Safire adalah seorang Dokter di masa depan, tiba-tiba dia sudah berada di tubuh seorang Putri. Istri dari seorang Pangeran yang dulunya adalah kandidat Putra Mahkota terkuat, tapi karena suatu insiden memalukan akhirnya sang Pangeran harus kehilangan wajah dan wibawa-nya. Karena penjebakan Esmera, akhirnya dia harus menikahi wanita yang tidak disukainya. Seorang Putri yang sangat angkuh, jahat dan licik.
"Kau bangun?! Ckkkk.... aku kira kau mati! itu yang aku harapkan! Jangan pikir aku menyentuh dan menggaulimu karena aku menginginkanmu, Esmera! Aku dipaksa meminum obat oleh Ibu Suri karena kau merengek padanya. Kau bilang padanya setelah aku menikahimu aku tidak pernah menyentuhmu! Bahkan sekarang setelah aku menyetubuhimu, aku ji jik pada diriku sendiri!" ujar Pangeran Alexander berwajah ji jik.
Akankah Safire bisa merubah stigma buruk Putri Esmera, pemilik tubuh yang ia masuki?
Yuk, kepoin aja...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - 25 Kalian Terlihat Romantis Pagi Ini.
Bab.25
Alex menjilat ujung jempol bekas membersihkan sudut bibir istrinya dan tersenyum menggoda. "Ini enak..."
"M-morgan?" Safire melihat bayangan Morgan dalam diri Alex.
"Morgan?" Alex mengernyitkan dahinya.
"Alex?"
"Tentu saja aku Alex, kamu kira siapa?"
Safire mengucek matanya beberapa kali, benar saja itu Alex. Kenapa dia mengingat Morgan? Apa karena kelakuan mereka sama?
"Lupakan, kamu makan lah. Jangan mengurusku terus, aku punya tangan dan bisa makan sendiri," Safire menggelengkan kepalanya menyadarkan diri jika Alex bukan Morgan.
"Kalian terlihat romantis pagi ini, apa ada yang terjadi?" Putri Abigail tak bisa menahan mulutnya.
Baru lah Alex berbalik menatap Abigail, dia tersenyum datar. "Kami sepasang suami istri, bukan kah sudah seharusnya kami romantis. Mungkin sebentar lagi akan ada anak diantara kami..."
"Uhukkk... uhuhukkkk..." Safire tersedak.
Anak? Aku dan Alex? Mimpi lelaki ini terlalu tinggi!
"Oh, begitu," terdengar suara tak suka dari Putri Abigail.
Safire bisa merasakan ketidaksukaan Abigail, dia mendekatkan bibirnya di telinga Alex. "Jangan terlalu berlebihan, lihat wajah kekasihmu Abigail. Sangat buruk." Sindir Safire.
Alex malah tersenyum, "Dia tidak penting, hanya kamu yang penting. Istriku, Esmera."
"Ekhm, makanlah yang tenang. Jangan bicara lagi," ujar Kaisar seraya menatap wajah memerah putra bungsunya, sepertinya dia harus cepat mencarikan lagi calon istri baru untuk Otis. Sepertinya rasa suka putra bungsunya itu pada istri keponakan nya adalah nyata.
Akhirnya sarapan selesai, Kaisar langsung mengumpulkan semua orang di ruang pertemuan. Semua orang yang terlibat dalam sakitnya Cello sudah berkumpul disana.
Saat masuk ke ruangan, Putri Abigail seketika gugup.
"Tabib, aku tak ingin bertele-tele. Siapa yang menyuruhmu memberikan obat palsu pada Cello?" tanya Pangeran Otis.
"Saya sudah bilang, saya salah memberikan obat. Saya bersumpah," elak Tabib.
"Kamu berkata jujur?"
"Saya sudah mengatakan nya sejak awal, itu murni kesalahan saya," mata Tabib seperti ketakutan.
"Putri Abigail, apa Anda pernah bertemu Tabib Keln?"
"Aku tak mengenalnya, bagaimana kami bisa bertemu. Lagipula aku tidak mengerti apa yang terjadi?" jawab Putri Abigail dengan percaya diri.
"Hm." Pangeran Otis menoleh pada Safire, Safire menggeleng sepertinya Abigail terlalu percaya diri dan mereka tidak bisa menuduhnya tanpa bukti jika Tabib menyangkal.
"Baiklah, masalah ini selesai. Penjarakan Tabib, bawa dia." Akhirnya Pangeran Otis membuat keputusan, bukan hal baik jika tidak ada bukti.
Tabib dan Cello serta semua orang yang terlibat dibawa keluar, kini mereka akan membahas tentang pertemuan Pangeran Aex dan Putri Abigail.
"Pangeran Levon, apa kau mengetahui tentang pertemuan Alex dan istrimu di belakang mu?" tanya Kaisar.
Pangeran Levon yang tak menyangka akan mendapat pertanyaan itu terhenyak, "A-apa maksud kakek?" matanya seketika menatap Alex, "Kak, apa maksudnya ini?"
"Jaga saja istrimu baik-baik, jangan biarkan dia mengganggu ku lagi. Aku sudah punya istri, katakan pada istrimu perhatikan saja suaminya sendiri," Alex tak mengatakan semua perkataan Abigail padanya, tentang kerinduan wanita itu padanya.
"Abigail?" tatapan Levon kini tertuju pada istrinya.
"Suamiku, aku hanya beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Pangeran Alex. Mungkin ada yang sengaja memfitnahku, mengatakan aku masih memperhatikan Pangeran Alex. Namun, kamu juga tau suamiku. Perasaanku hanya untukmu, aku bersungguh-sungguh." Air mata lolos dari mata Putri Abigail, kepalanya menunduk begitu menyedihkan.
Safire mengangkat sebelah alisnya, bakat akting yang luar biasa. "Sepertinya perkataan Putri Abigail jujur, bukan begitu Alex?"
Alex menatap wajah tak terbaca istrinya, apa yang di inginkan Esmera? Akhirnya dia hanya diam tak menjawab.
"Masalah ini kita sudahi saja, bukankah Putri Abigail sudah menjawab nya." Ratu angkat bicara, bagaimana pun putra sulungnya masih sakit dan putra keduanya harus menjadi kandidat kuat untuk Putra Mahkota. Tidak boleh ada masalah lagi ke depannya.
"Esmera, kamu ingin masalah ini selesai sampai disini?" tanya Kaisar.
Safire menatap semua orang, dia menghela nafasnya pelan. "Ya, kita akhiri saja. Pangeran Otis, maukah kamu membawaku ke kamar Pangeran Yaron, aku harus memeriksanya."
Safire tak menunggu tanggapan semua orang, berdiri lalu mulai berjalan keluar diikuti Pangeran Otis.
Pangeran Alex hanya bisa menahan dirinya, ingin meraih tubuh istrinya tapi dia tak ingin terlalu terlihat memaksa.
mangkanya kasih rating 1 tapi tetap penasaran ama kelanjutan nya😊
kalo saya tim bingung, pilih yang mana 😁