Dalam dunia persilatan penuh kekerasan, Fang Wei, seorang pemuda lemah, bertransformasi menjadi pendekar tangguh untuk membalas dendam atas kehancuran Sekte Vila Bambu Giok. Dengan bimbingan misterius Cheng Qing, Fang Wei menjelajahi dunia persilatan, menghadapi bahaya, dan menemukan kekuatan sejati.
INI ADALAH KISAH SETELAH RIBUAN TAHUN SETELAH KISAH XIAO CHEN (LPN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laghrima~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelatihan Terakhir Xiao Chen
"Senior Xiao apa yang telah terjadi?"
Fang Wei merasa kebingungan melihat kondisi Chi Yue yang berantakan serta bersimbah darah sama halnya dengan Xiao Chen yang sebagian pakaiannya robek hingga bagian tubuh kekarnya terlihat.
Mereka berdua baru kembali setelah matahari sudah meninggi, semalam Fang Wei memang mendengar keributan yang cukup jauh namun ia tidak menyangka jika penyebab keributan itu adalah Xiao Chen yang menghajar Chi Yue.
Xiao Chen tidak memberi penjelasan penuh dia hanya mengatakan jika Chi Yue pantas mendapatkannya karena mulutnya terlalu banyak bicara hal yang tidak perlu, Fang Wei hanya mengangguk menggapinya dan tidak mencari tahu lebih jauh.
"Wei gege, walaupun kau belajar darinya tapi kelak jangan tertular sifat jeleknya!" Chi Yue menunjuk Xiao Chen yang mendengus kesal kepadanya.
"Tutup saja mulutmu! Kali ini kau beruntung tapi tidak untuk lain kali." Ucap Xiao Chen lalu berlalu masuk ke dalam rumah mengganti pakaiannya.
Fang Wei hanya tersenyum canggung, baginya Xiao Chen terlihat cukup dingin walau selalu tersenyum hangat tapi kali ini ia melihat Xiao Chen bersifat sedikit kekanakan.
"Wei gege, aku akan pergi membersihkan diri dahulu jadi pastikan tunggu aku." Ucap Chi Yue seraya meleset ke udara dan pergi setelah melambaikan tangannya ke Fang Wei.
Tidak lama Xiao Chen keluar dengan penampilan lebih rapi serta Fang Wei yang sudah menunggunya di ruangan makan, sebenarnya Xiao Chen tidak merasa lapar tapi melihat Fang Wei dengan senyuman hangatnya membuatnya perlu makan hari ini.
"Bahkan kebiasannya sama persis, Guru Fang... Bila ada kehidupan setelah aku mati, aku berharap kita bisa kembali bersama seperti dulu." Batin Xiao Chen setelah melihat Fang Wei yang makan dengan tenang tampa bicara sepatah katapun.
Kenangan Xiao Chen kembali terbayang setelah makan berdua dengan Fang Wei, dia teringat akan Fang An yang juga tidak menyukai berbincang ketika sedang bersantap serta Fang Wei yang kini tidak mengenakan topeng lagi serta senyumannya itu menghangatkan hati Xiao Chen setelah sekian lama menahan kerinduan dengan Gurunya.
Xiao Chen masih teringat jelas akan orang terdekatnya yang pergi satu persatu sementara dia tetap hidup berkat tingkatan bela dirinya yang sudah melampaui batas pendekar pada umumnya sementara Fang An, Jiang Kun, Xuehua tidak bisa mencapai tingkatan setinggi dirinya pergi lebih dulu.
Berkat Akar Roh yang diciptakan oleh Long Nue sang Roh Baju Sisik Berlian dulu Xiao Chen berhasil mencapai tingkat Pendekar Naga hingga puncak serta ribuan qi di tubuhnya membantunya hidup lebih lama, namun hal itu tentu tidak membuatnya selalu bahagia walaupun Xiao Chen berhasil menghentikan Era Kekacuan tetapi kehilangan orang terdekatnya meninggalkan luka mendalam di hatinya.
"Senior Xiao, apakah ada masalah?" tanya Fang Wei setelah melihat Xiao Chen yang masih menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Ahh, tidak. Aku hanya merasa haru sudah sangat lama tidak menikmati hidangan seperti ini." Xiao Chen memalingkan wajahnya dia tidak sadar sudah menatap Fang Wei terlalu lama.
Biasanya mereka tidak pernah makan berdua karena Chi Yue selalu ikut dan ribut di meja makan namun kali ini tidak ada kehadiran Chi Yue sehingga kenangan lama itu kembali teringat oleh Xiao Chen.
Setelah bersantap Xiao Chen menjelaskan jika hari ini adalah latihan terakhir untuk Fang Wei, dia sudah menyiapkannya kemarin. Latihan kali ini untuk membantu Fang Wei membuka seluruh meridian di tubuhnya dengan bantuan halilintar sama halnya dengan cara Dong Feng melatihnya dulu.
"Senior Xiao, semalam Senior Chi mengatakan jika ada tingkatan bela diri lagi setelah mencapai Pendekar Suci puncak. Benar begitu?" tanya Fang Wei setelah Xiao Chen selesai menjelaskan cara pelatihan hari ini.
Xiao Chen tersenyum, "Kukira nenek tua hanya menceritakan hal yang tidak seharusnya..." sambungnya.
Xiao Chen lalu menjelaskan jika memang ada tingkatan yang lebih tinggi lagi yakni Pendekar Bumi, Pendekar Langit, Pendekar Naga dan terakhir adalah tingkatan yang hanya bisa dicapai oleh sebagian kecil orang bahkan di Benua tengah pun hampir sulit ditemukan, tingkatan itu adalah Pendekar Roh yang kemampuannya sudah diluar nalar hingga sudah hampir setengah abadi karena mampu hidup jauh lebih lama lagi.
Xiao Chen menambahkan jika di Benua Tengah tingakatan Pendekar Bumi sangat banyak ditemui bahkan ada beberapa orang yang ditemuinya berada di tingkatan Pendekar Langit serta Kaisar disana berada di Pendekar Roh.
Sementara di Benua Atas lebih menakjubkan lagi, orang disana bahkan mengendarai benda-benda yang mustahil dilakukan oleh kedua Benua lainnya. Serta banyak yang menggunakan kertas bertuliskan huruf mantra yang bisa berguna untuk pertarungan, perlindungan bahkan banyak lagi. Lebih jelasnya kemampuan orang di Benua ini lebih terlihat seperti sihir.
"Jadi diantara semua tingkatan itu, di tingkat manakah Senior Xiao sekarang?" Fang Wei hampir tidak bisa berkedip setelah penjelasan itu, ia tidak menyangka jika sungguh ada manusia yang bisa mencapai tingkatan setinggi itu.
"Tingkat bela diriku tidak setinggi yang kau bayangkan, sudah lama aku hanya terus berada di tingakatan Pendekar Naga." Xiao Chen tersenyum tipis.
Fang Wei terbatuk-batuk karena tersedak ludahnya sendiri, dia memandang Xiao Chen takjub jika Pendekar Naga sudah sehebat ini maka sehebat apalagi Pendeka Roh? Fang Wei bahkan tidak bisa membayangkannya.
"Dasar si tukang pamer!"
Chi Yue tiba-tiba muncul sambil mendengus kesal kepada Xiao Chen, sementara Fang Wei memegangi dadanya yang berdegub kencang karena kemunculan Chi Yue tampa aura keberadaan sedikit pun.
"Astaga Wei gege! Maafkan aku, apa kau baik-baik saja?" Chi Yue panik, Fang Wei hanya menggelang jika ia tidak apa-apa.
Demikianlah Xiao Chen mengajak Fang Wei untuk segara menuju suatu tempat, Chi Yue kali ini memilih ikut daripada kembali ditinggal sendiri.
Tidak lama kemudian mereka tiba di sebuah kurungan kayu yang dibuat kokoh oleh Xiao Chen dan di dalamnya terdapat seekor tikus ukuran besar serta ekornya yang terus mengalirkan listrik.
"Ini adalah tikus listrik dan dia akan berguna untuk latihanmu nantinya." Ucap Xiao Chen menunjuk tikus itu yang kini panik dan berlari kesana-kemari.
Fang Wei menelan ludahnya karena mengira akan bertarung lagi, setidaknya ia takkan mati jika ekor tikus itu menghantam tubuhnya namun tetap akan memberinya luka serius melihat tegangan listriknya.
Xiao Chen tersenyum canggung setelah menyadari pikiran Fang Wei, dia lalu menjelaskan jika tikus ini akan digunakan untuk menunjukkan tempat yang akan digunakan Fang Wei berlatih bukan untuk bertarung. Penjelasan itu membuat Fang Wei lega.
Xiao Chen lalu menghancurkan kurungan itu membuat tikus listrik di dalamnya kabur dengan gerakan yang sangat cepat, Xiao Chen lalu meraih kerah baju Fang Wei dan Chi Yue kemudian meleset cepat mengikuti arah tikus itu pergi.
Kali ini Fang Wei sudah bisa bernapas lebih stabil karena kemampuannya sudah banyak meningkat berkat bantuan Xiao Chen, tidak butuh waktu lama untuk mereka tiba di suatu tempat yang sangat menakjubkan.
Tempat itu sengat luas serta dipenuhi oleh banyak tikus listrik dengan ukuran yang lebih besar dari tikus sebelumnya, yang membuat Fang Wei terperangah ketika terlihat sebuah halilintar yang terus menyambar dimana-mana dan para tikus itu nampak sangat bahagia ketika disambar halilintar.
"Ini adalah Lembah Halilintar dan kau akan berlatih di pusat tempat itu." Xiao Chen menunjuk sebuah pohon yang mendapat sambaran halilintar yang lebih besar berkali-kali.
"Ya? Maksud Senior Xiao..."
Xiao Chen tersenyum penuh makna lalu mengatakan jika Fang Wei hanya perlu duduk di bawah pohon itu dan membiarkan tubuhnya disambar halilintar sebanyak 99 kali untuk membantunya menemukan letak seluruh titik meridiannya dan membukanya.
"Sembilan puluh sembilan kali?! Senior Xiao aku merasa nyawaku tidak sebanyak itu..." Wajah Fang Wei berkedut.
"Sambaran itu tidaklah sakit setelah semua tubuhmu sudah diperkuat sebelumnya, aku sendiri masih hidup setelah merasakan halilintar itu juga." Ucap Xiao Chen masih dengan senyum penuh maknanya.
"Wei gege, kali ini dengarkan saja ucapannya." Chi Yue juga tersenyum aneh.
Fang Wei menatap sekali lagi tempat itu lalu menghela nafas, dia tidak bisa lagi menjadi penakut demi tujuan akhirnya nantinya.
Xiao Chen lalu meminta seluruh barang berharga Fang Wei sebelum masuk, Xiao Chen mengatakan akan menunggunya di tempat itu sampai selesai dan mengatakan jika tidak perlu pedulikan para tikus itu karena mereka tidak akan menyerang jika tidak diserang duluan.
Fang Wei lalu duduk bersila di bawah pohon itu ia memejamkan mata dan memfokuskan dirinya tidak lama satu sambaran halilintar menghantam tubuhnya.
"Tidak sakit apanya? Sial sekali aku tertipu!" Fang Wei menggertakkan giginya, ia nyaris kehilangan kesadarannya setelah sambaran itu bahkan kepalanya terasa berasap namun ia memang merasakan jika seluruh meridiannya terbuka selama beberapa detik.
Sambaran kedua datang dan berlanjut seterusnya, Fang Wei kali ini tidak lagi sudah terbiasa dengan rasanya sehingga dia lebih fokus untuk membuka seluruh meridiannya, tikus lembah itu memandangnya dengan iri karena halilintar terus menyambarnya.
Di luar lembah itu Xiao Chen sedang memeriksa seluruh barang Fang Wei di kantong ruangnya dan menemukan banyak barang berharga termasuk Pedang yang memancarkan hawa dingin yang menusuk.
"Pedang Telaga Salju, sekelas pedang pusaka yang langka namun tidak lebih baik dari Pedang Sihir." Jelas Chi Yue setelah mengamati pedang itu.
"Penempa Roh itu sangat hebat bahkan lebih hebat lagi cara bersembunyinya, entah apa yang ingin dicapainya setelah membuat kekacauan." Xiao Chen mendengus kesal.
Chi Yue memutar matanya, baginya ia juga tidak memahami kenapa Penempa Roh itu terus menarik Roh dan mengacaukan dunia Roh demi menempa pusaka yan bahkan tidak dia gunakan dan malah menyebarkannya diseluruh dunia begitu saja.
***
Hai, Terima kasih atas like dan komentarnya... semua dukunganmu sangatlah berharga ;)
Oh, kemarin ada sebuah komentar yang saya baca kurang mengenakkan dan setelah saya baca setiap komentar di profile rupanya dia sudah biasa memberi komentar yang sama dengan karya Author lainnya.
Ya, cukup lucu sebenarnya... Ya menurut saya mengapa tidak buat karyamu sendiri agar lebih sesuai dengan keinginanmu tampa harus memberi kata kata yang tidak mengenakkan.
Oh, mengenai saran dari salah satu pembaca setia LPPN ini saya cukup tertarik... tidak apa apa kamu tidak bisa memberi dukungan yang lebih, kehadiran kamu serta saranmu sudah sangat berharga.
Jadi... jika ada yang bersedia memberi 10 tip untuk ditukar dengar rilisan 5 bab saya akan melakukannya. Saya tidak memaksa, LPPN akan tetap rilis setiap hari...
Berkarya itu tidaklah mudah...
Tetap jaga kesehatanmu...
seperti yin dan yang
wkwk