Istri Duke Yang Ditinggalkan

Pov Paula

Paula hari ini keluar setelah sarapan. Tentu dia sarapan di kamarnya. Semakin hari morning sicknesnya semakin parah saja. Hanya Leah dan Ann yang tahu, Paula berkilah kalau itu adalah kebiasaan paginya. Karena asam lambung. Tapi setelah beberapa saat minum air hangat keadaannya membaik.

Dia keluar untuk membeli kuas dan cat serta canvas karena dia tidak biaa keluar lagi dengan sembarangan. Dia memutuskan untuk melukis saja di kamarnya. Biar sekalian tak keluar dari kamarnya.

Karena dia pergi terlalu pagi, jadi di juga akhirnya kembali lebih cepat ke mansion. Di depan mansion dia melihat kereta kuda keluarganya yang sudah menemanibya dari dulu. Paula tersenyum, kemungkinan besar Ayahnya pasti sedang berkunjung. Tak sabar ingin masuk rumah.

Paula masuk rumah dengan perasaan senang sebelum akhirnya sampai di ruang tamu dan mendapati Ayahnya sedang memegangi dadanya dan ambruk ke samping.

"Aayaahhh....." Paula berteriak kaget dan histeris.

Leah yang mengekori Paula juga kaget.

"Dokter, tolong cepat panggilkan dokter."

Leah bertindak dengan cepat dan memanggil dokter keluarga Duke.

Count Fide langsung dibawa ke kamar tamu untuk diberikan pertolongan. Dia tak sadarkan diri dengan tiba tiba. Padahal dia datang dalam keadaan sehat dan sedang menunggu Duke dan Paula.

Dokter menyatakan kalau Count Fide terkena serangan jantung dan tak lama Count menghembuskan nafasnya yang terakhir.

"Ayah...." Paula meraung histeris. "Hiks.... hiks... hiks..." suara tangisnya menggema. Ingusnya telah keluar lama tapi dia tidak perduli. Tidak pernah terbayangkan sedikitpun bahwa dirinya akan kehilangan sosok paling berharga dalam hidupnya.

Paula menyesal tidak sering berkunjung ke rumah dan menyapa Ayahnya lebih sering. Paula menyesal tak memberi tahu bahwa dirinya akan segera memiliki cucu. Paula menyesal tak sempat membisikkan kalimat betapa Paula sangat menyayanginya. Paula menyesal dan hanya penyesalan yang datang kepadanya.

Duke Delta pun sama kagetnya mendengar bahwa Ayah mertuanya tak sadarkan diri dan mendapatkan virus dokter terserang penyakit jantung secara mendadak. Menusuk dokter ini bisa terjadi kalau pasien mendapatkan kabar mengejutkan. Jadi apa yang sebenarnya terjadi?

Paula yang tengah berduka hampir linglung kalau bukan Ann yang menyadarkannya untuk tetap kuat. Paula segera menghubungi Cleo melalui orang kepercayaannya yaitu Leah. Dia meminta tolong untuk mengurus pemakamannya di kediamannya alih alih di tempat Duke. Meskipun Ayahnya meninggal disana.

"Sampai akhir pun kau tetap keras kepala." Kata Delta kepada Paula. Delta sudah bilang ke Gery untuk mengurus proses pemakaman Ayah mertuanya di kediamannya, tapi ternyata Paula tidak mau. Paula tidak mau menambah daftar hutang budinya kepada suami brengseknya. Jadi Dia bersikeras.

"Bukankah kakakmu pergi dan tak pernah kembali sampai sekarang?"

Delta tahu, kondisi keluarga Paula. Petra yang pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang belum kembali.

Paula tersenyum kecut. Suaminya selama ini tahu dan dia diam saja. Dia tahu kalau Ayahnya menderita karena kepergian Kakaknya dan dia hanya mengamati saja. Semua kartu Paula dipegang oleh Delta dengan baik. Paula merasa menjadi orang paling bodoh yang pernah ada.

"Bodohnya aku." katanya pelan.

"Gery, urus segera pemakaian Count Fide segera dengan layak karena dia masih menyandang status mertuaku."

Lagi-lagi reputasi yang ada di kepalanya.

"Jangan sentuh Ayahku. Dia pasti jijik punya menantu sepertimu!" Paula sangat emosional. Dadanya bergemuruh sakit. Paula yang memelototi Delta itu seperti orang kerurupan. Dia bukan Paula yang biasanya.

"Baiklah kalau begitu, kau urus aja pemakaman Ayahmu dan jangan repotkan aku atau pegawaiku."

"Jangan khawatir Tuan Duke yang terhormat. 1 koin pun aku tidak akan meminta uang atau merepotkan pegawaimu!"

Paula lalu pergi di ikuti oleh Ann.

"Dia juga pegawaiku." Kata Delta sambil melihat ke arah Ann.

Ann terlihat serba salah, memang benar bahwa Duke yang mempekerjakannya tapi dilihat dari sisi kemanusiaan mana pun dia pasti ingin berada di sisi Duchess Paula, menghibur dan membantunya dengan baik.

"Pergilah Ann, aku akan baik baik saja."

Paula menitikkan air mata sambil tersenyum ke arah Ann. Tak mau kalah dengan Paula, Ann sudah menangis sesenggukan dan diam mematung. Ann tidak tahu kalau Duke memang orang brengsek.

***

Di markasnya, Cleo ditemui pelayan yangvsering dibawa Paula ke book street no 5 itu. Leah dengan mata berkaca kaca mengabarkan kematian Count Fide yang mendadak di mansion Duke.

Cleo langsung berdiri kaget. Orang yang sudah dianggaonya Ayah kini meninggalkannya. Rasanya baru kemarin Cleo berkunjung dan bermain catur bersama sambil sesekali tertawa dengan lelucon kotor Count.

Atas perintah Paula, Cleo diminta Tolong untuk mengurus pemakamannya. Cleo langsung pergi ke rumah sahabat Paula untuk meminta tolong terlebih dahulu. Pertama penting sekali mengaburkan dirinya dekat dengan keluarga Count. Karena itu akan berbahaya bagi Paula mengingat dirinya terjun ke dunia hitam penuh marabahaya. Jadi Cleo meminta tolong kepada Flora, untuk menjemput jenazah Count. Camila juga langsung dikabarkan Flora sehingga mereka berdua langsung turun tangan terlibat proses pemakaman.

Cleo juga sudah menyuruh anak buahnya untuk mengirim surat kilat kepada Petra tentang kematian Ayahnya. Ckeo yakin kalau Petra pasti sangat menyesal dan menyesali keputusannya pergi meninggalkan Count.

Kediaman Count jadi sangat sibuk. Karena dia tidak teribat politik aktif jadi dari kalangan hanya sedikit yang hadir. Bangsawan yang hadir adalah mereka yang terikat dengan Duke dan berkenalan langsung dengan Paula, seperti Countes Valery dan teman teman salonnya.

Delta juga hadir di pemakaman dan menyapa para tamu. Dia bertindak sebagai menantu yang baik dan berbakti dengan mertuanya.

Paula ingin sekali menendang wajahnya dengan sepatu solnya yang tebal.

Berkat Cleo semua urusan selesai dengan baik. Pemakaman juga berjalan lancar.

Delta tak percaya bahwa istrinya menyelesaikan masalah pemakaman yang rumit dengan sangat baik. Dia jadi penasaran, siapa sosok dibalik Paula karena tidak mungkin dua sahabatnya yang miskin itu membantu menyiapkan pemakaman yang cukup menguras uang.

Pemakaman juga selalu menguras uang. Pertama tamu yang hadir juga harus di jamu dengan minuman dan makanan. Belum lagi membeli lahan pemakaman dan membayar pekerja yang mengurus pemakaman.

Jadi siapa orang yang ada di belakang Paula?