NovelToon NovelToon
Lahirnya Sang Kaisar Api

Lahirnya Sang Kaisar Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Sekte Wudang

Di kamp aliansi, lima hari sebelum kedatangan 5 Pilar Neraka ke kamp fraksi unortodoks, suasana mendadak berubah ketika getaran tanah mulai terasa di seluruh penjuru perkemahan. Suara langkah kuda yang menggema memenuhi udara, menandakan kedatangan bala bantuan dari Sekte Wudang.

Di tengah keramaian itu, seorang pria berdiri dengan gagah di pintu masuk kamp, wajahnya penuh kewibawaan dan semangat. Dia adalah Dang Tejin, sosok yang menjadi Panglima perang aliansi. Dengan langkah mantap, Dang Tejin maju untuk langsung menyambut kedatangan ratusan prajurit Sekte Wudang, yang datang membawa harapan baru bagi aliansi di tengah situasi yang penuh ketegangan.

"Selamat datang, para prajurit Sekte Wudang. Aku adalah Dang Tejin, patriark baru dari Klan Dang sekaligus panglima perang pasukan Aliansi," ucap Dang Tejin dengan suara tegas namun penuh penghormatan, menyambut kedatangan bala bantuan yang telah lama dinantikan.

Tae Ho, seorang pria gagah yang memimpin rombongan, segera turun dari kudanya. Dengan sikap sopan, ia memberikan hormat kepada Dang Tejin sebelum menjawab, "Terima kasih atas sambutannya, Tuan Panglima. Aku Tae Ho, yang diutus oleh patriark Sekte Wudang untuk memimpin pasukan ini."

Dang Tejin mengangguk singkat dengan senyum tipis di wajahnya. "Mari masuk, dan beristirahatlah lebih dulu. Perjalanan kalian pasti melelahkan," katanya sambil mengayunkan tangannya ke arah tenda besar yang telah disiapkan untuk rombongan.

Para prajurit Sekte Wudang mulai masuk ke dalam kamp, sementara aura persatuan dan tekad semakin terasa di tengah pasukan Aliansi.

Setelah kedatangan pasukan Sekte Wudang, suasana di kamp aliansi perlahan berubah. Para prajurit dari kedua belah pihak mulai berbaur, menciptakan kehangatan dan rasa kebersamaan yang sedikit meredakan ketegangan perang yang menggantung di udara.

Tae Ho, yang berjalan di samping Dang Tejin, membuka pembicaraan dengan nada serius, "Apa aku bisa langsung mendengar kondisi kita saat ini?"

Dang Tejin mengangguk tanpa ekspresi. "Jika kamu mau, kita bisa membahasnya sekarang di tendaku."

Mereka berdua segera menuju tenda Dang Tejin, melewati prajurit yang sibuk mempersiapkan peralatan dan membangun pertahanan. Setibanya di tenda, mereka duduk di kursi yang telah disiapkan, dan suasana langsung berubah menjadi lebih tegang.

"Saat ini, pasukan Aliansi memiliki lebih dari seribu prajurit," kata Tejin memulai, ekspresinya serius dan nadanya rendah. "Namun, kami kekurangan seorang master di pihak kami. Ini membuat keseimbangan kekuatan menjadi sulit."

Tae Ho menghela napas sebelum memberikan laporannya. "Dari pihak kami, ada dua ratus prajurit yang datang. Sayangnya, hanya aku dan beberapa orang saja yang memiliki kekuatan tempur yang cukup besar," jawabnya dengan nada sedikit gelisah, matanya memperlihatkan kecemasan yang sulit disembunyikan.

Tejin mengangguk, mengatur kata-katanya sebelum memberikan respon. "Kalau begitu, kita tidak boleh gegabah. Mengambil inisiatif untuk menyerang lebih dulu hanya akan merugikan kita, terutama jika kita belum mengetahui kekuatan musuh secara pasti."

Tae Ho setuju, sorot matanya berubah menjadi lebih tegas. "Anda benar. Saat ini, yang bisa kita lakukan hanyalah bertahan sekuat mungkin dari gempuran pasukan fraksi unortodoks. Namun, jika ada kesempatan, kita harus siap menyerang balik."

Diskusi strategi mereka berlanjut, diiringi ketegangan yang memenuhi udara, namun juga disertai tekad kuat untuk bertahan melawan ancaman yang akan segera datang.

Hari-hari berlalu dengan sunyi yang tidak wajar, tanpa tanda-tanda serangan dari fraksi unortodoks. Keheningan itu justru menambah tekanan di kamp Aliansi, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Para prajurit, yang awalnya dipenuhi semangat, kini mulai menunjukkan raut kecemasan di wajah mereka.

Di sudut perkemahan, dua prajurit duduk di dekat api unggun kecil. Salah satu dari mereka, dengan sorot mata gelisah, menghela napas panjang sebelum membuka pembicaraan. "Apa yang akan terjadi, ya? Aku sangat khawatir dengan nasib kita. Apa kita bisa memenangkan perang ini dan kembali pulang hidup-hidup?" ucapnya dengan suara penuh kegelisahan, menggambarkan rasa takut yang ia pendam.

Prajurit di sampingnya, meski mencoba terlihat tegar, tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya. "Aku juga tidak tahu," jawabnya pelan. "Semoga saja kita beruntung dan memenangkan perang ini... dengan keadaan selamat."

Percakapan mereka terhenti, digantikan oleh suara api yang berderak pelan. Keduanya menatap jauh ke dalam kegelapan malam, seolah mencari jawaban atas ketidakpastian yang terus menghantui mereka. Dalam hati, mereka hanya bisa berharap bahwa pemimpin mereka memiliki rencana yang mampu membalikkan keadaan.

1
Iqbal Bait
ceritanya udah bagus terus kan bg
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih
Iqbal Bait: oke di tunggu saran dan kekurangan karya ku ya
Dante-kun: Makasih udah mampir bang. Nanti saya mampir bang
total 2 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Kok belum ada update sih thor? Nanti malam aku mau baca pas tidur, pasti bikin tidur nyenyak banget.
awita_llu
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!