Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Fang Chen yang bereinkarnasi ke masa mudanya saat berusia 20 tahun. Dia mati karena dikhianati oleh saudara angkatnya sendiri di Alam Dewa karena permasalahan sebuah harta yang ternyata itu adalah Sistem Kultivasi Modern.
Dia mewarisi sebuah harta berupa Sistem dan karena dia tidak ingin menjadi terlalu naif seperti kehidupan sebelumnya, dia saat ini menjadi sosok yang sangat sadis dan jarang berbelas kasihan kepada orang, dia melewati lika-liku kultivasi menuju puncak hanya untuk satu tujuan yaitu BALAS DENDAM kepada orang yang mengkhianatinya dulu.
Salam Sistem.
Faisal Fanani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faisal Fanani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
P7 - Paradoks
“Baik guru, murid ini akan secepatnya menyusul guru di sana, meskipun itu entah membutuhkan berapa lama, tapi murid ini sudah bertekad untuk menemui guru di sana, hadiah yang guru berikan sekarang sudah terlalu banyak, murid tidak berani membuat guru memberikan Hadiah yang lain” Fang Chen.
“Itu tidak memberatkan guru, memang hadiah itu khusus guru berikan kepadamu, sudahlah nanti kamu juga akan paham dengan hadiah yang guru maksud, sekarang guru akan mulai mentransfer pengetahuan, jika kamu tidak bisa langsung memahami pengetahuan yang masuk tenang saja …” kakek itu.
“Jangan pernah memaksakan pengetahuan itu, kamu nanti hanya akan berada dalam kondisi pingsan karena banyaknya pengetahuan yang tiba-tiba masuk, tapi pengetahuan itu akan langsung ditransfer ke dalam otakmu, sehingga menstimulasi kinerja otak meskipun dalam keadaan pingsan, apakah kamu mengerti? Bersiaplah!” kakek itu.
“Mengerti guru dan murid ini sudah siap” Fang Chen langsung fokus dalam posisi Duduk Lotusnya, hingga kakek itu seperti berbicara dengan sesuatu kemudian muncul sebuah Cahaya Putih dari telapak tangan kakek itu, kakek itu langsung mengarahkan Cahaya itu untuk masuk ke dalam kepala Fang Chen dengan cara menyentuh dahinya.
Ketika tangan kakek itu bersentuhan dengan dahi Fang Chen, Cahaya itu secara mengejutkan terserap dengan sempurna ke dalam kepala Fang Chen, setelah itu kakek sekaligus guru Fang Chen berkata dengan lirih “Semoga kamu hidup bahagia muridku, kamu juga harus bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan apa yang kamu pilih, untuk nama gurumu ini, jika kamu sudah ingat adalah Bai .h.n, selamat tinggal muridku …” tubuh kakek itu berangsur menghilang,
Disaat yang bersamaan, “Argh, Argh, Argh” Fang Chen berteriak kesakitan karena menerima begitu banyak pengetahuan mengenai berbagai hal, meskipun dia memang sangat jenius, tapi pengetahuan yang diterimanya barusan sangat-sangat banyak dan semuanya memiliki enkripsi kuat tersendiri.
Sesuai dengan perkiraan gurunya, Fang Chen tidak akan mampu sadar dengan tingkat pelatihannya yang sekarang, tubuhnya merespon dengan membuat Fang Chen pingsan, jika tidak mungkin bisa menyebabkan dia mengalami pendarahan dalam yang sangat parah.
Dan yang menguatkan Fang Chen tetap menjadi seorang jenius dari orang yang lain adalah jika diasumsikan orang normal menerima pengetahuan seperti yang dia dapatkan dari kakek itu, mungkin mereka semua membutuhkan waktu 5 tahun dalam koma untuk hanya menyerapnya saja, bukan untuk memahaminya.
Sedangkan Fang Chen yang saat ini pingsan, hanya membutuhkan beberapa jam saja hingga dia pingsan, sangat terlihat sekali perbedaanya, serta dia hanya membutuhkan waktu 5 jam agar dia bisa bangun dari pingsan/koma nya itu, tidak ada lagi manusia di belahan bumi manapun yang seperti ini.
Singkat cerita lima jam berlalu dengan tenang karena Fang Chen pingsan, kemudian dia terbangun dari pingsannya, ketika dia menyadari sekitarnya ternyata gurunya sudah tidak ada, dia juga sempat mengingat perkataan terakhir gurunya itu.
Setelah beberapa waktu Fang Chen melamun, dia merasa seluruh tubuhnya kesakitan terutama kepalanya, kemudian dia memutuskan untuk tidur dengan posisi sama persis ketika dia pingsan barusan tadi, mungkin dia masih kelelahan setelah memahami semua pengetahuan yang dia dapatkan itu, kemudian dia pun tertidur selama tiga jam kedepan.
“Bajingan…”
“Hah, hah, hah …” Fang Chen terbangun dari tidurnya.
Fang Chen kemudian tersadar bahwa apa yang dirasakannya sekarang seperti dulu, dan yang dulu dia rasakan seperti sekarang, “Hmm, sebuah paradoks ya?” gumamnya.