Arsya di paksa pulang ke rumah untuk mengasuh sang kakak,dan setelah sang kakak tiada Arsya di paksa menjadi pengganti,karena memiliki wajah yang hampir sama persis.
yang pada awalnya Arsya terpaksa pada akhirnya Arsya terbiasa hingga tanpa sadar Arsya menjadikan sang kakak setengah dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
orang yang sama
"kak Aslan, udah ketemu belum sama kak Arsya?"tanya Rian dari seberang telpon.
Aslan yang sedang mengemudi tidak tau harus menjawab apa,tujuan nya sekarang bukan mencari Arsya tapi untuk menemui Kay terlebih dulu.
"belum,ini masih di jalan!".
"kak Arsya sangat jauh berbeda sekarang,jangan sampai kak Aslan tidak mengenal nya!"jelas Rian yang memang Arsya tidak berpenampilan seperti Senja yang sering di lihat Aslan.
"terus bagaimana cara aku mengenali nya?"
"ke bengkel dekat rumah dulu kak! liat apa motornya masih ada di sana,kalau udah ngak ada berarti kak Arsya perginya naik motor!"
tiba di bengkel,Aslan tidak mendapati Kay berada di sana.
"den Aslan terlambat,neng Kay nya sudah pergi 15 menit yang lalu"ucap pak Yanto.
"makasih ya pak udah kasih tau saya,saya permisi dulu!".
"Rian,Arsya pakek motor apa?"tanya Aslan pada Rian yang masih setia di seberang telpon.
"vespa biru, kak Aslan pasti pernah melihatnya di bengkel pak Yanto!"jelas Rian yang membuat Aslan tersadar kalau Kay dan Arsya adalah orang yang sama.
Aslan kembali melajukan mobilnya membelah jalanan yang terlihat sedikit macet itu, matanya terus memantau kanan kiri untuk mencari keberadaan Arsya.
Tiba di perempatan lampu merah Aslan melihat motor yang sangat persis berada tidak jauh di depannya.
Saat lampu sudah kembali hijau dan motor di depannya sudah jalan duluan,Aslan mencoba mengejarnya,dia yakin kalau itu pasti Arsya kerena penampilan nya sangat persis seperti yang dijelaskan oleh Rian tadi.
Tin tin tin
Aslan menekan klakson mobilnya dan menyalip Arsya.
Arsya tertegun melihat mobil yang tiba-tiba berhenti didepan nya untung Arsya reflek dan menghentikan motornya tepat waktu.
melihat Aslan yang keluar dari mobil tersebut Arsya kembali mematung"kenapa dia mengikuti ku?"gumam Arsya dalam hati.
"mau kemana?"tanya Aslan menghampiri Arsya.
"emang nya kenapa?"balik tanya Arsya.
"loe pergi dari rumah punya tujuan?"
"urusannya sama loe apa?"Arsya terlihat tidak peduli dengan pertanyaan Aslan,dia tau pasti Aslan seperti keluarga nya yang tidak ingin Arsya pergi membawa Senja.
"ikut gue sekarang!"
"loe mau bawa gue kamana,balik kerumah itu lagi?,kalau iya, sorry gue ngak mau!"tolak Arsya tanpa tau kemana Aslan akan mengajak nya.
Aslan terlihat geram dan mencoba menarik koper Arsya dari atas motor,tapi Arsya menahannya.
"gue tau pasti loe ngak punya tujuan,jadi ikut gue sekarang!"perintah Aslan menarik paksa koper Arsya dan memasukkan nya kedalam bagasi mobil Aslan.
Arsya yang tidak terima, turun dari motornya dan menghampiri Aslan"maksud loe apa?"geram Arsya.
"selama ini gue yang ngebantu dan ngedukung loe buat kembali,sekarang loe mau pergi dari gue,ngak segampang itu!"jelas Aslan yang memang dia tidak ingin Arsya pergi apalagi Aslan tau kalau Arsya dan Kay adalah orang yang sama.
.
.
.
"loe bakalan tinggal disini mulai sekarang!"ucap Aslan sembari berjalan memasuki gedung yang memiliki 5 lantai itu.
Arsya hanya bisa mengikuti Aslan dari belakang,karena arsya kalah berdebat dengan Aslan tadi dan membuat Arsya berada disini sekarang.
tiba di lantai 4 dengan menaiki lift Arsya masih belum mengeluarkan suara nya.
"kata sandinya bakalan gue ganti menjadi tanggal loe pindah kesini dan itu hari ini"jelas Aslan membuka pintu apartemen nya.
"disini memiliki dua kamar dan kamar utamanya di sana,itu akan menjadi kamar loe sekarang,dan satunya lagi ruang kerja gue tapi tenang aja karena sekarang loe yang tinggal disini gue ngak bakalan sering-sering dateng."
Aslan menatap Arsya yang masih setia terdiam tanpa membantah apapun yang Aslan katakan.
"loe punya pertanyaan?"tanya Aslan berharap Arsya akan menjawab nya.
"ngak ada!"jawab Arsya singkat.
"loe ngak senang tinggal disini?"
"kalau iya loe bakalan biarin gue pergi?",
"ngak kan!"lanjut Arsya karena dia sudah tau jawaban Aslan.
"ini demi kebaikan kamu Arsya! Gimana kalau kamu kembali menjadi Senja pasti dia akan kembali kerumah orang tuamu,dan kalau kamu disini aku akan menjaga kamu!".
"itu tidak akan terjadi! selama tidak ada mereka yang terus menginginkan gue buat menjadi Senja maka tidak akan ada Senja disini!"jawab Arsya meski dia sendiri belum yakin dengan ucapannya.
"baiklah kalau itu yang kamu katakan! Tapi buat sekarang kamu harus berada dalam pantauan ku!",
"malam ini aku akan menginap disini!"lanjut Aslan merebahkan badannya di sofa.
Arsya terlihat terkejut seraya membulatkan matanya begitu lebar"loe bakalan tidur disini?"tanya Arsya meyakinkan.
"iya! kamu silahkan masuk ke kamarmu sendiri aku tidak akan mengganggu mu!"ucap Aslan menunjukkan pintu kamar Arsya dengan tangannya.
Arsya pun melangkah masuk ke dalam kamarnya meski dia sangat ingin melarang Aslan untuk menginap disana tapi Arsya tidak berani melakukan nya.
.
.
.
"Abang kemana Pa?"tanya Brian saat melihat Aslan tidak makan malam bersama mereka.
"Papa ngak tau! katanya tadi mau pulang duluan tapi sampai sekarang pun dia masih belum sampai!"jawab Rico terlihat kesal.
"oh begitu! Emang Abang belum pulang ya Ma?"tanya Brian pada Mona.
"belum! kamu coba hubungi Abang mu dulu!"perintah Mona.
Brian terlihat mengambil handphone nya dari dalam saku celana dan memanggil kontak Aslan tapi berulang kali Brian mencoba tetap tidak ada jawaban dari Aslan.
"tidak dijawab Ma! lagi sama temennya mungkin!"jelas Brian.
"yaudah kita makan saja tanpa dia!"ucap Rico.
.
.
.
"Pa! Bagaimana keadaan Senja Pa?"
"dia sudah makan belum ya?"seharian ini Anna terus mengkhawatirkan Senja entah itu saat Anna ingin makan atau saat Anna sedang menonton yang di ingat Anna terus saja Senja.
Hingga Andra dibuat cemas dengan sikap Anna.
"Ma! Mama makan dulu,kalau Mama udah makan pasti kakak juga makan!"bujuk Rian mencoba meyakinkan Anna.
"tapi Mama mengkhawatirkan kakak mu Rian!"
"Rian tau! Tapi Rian juga khawatir sama Mama kalau Mama ngak mau makan!"
"makan dulu ya!"pinta Rian lagi.
"Pa,tolong bujuk Mama!".
Rian di buat begitu khawatir pada keadaan rumahnya sekarang lebih buruk saat kematian Senja dulu, dulu ada Arsya yang menjadi pelampiasan Anna tapi sekarang Anna seperti orang linglung.
di satu sisi Rian merasa tenang karena Arsya sudah bebas,tapi di sisi lain Rian dibuat khawatir pada Mama nya yang kembali merasa kehilangan.
Rian sama sekali tidak tau apa penyebab orang tuanya sangat membenci Arsya, padahal dia tidak pernah melihat sisi buruk Arsya ,yang di lihat nya selama ini adalah sisi terlemah Arsya dan bagaimana kuatnya Arsya bertahan dalam kekangan orang tua mereka.