Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
awal yang baru
Setelah Jemmy pergi meninggalkan kontrakannya, Tamara segera membereskan semua barang-barangnya. Termasuk buku nikah, sebuah black card dan uang hasil maskawin dari sang suami. Tamara pun menyimpannya di dalam kopernya dengan rapi.
...----------------...
Pagi hari Tamara tengah sibuk berkutat di dapur, dia ingin membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Namun saat memasak dia teringat dengan sang suami yang sekarang tinggal berjauhan dengannya.
"Lo kenapa gue jadi kepikiran tentang dia ya, padahal gue nggak punya perasaan apapun pada nya" gumam Tamara pada dirinya sendiri.
"Ehhhh.... tapi ya nggak salah juga gue kepikiran dia, lagian kan udah halal"
Tamara pun akhirnya memutuskan membuat sarapan untuk dirinya dan sang suami. Setelah membuat sarapan, kini Tamara sedang menata sarapan untuk sang suami, entah kenapa tiba-tiba dia ingin membawakan Jemmy sarapan. Selesai menata sarapan untuk suaminya, Tamara pun bergegas segera mengendarai motor nya menuju ke sekolah tempat dia menimbah ilmu. Sampai di depan pintu gerbang sekolah, Tamara mencoba mengirimkan pesan WA kepada sang suami.
"Assalamualaikum.... Mas kamu hari ini ke sekolah nggak?"
Pesan yang Tamara kirim untuk sang suami.
"Wa'laikum salam....Ta, Mas nggak ke sekolah, Mas bentar lagi meeting dengan klien.... kenapa kamu kangen mas?"
"He'em nggak juga sih, aku cuman tanya iseng aja, Mas udah sarapan?"
"Sayangnya Mas belum sarapan.... Mas maunya di buatin kamu Ta"
"Aku udah buatin Mas sarapan, hanya saja.... bentar lagi sekolah sudah masuk, gimana kalau aku nitipin bekalnya Mas di pos satpam penjaga pintu gerbang?"
"Wah.... makasih Ta, ternyata kamu ingat Mas juga sebagai suamimu.... kenapa harus di Pos satpam nggak di ruangannya Mas saja?"
"Nggak ingat juga sih, cuman...cuman ya aku mau belajar, menerima semua ini dengan ikhlas dan belajar menerima Mas.... pengennya sih naruhnya di ruangan Mas langsung, tapi aku nggak ada akses ke ruangan Mas, jadi aku nitipnya di Pos satpam saja ya, Mas"
"terima kasih Ta, terima kasih untuk kepercayaan kamu, Alhamdulillah.... Mas senang mendengarnya, Kehidupan keluarga akan selalu diberkati oleh Allah SWT jika mereka selalu menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu cara termudah adalah dengan saling mencintai dalam pernikahan"
"Ta, kamu boleh menitipkan sarapannya Mas, di post satpam penjaga pintu gerbang, Mas akan segera ambil di sana, semangat buat belajarnya..."
Setelah mendapatkan balasan dari sang suami, Tamara pun segera membawa bekal makanan tersebut menuju Pos Satpam penjaga pintu gerbang.
"Assalamualaikum....Pak"
"Wa'laikum salam.... neng sudah sehat ya? Bapak nggak nyangka neng di kunciin di gudang"
"Alhamdulillah.... sudah Pak, terima kasih.... maaf Pak apa saya boleh menitipkan bekal makananan ini untuk Pak Jemmy"
"Owalah.... bisa neng, kalau Pak Jemmy datang Bapak akan berikan, Bapak tau ini sebagai ucapan terima kasih karena Pak Jemmy sudah menolong neng kan"
"Hehehe...iya Pak sebagai ucapan terima kasih"
"Baik neng, semoga kedepannya tidak ada lagi pembullyan seperti yang di alami neng"
"Ammiiin"
Selesai menitipkan kotak makanan itu, Tamara pun segera memarkirkan motornya di parkiran dan berlari menuju kelasnya.
"Hufft....hufft....hufft... akhirnya gue sampai juga di kelas" gumam Tamara sambil mengatur nafasnya.
"Dari mana Lo? Kenapa Lo harus berlari begitu?" Tanya Diana.
"Gue takut terlambat mengikuti ulangan hari ini gaes! Jadi gue putuskan untuk berlari menuju ke kelas ini" jawab Tamara.
"Santai... tenang saja orang ini baru jam tujuh kurang dua puluh lima menit kok, jadi masih lumayan lamalah buat kita melaksanakan Ulangan Harian" ucap Diana.
"Pagi gaes ....... lagi ngebahas apaan sih? Kok serius amat?" Seru Sesilia.
"Ya ampun Ses, gimana kabar Lo? Gue kangen banget sama Lo?" ujar Tamara.
"Gue juga kangen kalian semua, alhamdulillah..... kabar gue baik Tama, oh iya tadi kalian ngebahas apa sih?"
"Kita ngebahas sebentar bakal di adakan ulangan harian fisika" ucap Diana.
Mereka pun bercakap-cakap dengan Sesilia, sedangkan Jemmy yang baru sampai di tempat satpam penjaga pintu gerbang. Jemmy pun menyuruh Ari sang asisten untuk mengambil kotak makannya di Pak satpam. Ari pun bergegas menemui satpam.
"Selamat pagi Pak Ari, ini ada titipan dari neng Tamara Lourine katanya sih untuk Pak Jemmy, sebagai ucapan terima kasih, karena sudah menolongnya dari gudang pojok" ujar pak satpam sambil memberikan titipan dari Tamara.
"Baik Pak, saya permisi dulu"
Ari pun segera masuk kembali ke mobil sambil memberikan kotak makan, dari Tamara untuk Jemmy. Jemmy segera menerima kotak makan dengan mata berbinar-binar, Jemmy segera melihat pesan yang tertempel di atas tutup bekal makanan tersebut. Dan ternyata ada pesan singkat "semangat kerjanya, jangan lupa makan.... eits tapi sebelum makan ingat doa ya, dan jangan lupa tetaplah tersenyum" Jemmy membacanya sambil tersenyum. Ternyata di kertas itu juga ada inisial namanya adalah T.L.A.
"Ternyata kamu begitu perhatian juga Tam, aku pikir kamu orangnya bakal cuek dan jutek sesuai dengan wajah kamu" gumam Jemmy.
"Ya Allah.... ternyata bahagianya seperti ini ya... rasanya di perhatikan dan di masakin isteri itu hal yang luar biasa buatku.... terima kasih Engkau sudah menghadirkannya, membuat hidupku mulai berwarnah"
Tak menunggu lama lagi, Jemmy segera membaca doa dan segera menyantap makanan itu hinggah tandas tak bersisah.
"Ternyata kamu jago masak juga Ta, aku pikir kamu sama seperti cewek-cewek yang lain, yang selalu manja dan taunya dandan saja, kamu ternyata sangat mahir kamu bisa membuat makanan sederhana tapi cita rasanya tak kalah dari restoran bintang lima" gumam Jemmy.
Setelah menyelesaikan sarapannya Jemmy segera menuju ke tempat yang sudah di tentukan untuk bertemu dengan kliennya. Tepat pukul setengah sepuluh pagi, waktu istirahat pun tiba, seluruh siswa dan siswi pun berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Tak terkecuali Tamara bersama sahabat-sahabatnya, mereka berjalan ke kantin sekolah untuk mengisi perutnya. Namun saat menunggu pesanan mereka datang, ternyata si pembuat onar beserta antek-anteknya datang dan menghancurkan ketenangan mereka.
"Heii....!! kalian bisa minggir nggak? Ini meja itu milik kita.... kita mau meja ini....segeralah pindah, jauh-jauh sana husst ......." ucap Tamariska ngegas.
"Husst....hustt....sana pergi, orang kampung saja gayanya selangit, hahahaha....."
"Ya udah kita pindah saja yuk Tama, dari pada entah kita dapat masalah bukan pahala lagi" ajak Nadia.
"Iya kita pindah saja, biar kita di jauh dari dosa!" Sindir Diana kepada Tamariska dan antek-anteknya.
"Emang kita apaan di bilang berdosa!" Sentak salah satu antek-antek Tamariska.
"Kalau nggak merasa menambah dosa, ya nyantai aja dong"
"Ganas tahan....marah dosa...kalau kepanasan gantung diri di pohon cabai" ejek Sesilia pada Tamariska dan antek-anteknya.
"Udah...udah gaes, yuk kita pindah saja, kita nggak usah ngurusin mereka" lerai Tamara.