Ada tempat yang ku sebut rumah tapi tidak membuatku nyaman. Jika orang lain akan pulang dengan senang. Maka aku akan pergi untuk tetap menjaga kewarasan ku.
Queena Elnora putri Davis.
--------
Harapan Elnora sederhana, Semoga keluarganya menyayanginya. Lelaki yang dicintainya memandangnya. Semuanya sudah ia lakukan. Dari cara yang halus sampai cara yang membuatnya terlihat bodoh.
Tapi semua berubah, berubah saat dia bermimpi. Mimpi yang mengharuskan ia berhenti melakukan hal-hal bodoh. Mimpi yang meminta ia untuk mencari kebahagiaan nya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms F, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.
Lora baru ingat masa kecilnya yang sempat ia lupakan berkat ucapan Theo.
Dulu sehari Ana kecelakaan. Lora pernah diam-diam ingin pergi menjenguk Ana. Tapi Lora kecil yang tak tahu jalan malah tersesat di taman yang tak jauh dari rumahnya. Dan tidak lama kemudian ia di bawa oleh orang-orang berbadan besar. Saat di dalam mobil dan memberontak. Ia merasakan sakit pada tangannya dan melihat salah satu dari mereka menyuntik nya. Setelah itu ia tidak ingat apapun lagi. Dan saat terbangun ia sudah berada di kamar dan melihat bik suri menangis disamping nya.
Ditengah lamunannya, Lora dikagetkan dengan ketukan pintu ruang nya. Dan saat ia mempersilahkan masuk. Dan saat melihat siapa yang datang. Ia langsung tersenyum.
"Haii, apa aku mengganggu"
"tidak, masuk lah" ucap Lora.
"Ada apa yang membawa Bos besar kemari", ucap jenaka Lora. Rio hanya tersenyum dengan candaan Lora.
Ya,, tamu yang datang tidak lain adalah Rio. Semenjak Lora menjadi Partner Rio tempo lalu. Mereka sering berkomunikasi sampai sekarang yang membuat mereka sedikit akrab.
"Tidak ada, hanya membawakan ini untuk acara besok malam. Tidak lupakan" ucap Rio sambil mengangkat paperbag yang ia bawa.
" ngapain kamu repot. Bukannya aku sudah bilang kalau aku sudah punya pakaian sendiri" ucap kesal Lora
"Masa desainer pakaian dikasih pakaian lagi" lanjutnya
"hahaha,, maaf maaf" tawa Rio
"aku cuma ingin memberi ini supaya pakaian serasi. Sengaja aku pesan couple" ucap Rio
"kamu tidak keberatan kan" lanjutnya
"huff,, kamu tidak perlu repot-repot. Tapi terima kasih atas pemberian nya" ucap Lora sambil menerima pemberian Rio
"Apa kamu punya waktu untuk makan siang bersama" ucap Rio
"maaf, aku tidak bisa. Kamu lihat kerjaan ku menumpuk" ucap Lora sambil menunjuk meja yang penuh kertas berserakan
"ok ok baiklah, kalau gitu aku permisi. Dan sampai jumpa besok" ucap Rio pamit dan berlalu dari sana.
...****************...
Disisi lain, Garvin dan si kembar yang sedang berkumpul disebuah ruangan dan memperhatikan lelaki paruh baya yang terbaring dengan alat-alat yang sudah menempel selama lima tahun lamanya.
"Kapan dia akan bangun" ucap Vano dan dibalas gelengan oleh vino dan Garvin.
" Keluarga kita hancur" ucap Vano menatap lelaki yang terbaring dengan pandangan kosong
"Apa hukuman yang kita terima tidak cukup. Kita sudah hancur, kita sudah kehilangan segalanya. Apa harus kita juga mati baru kita mendapatkan maaf darinya" lanjutnya tanpa sadar meneteskan air mata
"Bersabarlah, suatu saat kalian akan mendapatkan maaf dari nya" ucap tiba-tiba lelaki yang merangkul Vano
"Tapi kapan om, kapan dia akan memaafkan kami. Apa kami harus mengorbankan nyawa kami baru maaf nya kami terima" ucap vano sedih
"Mengerti lah, jadi El itu tidak mudah. Sedari kecil ia berjuang sendiri atas perilaku yang kalian lakukan. Saat ini ia mencoba menyembuhkan luka dihatinya. Dan sampai saat itu tiba, bersabar lah" ucap lelaki yang disebut Om tersebut kepada ketiga keponakan nya.
Lelaki yang di sebut om oleh mereka merasa sedih dengan hal yang mereka hadapi. Awalnya ia ingin sekali menghajar ketiga keponakannya serta kedua orangtua mereka. Dan awalnya ia tak percaya berita ia dapat dari anak buahnya tentang keadaan mereka selama bertahun-tahun. Sampai beberapa Minggu yang lalu.
Saat perusahaan keluarga yang ia pegang mengalami kerugian besar dan diambang kebangkrutan. Tiba-tiba datang bantuan dari lelaki yang ia kenal dan mungkin sempat ia benci karena menjadi salah satu dalang kesedihan Elnora.
Tapi saat lelaki tersebut menjelaskan serta memberikan bukti-bukti dan saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri nasib para keponakannya yang lain. Ia merasa iba dan mencoba memaafkan mereka.
Ia sedih, sebab Elnora sampai saat ini tidak tahu menahu keadaan keluarganya. Dan masih menutup mata dan hatinya tentang berita orang-orang masa lalunya. Ia ingin membantu, tapi ia sudah terlanjur janji pada Elnora, bahwasanya ia tak akan ikut campur tentang masalah yang satu ini.
#tBc
akhirnya mereka sdh mulai bisa berdamai semuajya