NovelToon NovelToon
Anak Yang Terabaikan

Anak Yang Terabaikan

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Wanita Karir / Mengubah sejarah / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:361.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Muliana95

Bagaimana rasanya, jika kalian sebagai seorang anak yang di abaikan oleh orangtuamu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Paham

Vania terngiang-ngiang pada ucapan Zaskia. Sampai akhirnya, dia pun memutuskan untuk menerima tawaran dari Zaskia. Apalagi selama ini, dia memang belum pernah dekat dengan sosok lawan jenis.

Dan menurut penilaiannya, Satria mungkin salah satu tipe yang dia cari selama ini. Selain wajah yang ganteng. Dia juga terlihat seperti orang berada. Dan juga terlihat pintar, buktinya dia bisa menjawab beberapa pertanyaan selama jam pelajaran berlangsung.

"Baiklah, aku terima tantangan mu tadi." seru Vania saat semua murid sudah keluar. Sekarang mereka tinggal berdua dikelas. Karena sudah jam pulang sekolah.

"Wah benarkah? Aku memberimu batas waktu sampai kita sebelum lulus SMA." ucap Zaskia. Dan Vania mengangguk setuju.

Hari ini, Afandi menjemput Vania, karena Ella sedang sangat sibuk. Saat dia menunggu Vania keluar dari gerbang. Dia melihat seseorang, dan Afandi langsung turun untuk menghampirinya.

"Anak pak Beni kan?" tanya Afandi.

"Eh Om,,, kok disini?"

"Iya, anak om juga sekolah disini."

"Ayah, ayo ..." panggil Vania dari dekat mobil.

"Iya iya, bentar." teriak Afandi. "Kamu nunggu jemputan? Atau mau pulang sama-sama aja yok?" ajak Afandi.

"Gak usah, aku nunggu angkot aja om." tolaknya.

Kemudian Afandi pun, pamit mau mengantarkan Vania pulang.

"Ayah kenal Satria?" tanya Vania saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Dia penduduk baru di komplek rumah kita. Semalam orang tua Satria dan Satria datang ke rumah kita. Namun, kamu udah masuk kamar. Begitu juga dengan Adira." jelas Afandi. "Kok kamu tahu namanya Satria?"

"Ya, karena di satu kelas sama aku Yah." balas Vania.

"Oo bagus lah, kalian bisa temenan." ucap Afandi.

"Loh, mau kemana Yah?" tanya Vania, melihat Ayahnya melewati jalan masuk ke arah rumahnya.

"Mau jemput Adira, kayaknya belum pulang deh. Soalnya hari ini kamu pulangnya cepetan kan?"

"Tapi aku mau istirahat Ayah." rengek Vania. Namun tidak digubris oleh Afandi.

Akhirnya mereka sampai di sekolah Adira. Setelah menunggu beberapa saat. Afandi melihat Adira keluar bersama seorang temannya.

"Adira."

Merasa terpanggil, Adira pun, menoleh ke arah sumber suara. Begitu juga dengan Ifana.

"Bentar ..." seru Adira menghampiri Ayahnya di seberang jalan. Sedangkan Ifana hanya menatap sosok yang berada di mobil tersebut.

"Ayah, kenapa ke sini?"

"Ya jemput kamu lah, masak itu aja gak tahu. Oo pura-pura gak tahu." sahut Vania. Tetapi jangankan untuk menjawab. Meladeni ucapan Vania saja.

"Ayah datang untuk menjemput mu." ujar Afandi tersenyum.

"Tapi, hari ini aku ada tugas kelompok Ayah. Itu aku udah di tungguin sama temanku." menunjuk Ifana yang terus menatap mereka. "Tapi makasih ya Yah, karena udah meluangkan waktu untuk ku." ujar Adira senang.

"Tuh kan, aku bilang juga apa. Buang-buang waktu aja. Bagusnya tadi kita langsung pulang." cetus Vania dari dalam mobil.

"Ya udah, hati-hati. Ini uang tambahan untuk kamu." ujar Afandi mengeluarkan beberapa lembar uang merah. Dan Adira menerimanya dengan senang hati. Kemudian dia juga pamit, mau pergi bersama teman-temannya.

"Siapa?" tanya Ifana, saat Adira sudah berada di hadapannya.

"Ada lah." sahut Adira tersenyum.

Adira dan beberapa orang temannya, sekarang berada di taman, kebetulan taman tersebut tidak lah, jauh dari sekolah mereka. Dan juga, terdapat banyak gazebo untuk orang-orang istirahat sambil lesehan.

Sebelum ke taman, masing-masing mereka membeli makanan dan minuman. Dan sekarang mereka sedang diskusi tentang pelajaran sejarah.

"Eh, tahu gak? Tadi, aku ada lihat siswi di sekolah kita bersama Om-om." seru Kesya membuka obrolan di sela belajar.

"Wah benarkah? Siapa?" sambut lainnya antusias.

"Adalah, kalian juga pada kenal kok. Dan kalian pasti gak nyangka, kalau tahu siapa orangnya." ungkap Kesya lagi.

"Udah lah, jangan ngegosip mulu kerjaan mu. Ini lagi kerja kelompok. Bukan ngerumpi kelompok." seru Ifana. Yang tahu kemana arah pembicaraan Kesya.

"Heh Ifana, aku ngomongnya fakta ya. Bukan ngerumpi yang gak bener. Apalagi fitnah." sinis Kesya.

"Udah lah, Kesya. Nanti aja ngegosip-nya. Sekarang kerjakan dulu tugas ini." lerai salah seorang murid cowok yang jengah mendengar pembicaraan para cewek.

"Adira, cara dapat duit instan gimana sih?" tanya Kesya saat Adira membereskan buku-bukunya. Karena sudah selesai.

"Kerja. Gak ada yang instan di dunia ini." jawab Adira sekenanya.

"Wah iya kah? Kalau kamu kerja apa? Perasaan tas mu, bukan tas murahan."

"Aku gak kerja. Yang kerja itu orang tua aku. Emang napa?"

"Aku gak percaya deh. Masak kamu yang ke sekolahnya selalu pake ojek. Bisa beli barang-barang mahal. Atau jangan-jangan." men-jeda ucapannya.

"Udah deh Key, hobi amat sih ngajak ribut mulu." papar Ifana.

"Jangan-jangan apa? Mau ngomong apa?" tantang Adira.

"Udah Adira. Yok kita pulang. Udah selesai semuanya kan?" tanya Ifana menarik tangan Adira.

"Guys, kalian mau tahu? Siap siswi sekolah kita yang jadi simpenan om-om?"

"Emang siapa?" tanya yang lainnya.

"Adira." ujar Kesya, membuat Adira syok. Dan Ifana, menepuk dahinya.

"Dan aku punya buktinya." memperlihatkan bukti vidio di ponselnya.

Melihat reaksi teman-temannya yang menutup mulut tak percaya. Adira langsung merebut ponsel Kesya.

"Kalian lihat sendiri kan? Adira menerima banyak uang dari Om-om tersebut. Kalian pasti bisa menyimpulkan sendiri. Sejauh mana hubungannya sama Om-om itu." sindir Kesya menatap Adira dengan sinis.

"Wah Adira, kami gak percaya loh. Kalau kamu nakal juga." seru salah seorang murid cowok. "Satu jamnya berapa sih? Bisa lah, ya. Harga teman." lanjutnya lagi.

"Kamu mau mengelak seperti apa lagi sih Adira? Atau kamu mau nangis? Pindah sekolah misalnya?" tanya Kesya tersenyum penuh kemenangan.

"Udah diam. Kita dengarkan dulu penjelasan Adira." ujar Ifana. Karena dia sendiri juga penasaran.

"Aku baru tahu, jika kamu sangat menikmati, jika aku malu ataupun kesusahan. Atau kamu juga mau, jika aku melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan?" tantang Adira.

"A-apa maksudmu?" panik Kesya.

"Kamu pasti paham. Tenang lah, aku gak seburuk yang kamu kira." ujar Adira.

"Oya, kalian mau ikut aku gak? Untuk membuktikan siapa lelaki yang memberikan aku uang."

"Jangan bertele-tele Adira. Cepat jelaskan." ujar seorang cewek.

"Aku gak mau menjelaskan. Karena kalian juga gak akan percaya. Aku akan memberikan bukti. Agar kalian semua paham. Dan tidak mudah percaya sama gosip murahan." jelas Adira.

Dan mereka semua setuju untuk mengikuti Adira. Karena semua mereka sangat penasaran tentang bukti yang ingin di tunjukan oleh Adira.

Setelah melewati beberapa menit di perjalanan. Akhirnya mereka sampai di depan supermarket.

"Masuk lah, belanja saja sepuasnya. Aku traktir." seru Adira saat mereka sudah turun dari sepeda motor.

"Kamu mau traktir kita pakai uang haram? Gak sudi." cetus Kesya.

"Adiramart? Ini punyamu?" tanya Ifana yang membaca papan nama. Dan semua orang mengikuti ke arah dimana papan nama tersebut di pasang.

"Ayok kita masuk." ajak Adira mengandeng tangan Ifana.

Kasir dan para pekerja lainnya tersenyum ramah ke arah Adira. Mereka semua mengenal Adira sebagai anak dari bos mereka.

"Ambil aja, apa pun yang kalian mau. Aku mau ke atas dulu. Atau kalian mau ikut?"

"Ya, kami semua akan ikut. Karena kami tidak ingin kamu bohongi." ungkap Kesya.

1
Sativa Kyu
👍👍👍
Mma Aldi
Luar biasa
sulthan haidar
Lumayan
Esti Esti
keren aku suka
Daun Pedis Panas
bagus ifana kerjain trus satria haha
Arnheta Vallerian
seimbanglah ma pas bikinnya hahaha
Arnheta Vallerian
lucu bgt bacot c ella...klw c adira gk beradab yg harus disalahin ya loe pea
Arnheta Vallerian
bukan salah adira,bukan pula adira pembawa sial tpi perlakuan loe berdua yg jolim ama adira
Arnheta Vallerian
dasar bangke penyakitan,penyakit hati jga....namanya kabur dicari pasti balik lgi lah kan bukan pergi selamanya bangke
Arina Sabrina
kelurga mental..tp aku still baca..
Arina Sabrina
ni ada masalah mental..serius mental
Arina Sabrina
BAB***
Santy
Bkin ngis ja torrrrrr krn ku Perna di posisii ni '
Rasany ngk enk bget
Muliana: Sabar ya, karena kebanyakan orang tua gak pernah sadar, jika secara tidak langsung membanding-bandingkan anaknya
total 1 replies
TakSukaYaSudah
alangkah indahnya lagi, masa² berbaikan kalian saat ayah dan kakek masih ada ... sedih
TakSukaYaSudah
sihat pula kau yaaa .. tak de pengsan² lagi ... wahhh hebat kau . huhuhu
TakSukaYaSudah
celaka... penjahat
TakSukaYaSudah
memang
TakSukaYaSudah
celaka .. laki² hancur gara2 perempuan.... aku perempuan jadi malu.... tp ... jika memang ada begitu di alam nyata, sungguh semua itu akan DIPERHITUNGKAN.....
Muliana: Semoga kita dijauhkan /Panic/
total 1 replies
TakSukaYaSudah
gih tinggal bersama kakek ya Adira... aduhaiiiiii
Muliana: Lebih di sayangi lagi
total 1 replies
TakSukaYaSudah
mati pun tak pe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!