Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 22 - Kamu Harus Berubah
Mendekati jam 10 pagi, Aileen mulai cemas. Dia semakin takut menunggu waktu pertemuannya dengan Havana.
Aileen gelisah, berulang kali mondar mandir di ruang ruang tamu menunggu bell apartemen itu berbunyi.
Dan saat Bell itu benar-benar berdenting, Aileen terperanjat kaget.
"Astaga! ya Ampun! bikin kaget saja," gagap Aileen. Dengan jantung yang bergemuruh takut dia pun membuka pintu apartemen itu.
Seketika tatapannya langsung bertemu dengan seorang wanita yang cantik luar biasa.
Havana berdiri disana dengan memegang sebuah koper berukuran sedang berwarna merah muda.
Mereka sama-sama memandang, sama-sama mengamati satu sama lain dan sama-sama terkejut.
Havana terlihat sangat cantik dengan warna rambut yang dicat sembarang, entah ada berapa warna diatas rambut panjang itu, namun terlihat begitu cocok dengan wajahnya. Kulit putih bersih dan tinggi semampai, Aileen bahkan sedikit mendongak untuk menatap wajahnya.
Terpana.
Sementara Havana menatap bingung pada seseorang di hadapannya ini, wajahnya sangat cantik, lugu dan berseri. Tapi dandanannya seperti seorang bocah laki-laki.
"Kamu Aileen?"
"I-iya, apa Anda Nona Havana?"
Havana semakin terperangah saat mendapati Aileen yang bicara formal. Di jaman ini masih saja ada seorang anak muda yang seperti hidup di jaman penjajahan.
"Serius kamu Aileen?"
"Iya Nona." Aileen mulai takut, apa lagi saat melihat Havana menatapnya lekat, seperti sedang menilai tampilannya.
"Ayo masuk, kamu harus banyak bercerita padaku!" ucap Havana akhirnya dengan suara yang menggebu. Dia bahkan menarik tangan Aileen untuk masuk ke dalam apartemen.
Satu tangannya menarik Aileen dan satu tangannya menari koper. Dia sudah tidak tahan meluapkan semua pertanyaan yang berkumpul kepalanya.
"Kamu Aileen?" tanya Havana sekali lagi saat dia dan bocah ini sudah duduk di sofa ruang tengah.
"Iya Nona."
"Kamu calon istri kakak ku?"
"I-iya."
"Ha?! tunggu-tunggu, biar otakku waras dulu." Havana menarik dan membuang nafasnya pelan, tanpa ditanya dia tahu jika usia Aileen lebih muda dari pada dia.
Tapi bagaimana bisa kakaknya itu memilih calon istri yany masih belia, lebih parahnya lagi Aileen tidak terlihat seperti nona muda.
Cukup lama mengatur nafas dan akhirnya Havana tenang.
"Kak," panggil Havana, dia coba menghormati sang kakak, jika Aileen adalah calon istri Hansel maka dia pun harus memanggil Aileen dengan sebutan kakak.
Sementara Aileen yang di panggil kakak malah mulutnya menganga, merasa tak pantas dihormati wanita cantik ini.
"Nona panggil saja nama ku."
"Kalau begitu jangan panggil aku Nona."
"Tapi_"
"Kamu panggil aku Havana, aku panggil kamu Aileen."
"Tapi_"
"Setuju tidak?"
"Baiklah," jawab Aileen pasrah, bicara dengan Havana membuatnya seolah sedang bicara dengan Hansel. Dia selalu tak bisa melawan.
Sangat lama mereka bicara berdua disana, bahkan sampai Havana lupa tentang ponsel yang harus segera dia berikan.
Dari Aileen akhirnya Havana tahu bahwa sebenarnya bukan dia yang dijodohkan oleh Hansel. Tapi kakaknya itu tetap bersikukuh untuk memperistri Aileen.
Havana sangat yakin, jika sang kakak sudah memikirkan ini matang-matang, tidak mungkin seorang Hansel mengambil keputusan tanpa pikir panjang.
"Aku setuju saja kakak menikah dengan mu, tapi aku tidak setuju dengan penampilan mu yang seperti ini. Kamu harus berubah!" Ucap Havana dengan lantang, dia gemas sekali melihat Aileen seperti seorang pria. Dia gatal ingin merubah Aileen menjadi sangat cantik sebagai seorang gadis.
"Berubah bagaimana?" tanya Aileen, bingung.
Tapi Havana malah menjawab dengan senyum miring.