikit kejadian dan dia terlibat perkelahian dengan orang yang sudah lama membenci nya.

...****************...

"Ibu dapat uang dari mana sebanyak itu?" tanya Sela ketika tadi melihat Rosana membayar tiga unit orgen dengan uang empat puluh lima juta.

"Perhiasan Ibu selama ini banyak sebenar nya, cuma selama ini Ibu pikir pikir saja dari kemarin mau menjual nya." dusta Rosana sambil mengunyah bakso di warung.

"Dari Nenek ya, Bu?" tanya Sela lagi.

Rosana mengangguk sambil membuang muka karena dia sebenar nya tidak tega membohongi anak nya, namun bagai mana lagi karena tidak mungkin mau jujur bahwa ini uang pesugihan karena memang ini adalah rahasia dia dan iblis kuda yang sudah memberi nya uang dengan imbalan tumbal.

"Nenek memang orang kaya ya, Bu?" Sela bertanya lagi karena selama ini dia tidak pernah melihat keluarga Rosana.

"Sangat kaya sekali, maka nya dia tidak setuju saat Ibu menikah dengan Ayah mu." jawab Rosana.

"Ayah anak orang miskin ya, Bu! lagi pula memang Ibu sudah paket komplit, cantik dan juga kaya tapi masih mau menikah dengan Ayah." celetuk Sela.

"Jangan bicara begitu, kalau Ayah dengar nanti dia sakit hati." Rosana tersenyum.

Sela menutup mulut nya karena sudah kelepasan bicara, melihat Ibu nya sudah sumringah lagi hati Sela juga ikut senang karena selama ini Rosana banyak mengamuk karena keuangan nya yang menipis sekali.

"Nanti kita ketoko emas ya, Ibu mau membeli kalung satu set untuk kamu." ajak Rosana usai makan.

"Kenapa kemarin tidak bareng saja pas Ibu menjual?" Sela memang banyak tanya anak nya.

"Ya kan Ibu ingin tau selera kamu, to! nanti malah tidak cocok kalau Ibu beli sendiri." jawab Rosana yang harus hati hati bila bicara dengan anak nya.

Sela pun mengangguk setuju dan kini mereka segera berjalan berdua menuju toko emas untuk mencari perhiasan untuk Sela, gadis remaja ini percaya saja mendengar kata Ibu nya bahwa uang ini adalah hasil menjual perhiasan milik nya sejak gadis.

"Yang ini bagus, Bu." Sela menunjuk kalung bermata hijau.

"Ini satu set nya tiga belas juga, Kakak." ujar pedagang emas.

"Enggak jadi lah, Bu." Sela takut harga nya terlalu mahal.

Rosana tersenyum dan memberi kode pada pedagang nya untuk mengeluarkan kalung itu saja, bagi nya sekarang uang tiga belas juga bukan lah jumlah yang besar karena uang pemberian dari iblis kuda masih banyak tersisa.